26 Dari tabel tersebut dapat dilihat perbedaan jumlah pria dan wanita dimana
jumlah pria lebih banyak. Berdasarkan perbedaan jumlah tersebut di atas ini di sebabkan di kelurahan Sawit Seberang terdapat pabrik dan perkebunan kelapa sawit
dan karet yang banyak membutuhkan karyawan pria.
2.2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Jika ditinjau dari sudut pendidikan. Penduduk kelurahan Sawit Seberang termasuk penduduk yang sudah cukup maju pendidikannya meskipun dalam
kenyataannya masih terdapat penduduk yang buta huruf. Namun bila di bandingkan dengan jumlah penduduk yang sudah berpendidikan hal itu merupakan sebagian kecil
saja. Penduduk kelurahan Sawit Seberang berdasarkan tingkat pendidikan dibagi
dalam beberapa tingkatan yaitu mulai dari tingkat belum sekolah, tidak tamat SD, SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi. Pada tingkat pendidikan belum sekolah
menunjukkan pada usia dibawah lima tahun yang berjumlah 3,4 . Pada tingkat tidak tamat sekolah menunjukkan penduduk yang tidak mengenyam pendidikan SD
sampai tamat sebanyak 2,0 . Pada penduduk yang pendidikannya hanya sampai tingkat SD ini biasanya mereka bekerja sebagai karyawan harian pabrik dan biasanya
penduduk yang pendidikannya hanya sampai ditingkat SD ini berumur diatas 50 tahun sebanyak 21,8 . Penduduk yang pendidikanya hanya sampai di tingkat SD ini
kebnyakan adalah para ibu rumah tangga. Kebanyakan para ibu rumah tangga di kelurahan ini pendidikannya hanya
sampai di tingkat SD ini disebabkan karena pemikiran orang Jawa zaman dahulu yng
Universitas Sumatera Utara
27 tidak mementingkan pendidikan bagi anak perempuan. Selain itu karena pada masa
lalu keadaan ekonomi masyarakat yang tidak memadai, juga mempengaruhi tingkat pendidikan masyarakat di kelurahan Sawit Seberang tersebut.
Pada penduduk yang tingkat pendidikannya hanya sampai pada tingkat SLTP kebnyakan adalah anak sekolah yaitu yang berumur 12-15 tahun, namun selain itu
usia diatas 45 tahun juga banyak yang hanya tamat SLTP sebanayk 12,8. Pada umumnya yang tamat pada tingkat SLTP bekerja di perkebunan, biasanya selain
bekerja sebagai karyawan harian juga ada yang menjabat sebagi mandor. Untuk penduduk yang tingkat pendidikannya hanya sampai tingkat SLTA
biasanya berada pada tingkat usia 15-18 tahun dan juga diatas 45 tahunan, penduduk yang tingkat pendidikannya hanya sampi pada tingkat SLTA sebanyak 8,9 . Pada
karyawan perkebunan yang memperoleh tingkat pendidikan setingkat SLTA biasanya memperoleh jabatan yang cukup baik di perkebunan, yaitu mulai dari
mandor, krani dan sebagainya yang jabatannya lebih tinggi dari mandor. Terakhir pada penduduk yang memperoleh pendidikn setingkat D I-S I di kelurahan ini sangat
sedikit sekali yaitu 0,1 , Karena sangat jarang dijumpai penduduk di kelurahan ini yang mampu menyekolahkan anaknya sampai pada tingkat perguruan tinggi, karena
faktor biaya pendidikan yang dianggap sangat mahal oleh masyarakat. Namun walaupun sangat sedikit masih ada juga masyarakat yang mencapai tingkat perguruan
tinggi, karyawan perkebunan yang mencapai tingkat tersebut biasanya menjabat sebagai asisten, staf-staf perkebunan dan jabatan penting lainnya.
Pada persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, masyarakat Jawa yang merupakan karyawan perkebunan, kebanyakan hanya memperoleh tingkat
Universitas Sumatera Utara
28 pendidikan yang rendah yaitu mulai dari tidak tamat SD sampai tingkat SLTP.
Namun sekarang generasi muda di kelurahan ini sudah mulai megenyam pendidikan yang lebih baik, untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk kelurahan Sawit
Seberang berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan.
No Tingkat pendidikan
Jumlah Persentase
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Belum sekolah Tidak tamat SD
SD SLTP
SLTA Perguruan tinggi
391 225
245 1448
1009 22
3,4 2,0
2,1 12,8
8,9 0,1
Jumlah 11235
100
Sumber: Data Statistik Kelurahan Sawit Seberang. Tahun 2006.
2.2.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa.