Perjalanan Klinis Penyakit Skizofrenia

1. Imobilitas motorik seperti yang ditunjukkan katalepsi atau stupor 2. Aktivitas motorik yang berlebihan yaitu yang tampaknya tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi stimulus eksternal. 3. Negativisme yang ekstrem resistensi yang tampaknya tidak bermotif terhadap semua intruksi atau dipertahankanya suatu postur rigid dari usaha menggerakkan atau mutisme. 4. Keanehan gerakan volunter yang aneh seperti yang ditunjukkan oleh posturing, gerakan stereotipik, mannerism yang menonjol atau seringai yang menonjol. 5. Ekolalia dan ekopraksia. d. Tipe tidak tergolongkan Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut : 1. Suatu tipe skizofrenia di mana ditemukan gejala yang memenuhi kriteria A, tetapi tidak memenuhi kriteria untuk tipe paranoid, terdisorganisasi, atau katatonik e. Skizofrenia residual Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut 1. Tidak ada delusi, halusinasi, bicara terdisorganisasi, dan perilaku katatonik terdisorganisasi atau katatonik yang menonjol. 2. Terdapat bukti kontinu adanya gangguan, sebagaimana diindikasikan oleh adanya negatif atau dua atau lebih gejala yang tercantum pada kriteria A untuk skizofrenia, yang tampak dalam bentuk yang lebih lemah contoh : keyakinan aneh, pengalaman perceptual tak lazim.

1.4 Perjalanan Klinis Penyakit Skizofrenia

Onset bisa tiba-tiba atau tersembunyi, namun sebagian besar pasien terlambat mengetahui perkembangan penyakit. Biasanya diketahui ketika adanya perkembangan tanda dan gejala lanjutan seperti isolasi sosial, perubahan perilaku, kehilangan minat dalam sekolah atau bekerja, dan kurangnya kebersihan diri. Penegakan diagnosa skizofrenia adalah ketika pasien mulai menunjukkan adanya gejala positif yaitu delusi, halusinasi dan gangguan proses pikir psikosis. Pada penderita skizofrenia ketika terjadinya penambahan usia akan mempengaruhi onset dari gejala yang muncul. Pada pasien dengan usia lebih muda,tanda-tanda negatif lebih menonjol, dan penurunan kemampuan kognitif yang lebih besar dibandingkan dengan pasien yang lebih tua. Penderita skizofrenia yang lebih tua mengalamionset penyakit bertahap sekitar 50 cenderung memiliki gejala positif dan negatif dalam jangka panjang. Immediate course, setelah serangan gejala psikotik maka munculnya dua pola klinis. Pola pertama menunjukkan bahwa penderita skizofrenia akan mengalami psikosis terus menerus dan tidak pernah sembuh total, meskipun gejala mengalami perubahan sewaktu-waktu. Pola kedua menunjukkan pasien akan mengalami episode gejala psikotik dengan gejala psikosis yang hampir mencapai masa penyembuhan. Long-term course, intensitas gejala psikosis cenderung menghilang seiring berjalannya waktu. Banyak penderita skizofrenia dalam jangka panjang memperoleh derajat dan fungsi sosial semakin memburuk. Karena dalam waktu yang lama penyakit merusak kehidupan membuat penderita menjadi individu yang lebih mudah diatur, tetapi jarang pasien mampu mengatasi pengaruh disfungsi yang terjadi sebelumnya. Setelah lama menderita skizofrenia pasien akan lebih beradaptasi dan bisa hidup lebih mandiri dalam keluarga dan sukses dalam pekerjaan dengan harapan tetap mendapat dukungan dari lingkungan kerja. Namun, sebagian besar penderita skizofrenia mengalami kesulitan berfungsi didalam masyarakat, dan sulit hidup secara mandiri. Obat antipsikotik penting sekali dalam perjalanan penyakit skizofrenia. Obat antipsikotik tidak menyembuhkan penyakit, namun sangat penting demi keberhasilan manajemen pengobatan Videbaeck, 2011.

1.5 Penatalaksanaan Skizofrenia

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien dengan Halusinasi Pendengaran di Ruang Sipiso-Piso Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

9 98 138

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

5 96 92

Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan prioritas masalah Gangguan Kebutuhan Tidur pada Klien Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara Medan

0 27 46

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN MASALAH UTAMA HALUSINASI DENGAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN MASALAH UTAMA HALUSINASI DENGAR DI RUANG ARJUNA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH KLATEN.

1 2 11

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

0 0 11

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

0 0 2

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

0 0 4

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan prioritas masalah Gangguan Kebutuhan Tidur pada Klien Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 10

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien dengan Halusinasi Pendengaran di Ruang Sipiso-Piso Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 60