hasil penyelidikan, membuat laporan, strategi presentasi dan keterampilan berbicara Shadaika et al. 2015.
2.3 Model PBL
PBL merupakan sebuah metode atau model mengajar dimana siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam masa yang diperpanjang
untuk menginvestigasi dan merespon pertanyaan, permasalahan kompleks, atau sebuah tantangan Buck Institute for Education. Pada proses pembelajaran
dengan model PBL, siswa didorong dengan pertanyaan bermakna untuk dieksplor, dihadapkan dengan sebuah masalah nyata untuk dipecahkan atau
sebuah tantangan untuk merancang atau membuat suatu hasil karya. Siswa perlu mencari tahu topik, informasi atau materi terkait dengan mengajukan
pertanyaan dan mengembangkan jawaban mereka sendiri. Siswa diberikan kebebasan untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara
kooperatif, dan akhirnya menghasilkan produk hasil kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain.
Menurut Touimi et al. 2013 PBL adalah sebuah pendekatan belajar yang menghadirkan aspek-aspek yang dapat mengembangkan keterampilan
belajar, seperti kerja kelompok, komunikasi dan berpikir kritis. Pembelajaran dengan model PBL memiliki kelebihan karena siswa dapat mengembangkan
keterampilan diri tanpa mengorbankan pentingnya ilmu pengetahuan. Metode proyek berkelompok memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja
dalam kelompok pada periode yang ditentukan dengan tidak mengabaikan individu. Siswa dapat memperluas pandangan tentang bagaimana siswa dapat
belajar atau mendapat informasi dan melengkapi tugas mereka dengan benar. Kemampuan interpersonal seperti komunikasi, perencanaan dan manajemen
waktu dapat dilatihkan pada siswa melalui pendekatan PBL. Hasil penelitian The Auto Desk Foundation menegaskan beberapa
karakteristik model PBL Global SchoolNet 2000. Model PBL adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1
siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja; 2 adanya
permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa; 3 siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang
diajukan; 4 siswa secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan; 5 proses evaluasi
dijalankan secara kontinyu; 6 siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan; 7 produk akhir aktivitas belajar akan
dievaluasi secara kualitatif; 8 situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Model PBL secara efektif dapat meningkatkan perkembangan perilaku positif dan tingkat prestasi akademik siswa. Siswa yang mengalami
pembelajaran dengan penerapan model PBL lebih sukses dan memiliki tingkat perilaku yang lebih baik terhadap pelajaran daripada siswa yang menerima
pelajaran dengan metode mengajar yang berpusat pada buku pelajaran Bas 2011. PBL juga memberikan keuntungan dalam pembelajaran, diantaranya
yaitu 1 siswa dapat memperkaya dan memperluas pengetahuan melalui kerja tim; 2 peningkatan sikap yang positif dalam pembelajaran melalui kerja
kelompok; dan 3 siswa terlibat aktif dalam proses belajar Filippataou Kaldi 2010. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL, siswa saling
berinteraksi dan membantu siswa lain yang mengalami kesulitan memahami materi. Interaksi siswa mengakibatkan siswa terlibat secara langsung dalam
proses belajar, sehingga secara signifikan terjadi perubahan pada siswa setelah mendapat pengalaman belajar pada penerapan model PBL.
Langkah-langkah pembelajaran dalam PBL yang dikembangkan dari The teacher’s guide to PBL Patton 2012 sebagai berikut.
1 Start with the essential question Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan kepada siswa untuk melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan tersebut mendorong siswa untuk menemukan ide atau gagasan yang
menentukan langkah siswa pada pembelajaran PBL.
2 Design a plan for the project Proses merencanakan proyek dilakukan secara kolaboratif antara guru dan
siswa. Keterlibatan siswa dalam proses perencanaan membuat siswa terikat dan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan meliputi kegiatan
menyusun langkah kerja, menentukan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek atau
materi lain yang berhubungan, serta memilih alat dan bahan yang digunakan dalam pengerjaan proyek.
3 Create a schedule Guru dan siswa berkolaborasi menyusun jadwal aktivitas pengerjaan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain: 1 membuat timeline untuk menyelesaikan proyek; 2 membuat deadline penyelesaian proyek; 3 membimbing siswa agar
merencanakan metode baru; 4 membimbing siswa ketika mereka membuat metode yang tidak berhubungan dengan proyek; dan 5 meminta siswa untuk
membuat penjelasan alasan tentang pemilihan suatu metode. 4 Monitor the students and the progress of the project
Guru bertanggungjawab melakukan pemantauan terhadap aktivitas siswa selama pengerjaan proyek. Pemantauan dilakukan dengan menfasilitasi siswa
pada setiap proses yang dilakukan, sehingga dapat dikatakan guru berperan menjadi mentor terhadap aktivitas siswa.
5 Assess the outcome Penilaian berperan untuk mengevaluasi kemajuan setiap siswa, membantu guru
dalam mengukur ketercapaian standar, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, dan membantu guru dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya. 6 Evaluate the experience
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan proyek yang telah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik
secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama mengerjakan proyek.
Guru dan siswa berdiskusi untuk menemukan cara memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru new inquiry untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap
pertama pembelajaran. Penilaian evaluation dalam pembelajaran dengan penerapan model
PBL harus menyesuaikan kebutuhan dan aspek yang ditargetkan. Pembelajaran dengan model PBL perlu membandingkan antara tujuan proyek dengan hasil
belajar sehingga dibutuhkan sebuah penilaian untuk proyek dari pekerjaan yang telah dilakukan baik dilakukan selama proyek dikerjakan atau sesudah
pembelajaran Touimi et al. 2013. Penilaian perlu dilakukan secara otentik agar dapat mengukur keterampilan siswa secara tepat. Teknik penilaian dapat
dilakukan dengan self assessment, peer assessment maupun assessment by tutor asalkan dapat mengevaluasi penampilan dan hasil karya siswa.
2.4 Kerangka Berpikir