berupa pembagian tugas pencarian berita hingga berita siap siar dalam rapat redaksi.
15
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulan bahwa perencanaan ialah kegiatan merencanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata
lain, perencanaan mencakup semua kegiatan yang dimulai dari pembahasan ide gagasan awal sampai dengan pelaksanaan proses pencarian berita.
Proses perencanaan dan penetapan mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
1 Menetapkan peran misi, yaitu menentukan sifat dan lingkup
tugas yang hendak dilaksanakan. 2
Menentukan wilayah sasaran, yaitu menentukan di mana mengelola media penyiaran harus mencurahkan waktu, tenaga
dan keahlian yang dimiliki. 3
Mengidentifikasikan dan menentukan indikator efektivitas dari setiap pekerjaan yang dilakukan.
4 Memilih dan menentukan sasaran atau hasil yang ingin dicapai.
5 Mempersiapkan rencana tindakan yang terdiri dari langkah-
langkah sebagai berikut: a.
Menetukan urutan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
b. Penjadwalan scheduling menentukan waktu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan atau sasaran c.
Anggaran budgeting menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
d. Pertanggung-jawaban menetapkan siapa yang akan
mengawasi pemenuhan tujuan yaitu pihak yang menyatakan tujuan sudah tercapai atau belum.
e. Menguji dan merevisi rencana sementara tentative plan
6 Membangun pengawasan, yaitu memastikan tujuan yang akan
terpenuhi. 7
Komunikasi-menentukan komunikasi organisasi yang diperlukan untuk mencapai pemahaman serta komitmen pada enam langkah
sebelumnya.
15
Morissan, Media Penyiaran; Strategi mengelola Radio dan Televisi, h. 277.
8 Pelaksanaan-persetujuan
mengenai komitmen
untuk menjalankan upaya yang telah ditentukan, pendekatan apa yang
paling baik, dan siapa saja yang terlibat.
16
b. Fungsi Pengorganisasian
Fungsi kedua ialah fungsi pengorganisasian. Pengorganisasian organiziur organizing merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya.
17
Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi
dan pembagian
kerja. Derpatementalisasi
ialah pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar seluruh kegiatan
yang sejenis dapat saling berhubungan dan dikerjakan bersama.
18
Dari definisi diatas, dapat disimpulan bahwa fungsi pengorganisasian ialah proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-
tujuan, dan sumber-sumber. Hasil dari fungsi pengorganisasian ialah struktur organisasi. Melalui struktur organisasi tersebutlah para tim redaksi bekerja
sesuai dengan posisinya.
16
George L. Morrisey, management by Objectivies and Result For Business an Industry Addison Wesley Publishing: 1982, Second Edition, h. 374
17
Morissan, Menajemen Media Penyiaran Jakarta: Prenada Media, 2008, h. 142.
18
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, h. 142.
Pada umumnya, media penyiaran komersil memiliki departemeen sebagai berikut:
19
1 Departemen Pemasaran. Departemen ini fokus dalam menangani
kegiatan yang terkait dengan pemasaran dan mempromosikan program maupun segala kegiatan kepada beberapa pihak atau
partner kerja. 2
Departemen Program. Departemen ini bertanggung jawab untuk merencanakan, memilih, menjadwalkan dan membuat program.
3 Departemen berita. Departement ini dipimpin oleh seorang
pemimpin Redaksi. Departemen berita bertanggung jawab terhadap produksi program berita, olahraga, documenter dan
program-program yang terkait dengan kepentingan khalayak. 4
Departemen Teknik. Departemen ini bertanggung jawab penuh terhadap segala hal yang terkait dengan peralatan siaran agar
program dan berita dapat disiarkan. Jika dalam media tv para staf teknik mengoperasikan peralatan di control room, maka
dalam media massa cetak staf teknik biasanya disebut IT informasi Technology dan fokus mengurusi tampilan layout
di majalah tersebut.
19
Peter K. Pringle dkk, Electronik Media Management Focal Press: Boston, 1991, h. 13.
5 Departemen Bisnis. Departemen bisnis melaksanakan berbagai
pekerjaan yang berhubungan dengan bisnis. Bekerja sama dengan beberapa pihak terkait masalah periklanan.
c. Fungsi Pengarahan
Setelah fungsi pengorganisasian dapat berjalan secara sistematis dan terarah, maka fungsi selanjutnya yang perlu dijalankan ialah fungsi pengarahan.
Fungsi pengarahan adalah fungsi yang dijalankan pada media massa berupa pengarahan seorang pemimpin agar para stafnya bersedia melaksanakan tugas
dan memotivasikan bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif sehingga timbul saling pengertian, kepercayaan yang baik,
menumbuhkembangkan disiplin kerja dan rasa saling memiliki.
20
Dari definisi tersebut, ringkasnya pengarahan adalah komunikasi persuasif untuk memotivasikan bawahan agar tersedia bekerja semaksimal
mungkin untuk menghasilkan produktivitas dari para bawahan. Fungsi pengarahan sangat penting dalam sebuah organisasi media untuk
menciptakan hubungan yang baik antara seorang manajer dengan bawahannya untuk melaksanakan tugas yang sejalan dengan visi dan misi media itu sendiri.
20
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation Media Komunikasi bandung: Rosdakarya, 2005, h. 2.
d. Fungsi Pengawasan
Setelah fungsi pengarahan berjalan dengan baik, maka fungsi selanjutnya ialah fungsi pengawasan controlling. Fungsi pengawasan dalam
media massa meliputi persiapan suatu standar kuantitas dan kualitas hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan atau organisasi
dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptanya cipta yang positif.
21
Robert J. Mockler 19720 memberi definisi yang hampir senada seputar pengawasan. Menurut Mockler , pengawasan ialah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik. Membandingkan
kagiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-
tujuan perusahaan. Dari definisi di atas dapaat disimpulkan bahwa fungsi pengawasan
ialaah fungsi yang dijalankan pada setiap departemen di sebuah media untuk mengawasi jalannya setiap kegiatan. Semua itu diawasi guna menghasilkan
yang terbaik untuk media tersebut.
21
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation Media Komunikasi, h. 2-3.
e. Fungsi Pengembangan
Fungsi kelima ialah fungsi pengembangan. Fungsi pengembangan ialah kegiatan yang terus menerus dilakukan continued actuating untuk
mengembangkan dua elemen besar media massa yaitu content isi berita dan staf redaksi itu sendiri. Fungsi pengembangan ini biasanya dilakukan oleh divisi
Litbang penelitian dan pengembangan. Secara ringkas bahwa fungsi pengembangan ialah fungsi yang idealnya
harus dijalankan oleh organisasi media agar bagaimana media itu dapat berkembang baik dalam lingkup intern maupun ekstern. Setelah berkembang
dengan baik, maka perlu kiranya dipikirkan kembali bagaimana media itu dapat bersaing secara sehat.
f. Fungsi Kompensasi
Fungsi berikutnya setelah fungsi pengembangan ialah fungsi kompensasi. Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas
hasil kerja karyawan tersebut. Perusahaan dalam memberikan kompensasi kepada para pekerja lebih dahulu melakukan perhitungan kinerja dengan
membuat sistem penilaian. Sistem tersebut umumnya berisi kriteria penilaian setiap pegawai.
Kompensasi yang baik akan memberikan beberapa efek positif pada sebuah perusahaan sebagai berikut:
1 Mendapatkan karyawan berkualitas yang baik
2 Memacu pekerjaan untuk bekerja lebih giat dan meraih prestasi
gemilang 3
Memikat pelamar kerja berkualitas dari lowongan kerja yang ada 4
Mudah dalam pelaksanaan dalam administrasi maupun aspek hukumnya,
5 Memiliki keunggulan lebih dari pesaing atau kompetitor.
Menurut Budiman Rianto, jenis kompensasi yang diberikan pada karyawan terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
22
1 Imbalan ektrinsik. Imbalan ektrinsik ialah imbalan yang diberikan
kepada seorang karyawan yang berbentuk materi uang seperti: gaji, upah, honor, bonus, komisi dan lainnya.
2 Imbalan intrinsik. Imbalan intrinsik ialah imbalan yang bentuknya
sebagai benefit atau tunjangan pelengkap. Imbalan intrinsik contohnya seperti: uang cuti, uang makan, uang transportasi,
asuransi, jaminan sosial tenaga kerja, uang pensiun, rekreasi, beasiswa untuk melajutkan kuliah dan lain sebagainya.
Dari definisi di atas memberikan gambaran bahwa fungsi kompensasi ialah fungsi yang dijalankan oleh atasan untuk dapat memberikan kompensasi,
22
Budiman Rianto, “Definisi Kompensasi Organisasi,” artikel diakses pada tanggal 21
April 2013, 15.10 wib.
baik berupa materi maupun nonmateri kepada bawahannya sesuai dengan apa yang telah ia usahakan untuk perusahaan tersebut.
Biasanya, sebuah perusahaan memiliki indikator penilaian untuk memacu kinerja karyawan agar lebih baik. Hal ini penting karena jika ada
sebuah indikator, khawatir karyawannya akan melaksanakan tugas mereka dengan tidak maksimal. Dalam hal ini, masalah profesional seorang karyawan
memang tidak dapat dibohongi.
g. Fungsi Integrasi
Setelah fungsi kompensasi, selanjutnya ialah fungsi integrasi. Fungsi integrasi. Fungsi integrasi idealnya dimiliki oleh sebuah organisasi media
massa. Integrasi sendiri memiliki dua pengertian, yaitu pengendalian terhadap konflik dalam suatu sistem sosial tertentu dan membuat suatu keseluruhan dan
menyatukan unsur-unsur tertentu. Fungsi integrasi dalam organisasi media dalam lingkup yang kecil
difokuskan kepada hubungan antara satu staf dengan staf yang lain. Sedangkan untuk lingkup yang lebih besar ialah hubungan antara manajer dengan
bawahan maupun pimpinan media dengan pimpinan media lain untuk dapat berintegrasi, menjalin kerjasama dan bersinergi dengan baik. Fungsi integrasi
juga patut dijalankan dalam organisasi media agar media itu dapat dikenal khalayak luas.
h. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi yang terakhir ialah fungsi pemeliharan. Pemeliharaan orang- orang staffing, meliputi menentukan persyaratan personil yang akan
dipekerjakan, merekrut calon karyawan, menentukan job description dan persyaratan teknis suatu pekerjaan, melakukan penilaian dan pelatihan termasuk
pengembangan kualitas dan kuantitas karyawan sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen.
23
Tupoksi pembagian tugas tentunya disesuaikan dengan kemapuan masing-masing karyawan. Semua kegiatan baik pada bagian redaksi maupun
perusahaan dipimpin oleh seorang pemimpi umum.
24
Jadi, dapat disimpulakn bahwa fungsi pemeliharaan ialah fungsi yang dijalankan oleh seorang manajer
agar para staf dapat bekerja dengan maksimal, dengan pembagian tugas yang adil.
Dalam manajemen redaksi media cetak, yang perlu diperhatikan ialah penampilan cover, pada setiap penerbitan.
25
Konsep pracetak dalam satu perusahaan penerbitan pers ini mucul akibat bertambah pesatnya kemajuan
teknologi komunikasi, terutama di bidang pracetak printing. Sedikitnya ada tiga pekerjaan redaksional yang bisa diahlikan ke bidang usaha. Ketiga usaha
pekerja itu adalah setting pengetikan naskah, correctting pengoreksi naskah,
23
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation Media Komunikasi, h. 2.
24
Arief Permadi, “Manajemen Redaksi,” Artikel diakses pada tanggal 21 April 2013, 15.45 wib dari permadi.blogspot.com200810manajemen-redaksi 15.html.
25
Mubardjo, Strategi Manajemen Medi Cetak Jakarta: PT. Duta Karya Swasta, 2008, h. 42.
dan layout tata letak.
26
Berikut ini akan digambarkan mengenai struktur pada bidang redaksi dalam sebuah media massa pada umumnya.
Tabel.1 STRUKTUR BIDANG REDAKSI
27
Penjelasan mengenai struktur bidang redaksi sebagai berikut:
1 Pemimpin redaksi
Orang pertama yang bertanggung jawab terhadap semua isi penerbitan pers. Tugas utama pemimpin redaksi adalah mengendalikan kegiatan
keredaksian di perusahaan yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan,
26
Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004, h. 27.
27
Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, h. 25.
2. Sekretaris Redaksi
3. Redaktur Pelaksana
Redaktur Redaktur
Redaktur 4.Redaktur
Redaktur
5. Wartawan 1.
Pemimpin Redaksi
pencarian fokus pemberitaan, penentuan topik, pemilihan berita utama head line, berita pembuka halaman opening news, menugaskan atau membuat
sendiri tajuk dan sebagainya. Baik atau buruknya isi pemberitaan pada penerbitannya, tergantung dari ketajaman pemimpin redaksi dalam mencari dan
memilih materi pemberitaannya. Pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh
beberapa tenaga lain yang biasanya disebut dengan redaktur pelaksana, managing editor, redaktur halaman editor, dan asisten redaktur subeditor.
Dalam suatu perusahaan penerbitan pers yang baru berdiri, pemimpin redaksi biasanya dipegang sendiri oleh pemilik perusahaan yang mengajukan
surat izin penerbitan pers. Ini erat kaitannya dengan penentuan misi dan visi penerbitannya.
28
2 Sekretaris Redaksi
Pembantu pemimpin redaksi dalam hal administrasi keredaksionalan. Misal menerima surat-surat luar yang menyangkut keredaksionalnya, mengirim
honor tulisan kepada penulis dari luar, membuatkan surat-surat yang diperlukan oleh pemimpin redaksi. Jika ada surat dari luar baik yang berkaitan dengan
peliputan maupun sumbangan tulisan, surat tersebut diteruskan kepada masing- masing bagian. Jika surat itu isinya undangan liputan, tugas sekretaris redaksi
28
Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, h. 18-19.
isi undangan tersebut. Sekretaris redaksi tidak dibenarkan langsung memberikan undangan tersebut kepada wartawan.
29
3 Redaktur Pelaksana
Redaktur pelaksana managing editor adalah jabatan yang dibentuk untuk membantu pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugas-tugas
keredaksionalannya. Jumlah personil redaktur pelaksana antara satu penerbitan lainnya tidak sama. Ada yang cukup satu, dua orang bahkan tanpa redaktur
pelaksana. Ini sesuaikan dengan banyaknya isi penerbitannya. Biasanya tergantung dari jumlah halaman yang diterbitkannya.
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari redaktur pelaksana mengatur pelaksanaan tugas sesuai dengan yang digariskan oleh pemimpin redaksi.
Dalam keadaan tertentu, redaktur pelaksana bisa membebankan tugas kepada para redaktur halaman editor sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Tanggung jawab redaktur pelaksana adalah langsung kepada pemimpin redaksi. Biasanya setiap hari sebelum memulai pekerjaan, antara pemimpin
redaksi dan redaktur pelaksanaan bertemu lebih dulu untuk merumuskan topik atau masalah apa yang akan diangkat dalam penerbitan hari itu. Jika sudah
ditemukan maka diadakan rapat koordinasi keredaksionalannya antara redaktur pelaksana dengan para redaktur. Pada kesempatan ini pemimpin redaksi bisa
29
Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, h. 20.
ikut, bisa juga tidak. Kepercayaan sepenuhnya diberikan kepada redaktur pelaksana. Masing-masing proses yang sedemikian itu harus dilalui.
30
4 Redaktur
Redaktur editor adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap isi halaman media cetak. Itu sebabnya, ada sebutan redaktur halaman atau redaktur
bidang. Keduanya sama saja karena yang membedakan hanya sebutannya saja. Misalnya, tiap lembar media cetak ada yang namanya halaman kota, halaman
daerah, halaman internasional, halaman seni dan sebagainya. Tetapi ada juga yang menyebutnya dengan bidang kota, daerah, internasional, seni dan
sebagainya. Penanggung jawab halaman atau bidang itulah yang disebut redaktur atau editor.
Banyaknya redaktur pada tiap penerbitan pers tergantung dengan banyaknya halaman atau bidang yang disajikan oleh penerbitan pers itu.
Penerbitan pers surat kabar atau majalah kecil yang terbit dengan beberapa halaman, jumlah redakturnya juga sedikit. Tetapi penerbitan pers yang memiliki
halaman banyak, otomatis memerlukan redaktur yang banyak pula. Tugas redaktur adalah menerima berita, baik dari kantor berita,
wartawan, koresponden atau bahkan press release dari lembaga, organisasi, instansi pemerintah atau perusahaan swasta. Bahan berita itu kemudian
diseleksi untuk dipilih mana yang layak untuk dimuat dengan segera hari itu
30
Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, h. 20-21.
juga dan mana yang bisa ditunda pemuatannya. Tiap penerbitan pers, baik itu surat kabar atau majalah mempunyai banyak redaktur yang menjaga halaman
atau rubrik-rubrik yang diandalkan untuk di sajikan pada pembacanya. Masing- masing penerbitan pers surat kabar atau majalah mempunyai gaya tersendiri
dalam menyajikan beritanya.
31
5 Wartawan
Wartawan atau reporter adalah seseorang yang bertugas mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi berita, untuk disiarkan
melalui media massa. Jika wartawan itu menyiarkan beritanya melalui penerbitan surat kabar atau majalah, ia disebut sebagai wartawan media cetak.
Tetapi juga wartawan yang menyiarkan beritanya itu melalui radio atau televisi. Ia disebut wartawan radio atau wartawan media.
Dari status pekerjaannya, wartawan dibedakan menjadi tiga. Wartawan tetap, wartawan pembantu, dan wartawan lepas freelance. Wartawan tetap
artinya wartawan yang bertugas di satu media massa cetak atau elektronik dan diangkat menjadi karyawan tetap di perusahaan itu. Istilah karyawan tetap
adalah mereka mendapat gaji tetap, tunjangan, bonus, fasilitas, kesehatan dan sebagainya serta diperlakukan sebagaimana karyawan lainnya dengan hak dan
kewajiban yang sama. Dalam melaksanakan tugas wartawan tetap selalu dilengkapi dengan surat tugas kartu pers.
31
Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, h. 22.
Wartawan pembantu adalah wartawan yang bekerja di satu perusahaan pers cetak atau elektronik, tetapi tidak diangkat sebagai karyawan tetap.
Mereka diberi honorarium yang disepakati, diberi surat tugas kartu pers, serta diberi tugas sesuai kemampuannya, dan dapat mewakili penerbitannya bila
meliput satu peristiwa. Tetapi mereka tidak mendapatkan jaminan lain sebagaimana karyawan tetap. Biasanya wartawan pembantu ini merupakan
jenjang kedua sebelum mereka diangkat menjadi karyawan tetap. Sedangkan wartawan lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada satu
perusahaan media massa baik cetak maupunn elektronik. Mereka bebas mengirimkan beritanya ke berbagai media massa. Jika berita atau tulisannya itu
dimuat, mereka mendapatkan honorarium, tetapi jika tidak dimuat, tidak mendapatkan apa-apa. Perusahaan media pada umumnya mau menerima atau
memuat berita atau tulisan wartawan lepas, jika berita mereka memang betul- betul bagus dan tidak memiliki oleh wartawan tetapnya. Untuk itu wartawan
lepas harus memiliki kemampuan lebih dari para wartawan tetap.
32
4. Manajemen Redaksi Media Cetak
Dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen redaksi media massa pada umumnya sama. Dari sisi internal, sebuah media
cetak memang harus memiliki manajemen yang mampu mengatur hubungan antara berbagai pihak seperti para pendiri, karyawan, wartawan, khalayak
pelanggan dan pembaca, mitra kerja, agen, loper, pemasang iklan dan biro
32
Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, h. 22-23.
iklan. Selain itu, interaksi internalnya melalui surat pembaca, para kontributor, pemerhati dan pemberi masukan serta kritik. Semua itu dihidupkan oleh
kelembagaan media mentapkan peranan, tujuan, dan visi, sikap, serta orientasi nilai bagi masyarakat.
Dalam bahasa teknis jurnalistiknya, misalnya menetapkan dengan baik kebijakan editorial dan kebijakan perusahaannya. Dari sanalah, dihasilkan
berita, komentar, dan opini. Para wartawannya bekerja berdasarkan kompetensi profesional yang berlandaskan kode etik profesi dan kebijakan redaksi.
Masyarakat, karena
itu, mempercayainya,
membelinya dan
mengembangkannya.
33
Secara efektif, manajemen redaksi media cetak dapat definisikan sebagai proses antar orang yang merupakan satu kesatuan di dalam
organisasi media massa cetak dalam fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengembangan, kompensasi, integrasi, dan
pemeliharaan orang-orang staff untuk mencapai tujuan atau sasaran yang hendak dicapai.
B. Aplikasi Jurnalisme Cetak
1. Media Cetak
Media cetak merupakan media yang tertua dalam sejarah peradaban manusia. Media cetak yang sering disebut juga dengan pers, yang memenuhi
kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah.
34
Media cetak
33
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, h. 85.
34
diakses pada tanggal 21 April 2013, 12.00 wib.
adalah media informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Semakin bertambahnya kemajuan teknologi informasi, maka semakin canggih pula
media yang dapat menunjang informasi.
35
2. Jurnalisme cetak
Kegiatan jurnalistik yang terorganisasikan, kemudian melahirkan apa yang dikenal dengan pers, yaitu usaha-usaha penerbitan karya jurnalistik yang
berupa informasi dan berita. Usaha-usaha penerbitan atau pers itu memiliki kebijakan dalam hubungan dengan Struktur masyarakat dan negara. Kebijakan
itu kemudian menjadi orientasi dari karya jurnalistik yang berada dalam lingkupnya. Sebutan pers berasal dari cara kerja mesin cetak menekan huruf-
huruf di atas kertas. Selanjutnya semua usaha penerbitan yang berhubungan dengan mesin cetak disebut pers.
36
a. Secara Keseluruhan Isi Penerbitan Pers
a Pemberitaan news getter adalah laporan mengenai kejadian atau
peristiwa yang hangat. Jadi, berita dapat dikaitkan dengan kejadian
atau peristiwa yang terjadi.
b Berita langsung straight news adalah berita yang ditulis secara
langsung, artinya informasi yang dituangkan dalam berita itu
diperoleh langsung dari sumber beritanya.
35
http:www.anneahira.compengertian-media-cetak.htm. Diakses pada tanggal 21 April 2013, 12.20 wib.
36
, diakses pada tanggal 21 April 2013, 21.35 wib.