Kriteria Diagnostik Skizofrenia Skizofrenia

kesehatan harus mempertimbangkan antara psikososial dan biologis pada penderita skizofrenia. Penyakit ini dapat mempengaruhi kepribadian pasien, masing-masing pasien mempunyai pembentukan psikologis yang unik. walaupun banyak teori psikodinamik terdahulu menyebutkan tentang patogenesis dari skizofrenia . Teori psikoanalitik , Freud 1923 didalam Kaplan Sadock 2007 mendalilkan skizofrenia dihasilkan dari fiksasi perkembangan yang terjadi lebih awal daripada puncak perkembangan neurosis. Fiksasi ini mengasilkan pengaruh dalam perkembangan ego dan freud mendalilkan pengaruh perkembangan tesebut dapat berkontribusi terhadap gejala skizofrenia. Teori belajar, berdasarkan teori belajar, anak-anak dengan skizofrenia mempelajari reaksi yang tidak rasional dan berfikir oleh orang tua yang memberikan masalah emosional yang signifikan. Dalam teori belajar, adanya hubungan yang kurang baik orang tua dengan anak-anak dapat berkembang menjadi skizofrenia, karena sedikitnya contoh model belajar ketika masih anak- anak.

1.3 Kriteria Diagnostik Skizofrenia

Menurut American Psychiatric Association 2000, beberapa gejala dibawah ini adalah kriteria diagnostik untuk penegakan diagnosa Skizofrenia pada klien dengan gangguan jiwa : a. Gejala karakteristik: dua atau lebih poin berikut, masing-masing terjadi dalam porsi waktu yang signifikan selama periode 1 bulan atau kurang bila berhasil diobati :  Delusi  Halusinasi  Bicara kacau contoh : sering melantur atau inkoherensi  Perilaku sangat kacau atau katatonik  Gejala negatif yaitu afek datar, kehilangan minat. Catatan : hanya dibutuhkan satu gejala kriteria apabila delusi bizar atau halusinasi terdiri atas suara yang terus menerus memberi komentar terhadap perilaku atau pikiran pasien, atau dua atau lebih suara yang saling bercakap- cakap. b. Disfungsi sosialokupasional: selama suatu porsi waktu yang signifikan sejak awitan gangguan, terdapat satu atau lebih area fungsi utama, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal atau perawatan diri yang berada jauh dibawah tingkatan yang telah dicapai sebelum awitan atau apabila awitan terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja, kegagalan mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademik, atau okupasional yang diharapkan. c. Durasi: tanda berkelanjutan gangguan berlangsung selama setidaknya 6 bulan. Periode 6 bulan ini harus mencakup setidaknya 1 bulan gejala atau kurang bila telah berhasil diobati yang memenuhi kriteria A yaitu gejala fase aktif dan dapat mencakup periode gejala prodromal atau residual. Selama periode gejala prodromal atau residual ini, tanda gangguan dapat bermanifestasi sebagai gejala negatif saja atau dua atau lebih gejala yang terdaftar dalam kriteria A yang muncul dalam bentuk yang lebih lemah contoh: keyakinan aneh, pengalaman perseptual yang tidak lazim. d. Tidak termasuk gangguan skizoafektif atau gangguan mood: gangguan skizoafektif dan gangguan mood dengan gejala psikotik telah hilang baik karena 1 tidak adanya episode depresif, manik, atau campuran mayor yang terjadi bersamaan dengan gejala fase aktif; maupun 2 jika episode mood terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya relatif singkat dibanding durasi periode aktif dan residual. e. Tidak termasuk karena gangguan zat atau kondisi medis : gangguan tersebut tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat contoh : obat yang disalahgunakan, obat medis atau kondisi medis umum. f. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif : jika terdapat riwayat gangguan autistik atau gangguan perkembangan pervasif lainnya, diagnosa tambahan skizofrenia hanya dibuat bila delusi atau halusinasi yang prominen juga terdapat selama setidaknya satu bulan atau kurang bila telah berhasil diobati. Berikut ini adalah tipe skizofrenia dari American Psychiatric Association, 2000 : a. Tipe paranoid Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut :  Preokupasi terhadap satu atau lebih delusi atau halusinasi auditorik yang sering  Tidak ada hal berikut ini yang prominen: bicara kacau, perilaku kacau atau katatonik, atau afek datar atau tidak sesuai. b. Tipe hebefrenik Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut :  Semua hal dibawah ini yang menonjol : - Bicara kacau - Perilaku kacau - Afek datar atau tidak sesuai  Tidak memenuhi kriteria tipe katatonik c. Tipe katatonik Tipe skizofrenia yang gambaran klinisnya didominasi setidaknya dua hal berikut : 1. Imobilitas motorik seperti yang ditunjukkan katalepsi atau stupor 2. Aktivitas motorik yang berlebihan yaitu yang tampaknya tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi stimulus eksternal. 3. Negativisme yang ekstrem resistensi yang tampaknya tidak bermotif terhadap semua intruksi atau dipertahankanya suatu postur rigid dari usaha menggerakkan atau mutisme. 4. Keanehan gerakan volunter yang aneh seperti yang ditunjukkan oleh posturing, gerakan stereotipik, mannerism yang menonjol atau seringai yang menonjol. 5. Ekolalia dan ekopraksia. d. Tipe tidak tergolongkan Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut : 1. Suatu tipe skizofrenia di mana ditemukan gejala yang memenuhi kriteria A, tetapi tidak memenuhi kriteria untuk tipe paranoid, terdisorganisasi, atau katatonik e. Skizofrenia residual Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut 1. Tidak ada delusi, halusinasi, bicara terdisorganisasi, dan perilaku katatonik terdisorganisasi atau katatonik yang menonjol. 2. Terdapat bukti kontinu adanya gangguan, sebagaimana diindikasikan oleh adanya negatif atau dua atau lebih gejala yang tercantum pada kriteria A untuk skizofrenia, yang tampak dalam bentuk yang lebih lemah contoh : keyakinan aneh, pengalaman perceptual tak lazim.

1.4 Perjalanan Klinis Penyakit Skizofrenia

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien dengan Halusinasi Pendengaran di Ruang Sipiso-Piso Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

9 98 138

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

5 96 92

Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan prioritas masalah Gangguan Kebutuhan Tidur pada Klien Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara Medan

0 27 46

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN MASALAH UTAMA HALUSINASI DENGAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN MASALAH UTAMA HALUSINASI DENGAR DI RUANG ARJUNA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH KLATEN.

1 2 11

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

0 0 11

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

0 0 2

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

0 0 4

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan prioritas masalah Gangguan Kebutuhan Tidur pada Klien Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 10

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien dengan Halusinasi Pendengaran di Ruang Sipiso-Piso Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 60