75
4.1.7. Ketemuan atau Panggih.
Setelah melalui serangkaian acara panjang tersebut, maka kedua pengantin yang akan menjalani kehidupan berkeluarga terlebih dahulu harus melalui tahapan
upacara penting yang merupakan upacara puncak dari serangkaian upacara perkawinan adat Jawa yaitu ketemuan.
Di kelurahan Sawit Seberang, pelaksanaan upacara ketemuan ini sering dilakukan dengan pesta besar-besaran, hal ini dilakukan untuk dapat mengumpulkan
kaum kerabat dan tetangga sekitarnya. Acara ini juga diakui masyarakat sebagai acara pengesahan sebuah perkawinan oleh masyarakat luas atau pengesahan secara adat.
Dilaksanakannya acara ini merupakan saat dimana sebuah perkawinan diakui pelaksanannya oleh masyarakat.
Selain itu acara ketemuan ini juga merupakan suatu upacara mempertemukan dan mempersatukan keluarga besar dari kedua pengantin, dan juga sebagai bukti
bahwa sepasang anggota masyarakat tersebut telah memasuki tahapan hidup baru yaitu perkawinan. Pertemuan kedua anak manusia tersebut harus disaksikan oleh
masyarakat luas sehingga masyarakat dapat membuktikan secara langsung pelaksanaannya.
Bukti yang ditunjukkan pada pelaksanaan acara tersebut dan harus disaksikan oleh masyarakat luas adalah telah ditukarkannya kembar mayang yaitu hiasan yang
berbentuk seperti pohon dengan daun beraneka warna yang berasal dari berbagai macam jenis daun oleh kedua pengantin. Pada acara ini masyarakat juga dapat
menyaksikan dan mendengar secara langsung ikrar yang disampaikan oleh kedua pengantin untuk hidup bersama dalam segala keadaan baik susah maupun senang.
Universitas Sumatera Utara
76 Oleh karenanya jika masyarakat telah menyaksikan secara langsung dan turut serta
dalam acara tersebut maka perkawinan itu telah diakui oleh masyarakat luas atas pelaksanaannya.
Bagi masyarakat Jawa di kelurahan Sawit Seberang, perkawinan merupakan acara menyambut dan menerima anak laki-laki yang menjadi pasangan hidup atau
suami dari anak perempuan mereka untuk menjadi anggota bagian dari keluarga tersebut. Acara ketemuan ini merupakan bukti bahwa orang tua tersebut telah
menikahkan anaknya secara resmi menurut agama, namun jika acara ketemuan belum dilaksanakan maka keluarga tersebut belum menikahkan anaknya karena belum ada
bukti nyata yang dapat disaksikan oleh masyarakat luas. Sehingga masuknya anggota baru dari keluarga tersebut belum dapat diakui masyarakat luas karena belum
dibuktikan pelaksanaannya. Belum adanya bukti nyata atas pelaksanaan acara ketemuan yang tentunya
melibatkan banyak kerabat dan tetangga dekat, maka akan sangat mungkin muncul pemikiran-pemikiran buruk dari masyarakat terhadap kedua pasangan suami istri baru
tersebut. Oleh karenanya kehadiran para kerabat dan tetangga dekat sangat diharapkan untuk dapat memberikan doa restu kepada kedua mempelai, pada acara
puncak perkawinan ini semua kerabat dan tetangga dari kedua pengantin hadir dan berkumpul bersama sehingga tampaklah suatu ikatan yang kuat dalam diri mereka
masing-masing. Menurut masyarakat Jawa di kelurahan Sawit Seberang, dengan menghadiri acara perkawinan tersebut maka secara tidak langsung hal tersebut akan
memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas diantara mereka.
Universitas Sumatera Utara
77 Pengakuan dari masyarakat luas sangat penting karena para pengantin
nantinya akan hidup bersama ditengah-tengah masyarakat. Pengakuan keberadaan para pengantin yang akan memasuki tahap hidup baru sangat penting tujuannya, yaitu
agar kedua pengantin dapat diterima dengan baik sekaligus mendapatkan restu dari masyarakat luas untuk kesejahteraan dan kebahagiaan masa depan mereka.
Acara ketemuan atau acara puncak dari upacara perkawinan ini biasanya dilaksanakan di rumah atau kediaman kerabat pengantin perempuan. Sedangkan
upacara perkawinan dikediaman pengantin laki-laki biasanya dilaksanakan beberapa hari setelah resepsi dikediaman pengantin perempuan berakhir. Pelaksanaan upacara
perkawinan yang dilakukan dikediaman keluarga pengantin laki-laki setelah pelaksanaan upacara perkawinan dikediaman keluarga pengantin perempuan, ini
dilakukan karena keluarga pengantin laki-laki ingin membawa pulang menantunya atau pengantin perempuan kekediaman mereka dan diterima sebagai bagian dari
keluarga mereka. Pesta dan resepsi juga dilaksanakan di kediaman pengantin laki-laki, namun
pesta atau resepsi yang dilaksanakan tidak terlalu rumit dan besar-besaran seperti di kediaman pengantin perempuan. Disini hanya dilakukan acara pesta makan bersama
dengan sanak keluarga tanpa pelaksanaan acara adat yang rumit. Pada pelaksanaan acara ketemuan ini dipimpin oleh seorang dukun pengantin
atau dukun manten. Dukun pengantin ini biasanya memiliki tugas ganda, yaitu selain sebagai pemimpin upacara dukun pengantin juga bertugas sebagai perias pengantin.
Dukun pengantin ini biasanya akan mempersiapkan segala keperluan pengantin yang
diperlukan pada upacara perkawinan.
Universitas Sumatera Utara
78 Dukun pengantin
akan menyediakan semua perlengkapan upacara perkawinan mulai dari perlengkapan pakaian, hiasan kamar pengantin, hiasan pelaminan tempat
yang dihias sedemikian rupa yang dilengkapi dengan tempat duduk untuk kedua pengantin. Pelaminan ini diibaratkan sebagai singgasana yang akan dijadikan tempat
duduk raja dan ratu semalam yaitu kedua pengantin, dukun pengantin juga mempersiapkan segala perlengkapan untuk acara perkawinan ini terutama kembar
mayang. Upacara ketemuan ini dilaksanakan setelah akad nikah menurut agama yang
sering disebut ijab. Waktu pelaksanaan biasanya dilakukan pada siang hari jika akad nikah dilaksanakan pada pagi hari, selain itu untuk mempersiapkan segala keperluan
upacara yang harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.
Setelah semua perlengkapan untuk acara ketemuan itu siap, maka seluruh keluaraga dan kerabat yang hadir dikediaman pengantin perempuan akan berkumpul.
Kehadiran masyarakat sekitar atau tetangga dekat juga sangat penting karena mereka merupakan saksi atas pelaksanaan perkawinana adat Jawa dan juga untuk
memberikan doa restu kepada kedua pengantin. Doa restu dari orang banyak sangat penting karena akan berkaitan dengan kelancaran jalannya upacara juga keselamatan
dan kebahagiaan kedua pengantin dikehidupan mereka dimasa depan. Acara terakhir dari upacara perkawinan ini adalah acara sulangan. Acara
sulangan ini melambangkan bahwa kedua pengantin telah dipersatukan dan telah
direstui oleh kedua orang tua dari dua belah pihak. Persatuan mereka ditunjukkan dengan sikap kebersamaan dan saling berbagi dan menyayangi diantara keduanya.
Universitas Sumatera Utara
79 Dengan berakhirnya seluruh rangkaian upacara perkawinan ini maka kedua
pengantin secara adat telah resmi menjadi pasangan suami istri. Kedua pengantin juga telah diberi bekal untuk melangkah kekehidupan yang baru berupa wejangan-
wejangan atau nasehat tentang bagimana seharusnya bersikap dan bertindak dalam rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
80
4.2. Perubahan Solidaritas Kekerabatan Dalam Slametan Perkawinan.