f. Ajarkan dan kuatkan pasien untuk menggunakan perilaku koping yang efektif
dan mengekspresikan perasaan dengan tepat. g.
Hindari memberi penguatan positif terhadap perilaku melukai diri sendiri. h.
Berikan konsekuensi yang telah ditentukan jika pasien terlibat dalam perilaku membahayakan diri.
i. Membantu pasien untuk mengidentifikasi situasi pemicu dan perasaan yang
mendorong perilaku membahayakan diri sendiri. j.
Monitor pasien untuk efek samping obat dan hasil yang diinginkan. k.
Monitor pasien untuk impuls berbahaya yang dapat berkembang menjadi pikiran gerakanbunuh diri.
NIC : Suicide prevention Pencegahan bunuh diri
a. Tentukan keberadaan dan tingkat risiko bunuh diri.
b. Tentukan apakah pasien memiliki sarana yang tersedia untuk menindaklanjuti
rencana bunuh diri. c.
Obati dan kelola segala penyakit jiwa atau gejala yang dapat menempatkan pada risiko untuk bunuh diri.
d. Melakukan pemeriksaan mulut setelah pemberian obat untuk memastikan
pasien tidak menyimpan obat di pipi untk upaya overdosis nantinya. e.
Memberikan sejumlah kecil obat preskriptif yang mungkin mengurangi keinginan bunuh diri.
f. Monitor untuk efek samping obat dan hasil yang diinginkan.
g. Libatkan pasien dalam perencanaan perawatannya sendiri, jika sesuai.
h. Anjurkan pasien dalam menggunakan koping yang strategis.
i. Kontrak lisan atau tertulis dengan pasien untuk tidak membahayakan diri
untuk jangka waktu tertentu, kontrak kembali pada interval waktu tertentu, yang sesuai.
j. Bantu individu dalam membahas perasaannya terkait kontrak yang dibuat.
k. Amati individu untuk tanda ketidaksesuaian yang mungkin menunjukkan
kurangnya komitmen untuk memenuhi kontrak. l.
Berinteraksi dengan pasien secara berkala untuk menyampaikan kepedulian
dan keterbukaan dan untuk memberikan kesempatan bagi pasien untuk berbicara tentang perasaan.
m. Lakukan pendekatan yang tidak menghakimi dalam membahas bunuh diri.
n. Bantu pasien untuk mengidentifikasi orang-orang yang mendukungnya.
o. Periksa lingkungan secara rutin untuk menghilangkan barang yang berbahaya.
p. Batasi pengunjung yang berpotensi memiliki alat yang bisa digunakan untuk
bunuh diri. 2.
Resiko kekerasan : pada orang lain
Kriteria HasilNOC : a.
Menunjukkan kontrol penyerangan yang dibuktikan oleh indikator sebutakn nilai 1-5: tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering atau konsisten:
menahan diri dari: Mengucapkan kata-kata kasar dan memukul
Melukai orang lain atau hewan Menghancurkan barang-barang
Mengidentifikasi rasa marah, frustasi dan perilaku agresif
b. Menunjukkan kontrol impuls yang dibuktikan oleh indikator:
Melepaskan perasaan negatif dengan tepat Mengidentifikasi perilaku atau perasaan yang mengarah pada tindakkan
impulsif Mengidentifikasi konsekuensi atau aksi impulsive pada diri sendiri dan
orang lain Menghindari situasi dan lingkungan yang beresiko tinggi
Menggungkapkan pengontrolan impuls
IntervensiNIC:
NIC : Abuse protection support Dukungan perlindungan kekerasan
a. Identifikasi riwayat masa kecil tidak bahagia yang terkait dengan
penyalahgunaan, penolakan, kritik berlebihan, atau perasaan menjadi tidak berharga dan tidak dicintai sebagai anak-anak.
b. Identifikasi kesulitan mempercayai orang lain ataumerasa tidak suka dengan
orang lain . c.
Identifikasi apakah meminta bantuan merupakan indikasi ketidakmampuan bagi pasien.
d. Identifikasi tingkat isolasi sosial dalam keluarga.
e. Identifikasi situasi krisis yang dapat memicu kekerasan, seperti kemiskinan,
pengangguran, perceraian, atau kematian orang yang dicintai. f.
Catat waktu dan durasi dari selama kunjungan hospitalisasi. g.
Dengarkan dengan penuh perhatian pasien yang berbicara tentang masalahnya.
NIC : Anger control assistance Bantuan kontrol kemarahan
a. Binahubungan saling percaya.
b. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan .
c. Tentukan perilaku yang tepat untuk mengekspresikan rasa marah.
d. Batasi akses ke situasi yang menyebabkan frustasi sampai pasien mampu
mengekspresikan kemarahan secara adaptif. e.
Pantau potensi agresi yang tidak pantas dan berikan intervensi sebelum muncul.
f. Cegah kerusakan fisik jika kemarahan diarahkan pada diri sendiri atau orang
lain. g.
Gunakan kontrol eksternal seperti pengekangan. h.
Berikan umpan balik pada perilaku untuk membantu pasien mengidentifikasi kemarahan.
i. Bantu pasien dalam mengidentifikasi sumber kemarahan.
j. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
3. Gangguan proses pikir