Melukai orang lain atau hewan Menghancurkan barang-barang
Mengidentifikasi rasa marah, frustasi dan perilaku agresif
b. Menunjukkan kontrol impuls yang dibuktikan oleh indikator:
Melepaskan perasaan negatif dengan tepat Mengidentifikasi perilaku atau perasaan yang mengarah pada tindakkan
impulsif Mengidentifikasi konsekuensi atau aksi impulsive pada diri sendiri dan
orang lain Menghindari situasi dan lingkungan yang beresiko tinggi
Menggungkapkan pengontrolan impuls
IntervensiNIC:
NIC : Abuse protection support Dukungan perlindungan kekerasan
a. Identifikasi riwayat masa kecil tidak bahagia yang terkait dengan
penyalahgunaan, penolakan, kritik berlebihan, atau perasaan menjadi tidak berharga dan tidak dicintai sebagai anak-anak.
b. Identifikasi kesulitan mempercayai orang lain ataumerasa tidak suka dengan
orang lain . c.
Identifikasi apakah meminta bantuan merupakan indikasi ketidakmampuan bagi pasien.
d. Identifikasi tingkat isolasi sosial dalam keluarga.
e. Identifikasi situasi krisis yang dapat memicu kekerasan, seperti kemiskinan,
pengangguran, perceraian, atau kematian orang yang dicintai. f.
Catat waktu dan durasi dari selama kunjungan hospitalisasi. g.
Dengarkan dengan penuh perhatian pasien yang berbicara tentang masalahnya.
NIC : Anger control assistance Bantuan kontrol kemarahan
a. Binahubungan saling percaya.
b. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan .
c. Tentukan perilaku yang tepat untuk mengekspresikan rasa marah.
d. Batasi akses ke situasi yang menyebabkan frustasi sampai pasien mampu
mengekspresikan kemarahan secara adaptif. e.
Pantau potensi agresi yang tidak pantas dan berikan intervensi sebelum muncul.
f. Cegah kerusakan fisik jika kemarahan diarahkan pada diri sendiri atau orang
lain. g.
Gunakan kontrol eksternal seperti pengekangan. h.
Berikan umpan balik pada perilaku untuk membantu pasien mengidentifikasi kemarahan.
i. Bantu pasien dalam mengidentifikasi sumber kemarahan.
j. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
3. Gangguan proses pikir
Kriteria HasilNOC : a.
Menunjukkan orientasi kognitif, ditandai dengan indikator berikut sebutkan nilainya 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan
konsisten:mengidentifikasi diri; orang lain yang penting, tempat tertentu; hari, bulan, tahun, dan musim yang tepat.
b. Menunjukkan pembuatan keputusan, ditandai dengan indikator berikut
sebutkan nilainya 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan konsisten ditunjukkan.
c. Menunjukkan identitas, ditandai dengan indikator berikut sebutkan nilainya
1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan konsisten ditunjukkan: Mengungkapkan identitas personal dengan jelas
Membedakan diri dengan lingkungan dan orang lain Mengenal konflik interpersonal dengan intrapersonal
d. Menunjukkan status neurologis: kesadaran, ditandai dengan indikator berikut
sebutkan nilainya 1-5 : ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan:
Membuka mata terhadap adanya stimulus eksternal Mematuhi perintah
Berespon terhadap stimulus lingkungan
IntervensiNIC : NIC
: Anxiety Reduction Penurunan Kecemasan a.
Gunakan pendekatan yang menenangkan : mendengarkan penuh perhatian. b.
Berikan informasi terkait diagnosa, penanganan dan prosedur. c.
Identifikasi perubahan tingkat kecemasan. d.
Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang mencetuskan kecemasan. e.
Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan. f.
Ajarkan teknik relaksasi: Nafas dalam, distraksi. g.
Kolaborasi pemberian antiasietas.
NIC
: Delusion Management Manajemen Delusi a.
Berikan pasien kesempatan untuk mendiskusikan delusinya. b.
Hindari perdebatan tentang isi delusi atau menguatkannya. c.
Fokuskan diskusi pada penekanan perasaan, bukan isi delusi seperti “hal itu mungkin terjadi karena anda merasa takut”.
d. Anjurkan pasien untuk menvalidasi delusi dengan orang yang dipercaya.
e. Bantu pasien mengidentifikasi situasi di mana masyarakat tiak dapat
menerima delusinya. f.
Monitoring kemampuan perawatan diri. g.
Monitoring status fisik pasien, berikan istirahat dan nutrisi yang adekuat. h.
Monitoring delusi yang membahayakan pasien atau orang lain. i.
Berikan kenyamanan dan keselamatan pada pasien dan orang disekitarnya ketika pasien tidak dapat mengontrol tingkah lakunya : pengekangan fisik.
j. Bantu pasien menghindari menghilangkan stresor yang mencetuskan delusi.
k. Pertahankan aktivitas harian.
l. Kolaborasi pemberian obat antipsikosis dan antiansietas.
m. Monitoring efek samping obat.
n. Berikan penkes pada keluarga tentang cara mengahadapi pasien dengan delusi.
NIC : Hallucitation Managementmanajemen halusinasi
a. Monitoring kecemasan dan stimulasi lingkungan.
b. Pertahankan lingkungan yang aman.
c. Catat tingkah laku yang mengindikasi halusinasi.
d. Lakukan komunikasi terbuka dan jelas.
e. Pertahankan kegiatan harian.
f. Berikan pasien kesempatan untuk mendiskusikan halusinasinya dan
mengekspresikan perasaannya. g.
Monitoring halusinasi yang membahayakan. h.
Hindari perdebatan tentang isi delusi atau menguatkannya. i.
Fokuskan diskusi pada penekanan perasaan, bukan isi halusinasi seperti “hal itu mungkin terjadi karena anda merasa takut”.
j. Anjurkan pasien untuk menvalidasi halusinasi dengan orang yang dipercaya.
k. Bantu pasien mengidentifikasi situasi di mana masyarakat tiak dapat
menerima halusinasinya. l.
Monitoring kemampuan perawatan diri. m.
Monitoring status fisik pasien, berikan istirahat dan nutrisi yang adekuat. n.
Berikan kenyamanan dan keselamatan pada pasien dan orang disekitarnya ketika pasien tidak dapat mengontrol tingkah lakunya : pengekangan fisik.
o. Kolaborasi pemberian obat antipsikosis dan antiansietas.
p. Monitoring efek samping obat.
q. Berikan penkes pada keluarga tentang cara mengahadi pasien dengan
halusinasi.
4. Defisit perawatan diri