Belajar Menurut Konstruktivisme Hasil Belajar

6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar Menurut Konstruktivisme

Belajar dalam pandangan teori konstruktivisme didefinisikan sebagai proses aktif siswa dalam mengkonstruksi arti, wacana, dialog, dan pengalaman fisik yang di dalamnya terjadi proses asimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah dipelaja ri Rifa’i Anni 2011. Berdasarkan definisi tersebut maka belajar adalah lebih dari sekedar mengingat dan menghafalkan materi. Siswa diharapkan dapat mengkonstruksi makna atas informasi yang diterima oleh otak. Informasi pengetahuan atau gagasan pemikiran guru tidak semata-mata langsung dipindahkan kepada siswa, melainkan siswa harus aktif membentuk pemikiran atau gagasan secara mandiri. Siswa merupakan individu yang harus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada pendekatan konstruktivisme siswa dilatih untuk memecahkan masalah kompleks dan menemukan keterampilan dasar yang diperlukan dengan didukung bantuan guru. Praktik pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran dilakukan melalui belajar kolaboratif, sehingga siswa akan lebih mudah menemukan dan menguasai konsep yang sukar apabila mereka dapat membahasnya bersama anggota kelompok. Penelitian mengenai penerapan pendekatan konstruktivisme menunjukkan bahwa pendekatan konstruktivisme mempengaruhi hasil belajar siswa dan mencapai ketuntasan belajar lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan konvensional atau metode ceramah Anwar 2007. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih memfokuskan pada keberhasilan siswa dalam mengorganisasi pengetahuan dan pengalaman mereka, bukan kepatuhan siswa dalam merefleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru.

2.2 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar Rifa’i Anni 2011. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, penalaran, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain pada diri individu pembelajar. Hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah yang dikenal sebagai ranah belajar taksonomi Bloom Sudjana 2009. Tiga ranah hasil belajar tersebut sebagai berikut. 1 Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual, terdiri atas kemampuan mengingat C1 rememberring, memahami C2 understanding, menerapkan C3 applying, menganalisis C4 analyzing, menilai C5 evaluating, dan mencipta C6 creating. 2 Ranah afektif, berkenaan dengan sikap atau perilaku, terdiri atas lima aspek penting yaitu sebagai berikut: a Sikap, merupakan suatu kencenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek; b Minat, merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; c Konsep diri, adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya; d Nilai diri, merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan buruk; dan e Moral, berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri, dan berkaitan perasaan dengan orang lain. 3 Ranah psikomotor, berkenaan dengan keterampilan skill yang bersifat manual atau motorik, terdiri atas kemampuan mengamati observe, bereaksi react, beraktivitas act, beradaptasi adapt, melakukan aktivitas yang sesungguhnya outhenticate, mengharmonisasikan beberapa hal harmonize, berimprovisasi improve, dan berinovasi innovate. Penilaian ranah psikomotor dapat dilakukan melalui penilaian dengan menyesuaikan kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan pada suatu pembelajaran. Keterampilan dalam PBL mengacu pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, meliputi keterampilan melakukan penyelidikan, hasil penyelidikan, membuat laporan, strategi presentasi dan keterampilan berbicara Shadaika et al. 2015.

2.3 Model PBL