46
3.1.2. Solidaritas kekerabatan dalam slametan khitanan.
Upacara sunatan atau khitanan merupakan upacara saat peralihan seseorang dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Orang Jawa pada umumnya yang masih
kuat kepercayaannya terhadap leluhur mereka beranggapan bahwa sunat atau khitanan adalah suatu upacara yang harus dilakukan, karena hal ini merupakan salah
satu upacara inisiasi yaitu berpindahnya status seseorang dari satu tingkat ke tingkat yang lain. Seperti kita ketahui bahwa dalam proses inisiasi ini penuh dengan adanya
gangguan gaib yang harus dihindari, akan tetapi bagi seseorang yang menganut agama Islam khitanan merupakan pertanda bahwa seseorang itu telah menjadi
penganut agama Islam. Makna slametan khitanan ini tidak hanya menandai kedewasaan seseorang,
namun juga menandai bahwa sudah saatnya ia menerapkan batasan-batasan yang jelas antara laki-laki dan perempuan berkaitan dengan sikap, tindak-tanduk, pergaulan
dan penampilan mereka. Seperti halnya upacara perkawinan, upacara sunat yang sering dilakukan di
kelurahan Sawit Seberang, khususnya bagi orang yang mampu kadang-kadang dirayakan secara besar-besaran dengan berbagai pertunjukan atau hiburan yang
berlangsung semalam suntuk. Sedangkan bagi mereka yang kurang mampu cukup dengan slametan secara sederhana yang cukup disaksikan oleh beberapa tetangganya
dan anggota kerabat dekat. Malam hari sebelum anak laki-laki itu disunat, diadakan tirakatan semalam
suntuk. Pada pagi harinya dilanjutkan dengan acara inti yaitu saat anak laki-laki itu disunat, sebelum disunat pada pagi harinya si anak disuruh merendam diri di dalam
Universitas Sumatera Utara
47 air, maksud dari kegiatan ini adalah agar ketika disunat nanti darah tidak akan banyak
keluar dan juga akan mengurangi rasa sakit. Setelah mandi atau merendam diri, anak tersebut dibawa kesuatu ruangan untuk diberi pakaiaan yang bagus antara lain
memakai kain panjang yang oleh orang Jawa disebut bebedan. Adapun cara memakainya seperti kalau seorang wanita memakai kain, hanya bedanya kalau si
anak yang disunat kain itu dipakai pada bagian muka yang ditaruh dibelakang, kemudian memakai baju yang disebut surjan, ikat pinggang dan lain sebagainya.
Upacara untuk merayakan khitanan pada umumnya menyerupai pola upacara perkawinan, dalam upacara ini biasanya tuan rumah akan banyak mengeluarkan dana
secara berlebih-lebihan. Hiburan sewaan yang meriah, seperti wayang kulit dengan seperangkat gamelan dan lain sebagainya, biasanya dalam acara slametan ini banyak
tamu yang akan di undang dan mereka yang hadir ini diharapkan akan membawa hadiah-hadiah atau sumbangan dalam bentuk uang.
Khitanan merupakan upacara menyambut masa remaja khususnya anak laki- laki pada orang Jawa di kelurahan Sawit Seberang. Kebanyakan anak laki-laki di
khitan pada usia sepuluh sampai lima belas tahun, biasanya mereka di khitan sendiri- sendiri maupun secara rombongan yang terdiri dari dua tau tiga orang saudara,
saudara sepupu atau tetangga dekat dimana proses khitanannya dilaksanakan sekaligus.
Menurut salah seorang informan, Slametan untuk khitanan ini di tentukan juga hari baik pelaksanaannya. Hal ini hampir sama dengan slametan perkawinan
yang juga harus ditentukan dan dipilih hari yang baik. Tujuannya untuk mendapatkan berkah dan keselamatan pada orang yang akan melaksanakan hajatan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
48 Dalam mempersiapkan acara slametan khitanan ini, biasanya melibatkan
banyak orang, hampir semua kerabat dan tetangga dekat akan hadir dalam persiapan acara slametan tersebut. di kelurahan Sawit Seberang, acara slametan khitanan ini
juga dilakukan dengan melibatkan banyak anggota kerabat dan tetangga dekat, setiap orang akan ikut berpartisipasi dalam mempersiapkan berbagai keperluan acara
slametan khitanan tersebut. Slametan khitanan ini biasanya diselenggarakan pada malam hari menjelang
sunatan dilaksanakan, slametan ini yang disebut manggulan hampir sama dengan slametan midodareni yang diadakan pada malam hari menjelang perkawinan. Di
dalam upacara tersebut dihidangkan semua jenis penganan yang dibuat dari beras ketan yang dilumatkan pada satu talam besar hingga berbentuk sebuah piringan
biskuit yang tipis. Penganan ini dimaksudkan untuk melambangkan rasa iri hati, benci, cemburu dan semacamnya yang tersembunyi dalam setiap diri manusia telah
dihilangkan dan yang ada hanyalah perasaan dalam hati yang tenang, damai dan tentram.
Pada malam harinya setelah anak yang mengadakan slametan tersebut telah di khitan, diadakan acara pesta hiburan untuk para tetangga dan tamu yang telah datang.
Biasanya pertunjukan ini berlangsung sampai larut malam, Upacara sunat atau khitanan tidak hanya dilakukan oleh anak laki-laki saja,
namun anak perempuan juga mengalami proses tersebut. Pada anak perempuan acara slametan sunat atau khitanan ini dilakukan pada saat si anak sudah berumur sekitar
delapan tahun. Tujuan dari upacara ini hampir sama yaitu merupakan acara inisiasi atau masa peralihan seseorang dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Universitas Sumatera Utara
49 Tidak seperti sunat laki-laki yang dirayakan dengan upacara besar-besaran
dan melibatkanbanyak orang, sunat perempuan dilaksanakan secara rahasia bertempat di dalam rumah tanpa pemberitahuan kepada siapapun kecuali dihadiri ibu dari anak
perempuan yang disunat dan dukun. Selama pelaksanaan sunat berlangung biasanya pihak ibu hanya menyediakan sesaji berisi beras, nasi
tumpeng, rempah-rempah, sesisir pisang, air bunga
setaman tiga macam bunga mawar, melati, sedap malam, dan seekor ayam hidup
pangurip-urip untuk diberikan kepada dukun. Atau menyediakan nasi
gudangan berisi macam-macam sayur untuk dibagikan kepada anak-anak.
Seperti halnya di kelurahan Sawit Seberang, biasanya sunat perempuan dilaksanakan oleh bidan yang bertempat di rumah sakit atau klinik, acara ini hanya
dihadiri oleh pihak ibu dan bidan. Terkadang hanya bidan sendirian, tanpa disertai upacara apapun kecuali mengucapkan doa pendek menurut keyakinan masing-masing
sebelum dilakukan sunat. Sejak dulu sunat perempuan dilaksanakan oleh dukun bayi. Dukun itu sendiri dalam kepercayaan mistik Jawa, dipahami sebagai orang yang
memiliki kekuatan supranatural yang dapat mengusir roh-roh jahat.
Universitas Sumatera Utara
50
3.1.3. Solidaritas kekerabatan dalam slametan pertanian.