d. Dukung usaha-usaha yang dilakukan pasien, keluarga dan teman-teman untuk
berinteraksi. e.
Dukung hubungan dengan orang lain yang mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama.
f. Anjurkan aktivitas sosial dan komunitas.
g. Berikan umpan balik tentang peningkatan dalam perawatan penampilan diri
atau aktivitas lainnya. h.
Tingkatkan rasa berbagi diantara orang lain tentang masalah-masalah yang biasa terjadi.
i. Dukung pasien dalam melakukan kegiatan seperti menonton tv.
j. Ikut sertakan pasien dalam kegiatan berkelompok.
k. Bantu pasien meningkatkan kesadaran akan kekuatan dan pembatasan dalam
berkomunikasi dengan orang lain. l.
Gunakan permainan peran untuk berlatih mengembangkan kemampuan dan teknik komunikasi.
m. Anjurkan perencanaan grup kecil untuk aktivitas khusus.
6. Resiko bunuh diri
Kriteria HasilNOC : a.
Risiko bunuh diri hilang seperti ditunjukkan oleh kontrol depresi, level depresi, kontrol pemikiran menyimpang, kontrol impuls, pengendalian bunuh
diri dan keinginan untuk hidup. b.
Pengendalian bunuh diri di tunjukkan dalam sebutkan nilai1-5 Mencari bantuan ketika perasaan ingin bunuh diri muncul
Menyatakan ide bunih diri jika muncul Menahan diri dari memperoleh keinginan untuk bunuh diri
Tidak membuang barng-barang Tidak mencoba bunuh diri
IntervensiNIC: NIC
: Anger control assistanceBantuan kontrol kemarahan
a. Binahubungan saling percaya.
b. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan .
c. Tentukan perilaku yang tepat untuk mengekspresikan rasa marah.
d. Batasi akses ke situasi yang menyebabkan frustasi sampai pasien mampu
mengekspresikan kemarahan secara adaptif. e.
Pantau potensi agresi yang tidak pantas dan berikan intervensi sebelum muncul.
f. Cegah kerusakan fisik jika kemarahan diarahkan pada diri sendiri atau orang
lain. g.
Gunakan kontrol eksternal seperti pengekangan. h.
Berikan umpan balik pada perilaku untuk membantu pasien mengidentifikasi kemarahan.
i. Bantu pasien dalam mengidentifikasi sumber kemarahan.
j. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
NIC : Suicide preventionPencegahan bunuh diri
a. Tentukan keberadaan dan tingkat risiko bunuh diri.
b. Tentukan apakah pasien memiliki sarana yang tersedia untuk menindaklanjuti
rencana bunuh diri. c.
Obati dan kelola segala penyakit jiwa atau gejala yang dapat menempatkan pada risiko untuk bunuh diri.
d. Melakukan pemeriksaan mulut setelah pemberian obat untuk memastikan
pasien tidak menyimpan obat di pipi untk upaya overdosis nantinya. e.
Memberikan sejumlah kecil obat preskriptif yang mungkin mengurangi keinginan bunuh diri.
f. Monitor untuk efek samping obat dan hasil yang diinginkan.
g. Libatkan pasien dalam perencanaan perawatannya sendiri, jika sesuai.
h. Anjurkan pasien dalam menggunakan koping yang strategis.
i. Kontrak lisan atau tertulis dengan pasien untuk tidak membahayakan diri
untuk jangka waktu tertentu, kontrak kembali pada interval waktu tertentu, yang sesuai.
j. Bantu individu dalam membahas perasaannya terkait kontrak yang dibuat.
k. Amati individu untuk tanda ketidaksesuaian yang mungkin menunjukkan
kurangnya komitmen untuk memenuhi kontrak. l.
Berinteraksi dengan pasien secara berkala untuk menyampaikan kepedulian dan keterbukaan dan untuk memberikan kesempatan bagi pasien untuk
berbicara tentang perasaan. m.
Lakukan pendekatan yang tidak menghakimi dalam membahas bunuh diri. n.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi orang-orang yang mendukungnya. o.
Periksa lingkungan secara rutin untuk menghilangkan barang yang berbahaya. p.
Batasi pengunjung yang berpotensi memiliki alat yang bisa digunakan untuk bunuh diri.
NIC : Surveillance : safetyPengawasan keselamatan
a. Awasi pasien untuk perubahan dalam fungsi fisik atau kognitif yang dapat
mengakibatkan perilaku yang tidak aman. b.
Awasi lingkungan untuk potensi bahaya keamanan. c.
Tentukan tingkat pengawasan yang dibutuhkan oleh pasien, berdasarkan tingkat fungsi dan bahayadalam lingkungan.
d. Berikan pengawasanyang sesuai untuk memantau pasien dan memungkinkan
untuk tindakan terapeutik, sesuai kebutuhan. e.
Tempatkan pasien di lingkungan minim bahaya yang sesuai kebutuhan pengawasan.
f. Mulai dan pertahankan status pencegahan dan pengaturan perawatan untuk
pasien berisiko tinggi untuk bahaya khusus. g.
Komunikasikan resiko bahaya pasien dengan petugas kesehatan lainnya.
7. Koping individu tidak efektif