Park Ride Sejarah Pelabuhan Ajibata

Dengan demikian, fungsi dermaga bagi calon penumpang jenis Kiss Ride adalah : • Tempat kendaraan penghantar datang dan langsung pergi • Tempat dapat membeli tiket • Tempat menunggu • Tempat naik angkutan diluar pelabuhan

d. Park Ride

Bagi calon penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi ke pelabuhan, maka terlebih dahulu penumpang akan memarkir kendaraannya di area parkir dan menuju loket untuk membeli tiket. Selanjutnya penumpang akan menunggu di ruang tunggu di mana ruang tunggu yang dimaksud berdekatan dengan dermaga, dan menunggu beberapa saat sampai kapal yang dimaksud tiba di dermaga. Kemudian penumpang naik ke kapal dan bersama kapal meninggalkan dermaga. Dengan demikian, fungsi dermaga bagi calon penumpang jenis Park Ride, adalah : • Tempat kendaraannya dapat diparkir selama dia melakukan perjalanan • Tempat membeli tiket • Tempat dia harus menunggu • Tempat naik bis dan memulai perjalannya. • Tempat dia mengakhiri perjalannya dengan bis untuk kemudian menggunakan kendaraan yang diparkir untuk pulang ke rumah e. Pejalan Kaki Bagi seorang pejalan kaki yang ingin menggunakan kapal untuk melakukan kegiatan penyeberangan, maka penumpang harus datang ke pelabuhan dengan berjalan kaki. Sesampainya di pelabuhan maka penumpang ini akan membeli tiket. Selanjutnya penumpang akan menuju ke ruang tunggu di mana kapal yang dimaksud berdekatan dengan dermaga, dan menunggu beberapa saat sampai kapal yang diimaksud tiba di dermaga, kemudian naik ke kapal dan meninggalkan dermaga. Universaitas Sumatera Utara Dengan demikian, fungsi dermaga bagi calon penumpang pejalan kaki, adalah : • Tempat membeli tiket • Tempat menunggu • Tempat naik ke kapal dan memulai perjalanannya. • Tempat mengakhiri perjalanannya dengan kapal untuk kemudian menggunakan kendaraan angkutan di luar gerbang pelabuhan untuk pulang ke rumah. Jika kesemua komponen di atas diakomodasi dalam sebuah pelabuhan maka mekanisme yang ada secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.2. Gambar 2.15 Mekanisme Aktifitas Penumpang Di Pelabuhan Sumber : Analisis Penulis, 2014 2.4 Kenyamanan 2.4.1 Definisi Kenyamanan Aspek kenyamanan dermaga berkaitan dengan kelengkapan fasilitas baik dari Universaitas Sumatera Utara sisi darat pelabuhan, maupun dari sisi danau kapal. Fasilitas seperti kamar kecil dan ruang tunggu yang memadai akan memberikan kenyamanan bagi pengguna jasa dermaga, serta tingkat kebersihan pelabuhan maupun kapal. Kenyamanan pada ruang terbuka menurut Rustam Hakim 1993 adalah penentu bagaimana ruang terbuka dan fasilitasnya mempengaruhi pengunjung dalam menikmati suguhan yang ditawarkan oleh ruang terbuka itu sendiri. Menurut Project For Public Space PPS suatu tempat yang berhasil adalah dapat diakses dan mempunyai keterkaitan linkage, nyaman dan memiliki pemandangan yang bagus, dan dapat menampung segala aktivitas yang mampu berfungsi dengan baik. Gambar 2.16 Kriteria Ruang Publik Sumber: www.pps.org Suwarto 2009 menyebutkan terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kenyamanan, yaitu antara lain : Pengukuran Wujud Kriteria Universaitas Sumatera Utara a Sarana dan Prasarana Pelayanan angkutan penyeberangan pada umumnya sudah semakin diperluas. Pada awalnya angkutan ini ditujukan sebagai penghubung antar pulau sebagai pengganti jembatan. Namun perkembangannya jauh lebih pesat, tidak hanya sebagai pengganti jembatan dalam arti jarak pendek, tetapi telah melayani angkutan antar pulau dengan jarak relatif jauh. Akan tetapi, dengan semakin jauhnya jarak angkutan penyeberangan ini, harus pula diikuti dengan peningkatan kualitas, terutama dari segi keselamatan Munawar, 2007:5. Adanya peningkatan kualitas akan mampu menambah jumlah arus penumpang maupun barang yang dibongkar-muat pada suatu pelabuhan penyeberangan. Untuk penyelenggaraan jenis angkutan penyeberangan diperlukan adanya suatu sarana dan prasarana yang memadai dan memenuhi standar keamanan yang ditetapkan seperti perawatan pengadaan kapal dengan standar keamanan yang tinggi serta pembangunan pelabuhan-pelabuhan yang memadai. Sarana dan prasarana pelabuhan meliputi fasilitas pelabuhan, fasilitas dermaga, serta jenis armada kapal yang beroperasi pada pelabuhan tersebut Suwarto, 2009. b Aksesibilitas Aksesibilitas atau keterjangkauan adalah konsep yang menghubungkan antara sistem tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya Manullang, 2006. Keberadaan dermaga pada pelabuhan erat terkait dengan mudah tidaknya suatu dermaga dijangkau oleh penumpang. Salah satu syarat pembangunan kawasan pelabuhan harus ada hubungan yang mudah dijangkau dengan berbagai moda angkutan seperti area parkir dan ruang tunggu. Lokasi yang jauh dari angkutan akan mempersulit penumpang untuk beralih moda angkutan Iskandar, 2011:17. Pelabuhan yang ideal adalah pelabuhan yang mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, baik dari segi lokasi, jarak, waktu, dan biaya. c Sumber Daya Manusia Universaitas Sumatera Utara Setiap petugas operasional pelabuhan seharusnya mempunyai latar belakang pendidikan kepelabuhan, minimal memiliki kursus ASDP Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Suwarto, 2009. Dengan demikian hal-hal yang bersifat teknis dalam kegiatan kepelabuhan seperti perawatan sarana dan prasarana pelabuhan serta pelayan penumpang dapat dilakukan secara optimal.

2.4.2 Faktor-Faktor Kenyamanan

Menurut Hakim 1993 faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan adalah :

1. Sirkulasi

Sirkulasi sangat berpengaruh terhadap pola pergerakan dari ruang yang satu ke ruang yang lain. Pembagian sirkulasi menurut fasilitasnya adalah sebagai berikut : - Sirkulasi Manusia, yaitu meliputi jalur pedestrian yang saling berhubungan dengan aktivitas di dalamnya. Hal ini perlu di perhatikan dalam perencanaan dermaga dalam mewadahi aktivitas manusia naik turun kapal. - Sirkulasi kendaraan, yaitu meliputi area parkir dalam mencapai kemudahan menuju dermaga.

2. Kebisingan

Sebagai tipologi dari ruang terbuka publik, dermaga mengalami tingkat kebisingan yang tinggi pada saat embarkasi debarkasi penumpang dari kapal ferry. Hal ini merupakan salah satu masalah yang mengganggu kenyamanan penumpang. Dalam mengatasinya dapat dikurangi dengan menanam tanaman-tanaman tertentu sebagai elemen penyaring kebisingan.

3. Keamanan

Faktor keamanan merupakan salah satu masalah yang penting karena masalah ini dapat menghambat aktivitas yang akan dilakukan. Faktor keamanan yang dimaksud tidak sebatas kejahatan saja tetapi juga terhadap hal-hal lain misalnya keamanan konstruksi dari segi material dermaga yang menyangkut keselamatan dalam embarkasi debarkasi dari kapal ferry.

4. Keindahan

Universaitas Sumatera Utara Faktor keindahan merupakan hal yang perlu diperhatikan mencakup kepuasan batin dan panca indera sehingga rasa nyaman dapat di peroleh. Hal ini dapat dilihat dari kondisi dermaga berupa material yang diguunakan, lampu-lampu, variasi pohon dan tanaman.

5. Kebersihan

Faktor kebersihan merupakan sesuatu yang dapat menambah nilai ketertarikan suatu tempat serta menambah nilai kenyamanan pada dermaga. Hal ini dapat terpenuhi dengan ketersediaan tempat sampah di tempat tertentu.

6. Iklim atau cuaca

Salah satu hal yang mempengaruhi kenyamanan secara thermal adalah radiasi matahari, angin dan curah hujan. - Sinar Matahari berpengaruh terutama pada siang hari maka perlu adanya peneduh. Dengan adanya peneduh, diharapkan sinar matahari langsung dapat berkurang.

7. Aroma

Pada daerah pembuangan sampah, maka bau yang tidak sedap akan tercium oleh orang yang berada atau melalui daerah tersebut. Hal ini dapat dikurani dengan ditanami poho atau semak yang dapat mengurangi bau. Universaitas Sumatera Utara 32

BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PENELITIAN

3.1 Sejarah Pelabuhan Ajibata

Awal Pelabuhan Ajibata dilayani oleh Kapal Ferry Tao Toba I dan II dimulai dari usaha keras dan proses yang cukup panjang yang dirintis oleh OTB Sitanggang, pemilik Pelabuhan beserta Kapal Tao Toba I dan Tao Toba II. Diawali dari rasa keprihatinan OTB Tahun 1970 yang melihat keterisolasian sekelompok ibu dari Pulau Samosir yang berjualan di Pasar Tigaraja namun mengalami kesulitan untuk kembali ke Pulau Samosir. Ibu-ibu ini tidak dapat kembali ke Pulau Samosir karena kapal yang tersedia di Pelabuhan Tigaraja sangat terbatas, baik jumlah maupun jadwal tetap. Hal ini sering mengakibatkan ibu-ibu tersebut harus menginap di Tigaraja sehingga memerlukan tambahan biaya yang tentu tidak seimbang dengan penghasilan berjualan di Pasar Tigaraja. Situasi dan kondisi ini melahirkan ide bagi pembangunan dermaga pelabuhan yang dapat melayani secara reguler berjadwal antara Ajibata dan Tomok. Gambar 3.1 Skema Jalur Transportasi Penyeberangan Sumber : Ilustrasi Pribadi, 2014 Tahun 1976, OTB berusaha untuk mendapatkan izin dari Jenderal LB. Moerdani selaku Pemimpin Operasi Pengambilalihan Timor Timur untuk diperbolehkan mengangkut sebuah ferry penyeberangan yang sudah lama Universaitas Sumatera Utara menganggur di Dili karena kondisi perang. Namun usaha itu tidak mendapat dukungan untuk mewujudkan ide ferry tersebut. Walau demikian, OTB tetap terobsesi untuk dapat mewujudkan ferry penyeberangan di Samosir. Pada Tahun 1982, OTB terlibat dalam suatu proyek dengan Departemen Perhubungan, dalam kesempatan ini digunakannya untuk melobi para pejabat baik di Provinsi Sumatera Utara maupun Jakarta agar mendukungnya dalam pembangunan ferry penyeberangan Samosir. Dirjen Perhubungan pada awalnya menolak karena proyek pembangunan ferry tersebut dianggap tidak prospektif dan tidak membawa keuntungan. Dengan upaya gigih akhirnya Dirjen memberi izin syarat, izin akan diberikan apabila telah menunjukkan design ferry yang dibuat perusahaan yang berkompeten dan memiliki dana untuk pembangunan ferry. Setelah itu, apabila dalam dua tahun tidak ada tanda- tanda pembangunan, maka tahun ketiga izin ferry tersebut akan dicabut. Dengan jaminan izin dari Departemen Perhubungan, OTB memperoleh izin Pelabuhan dari Bupati Tapanuli Utara serta diberikan sebidang tanah oleh pemerintah kabupaten untuk lokasi bertambatnya ferry yakni Ajibata yang bertetangga dengan Tigaraja, atau hanya berjarak lima kilometer dari kota wisata Parapat. Ajibata merupakan wilayah Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Toba Samosir, sedangkan Parapat masuk wilayah Kabupaten Simalungun. Karena samosir juga termasuk wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, OTB menciptakan strategi agar jalur pelayanan ferry hanya berurusan pada satu wilayah saja, yakni Ajibata – Tomok Samosir. Proyek pembuatan kapal ferry penyeberangan beserta Pelabuhan Ajibata – Tomok diwujudkan secara swadaya menggunakan berbagai rujukan tentang pembuatan ferry. Proyek ini dibangun oleh PT. Kartapura, sebuah perusahaan yang khusus menangani pembuatan kapal ferry penyeberangan. Perusahaan ini cukup berkompeten dalam pembuatan ferry dan bermarkas di Tanjung Priok. Pada pertengahan Tahun 1986, pembuatan kapal ferry pun telah selesai dan OTB memberi namanya “Tao Toba” Artinya Danau Toba. Universaitas Sumatera Utara

3.2 Deskripsi Kawasan Pelabuhan Ajibata