masyarakat semakin cepat, di Abad 20, serta teknologi cetak yang telah mengirimkan limpahan informasi demikian rupa, telah mendorong tumbuhnya
penerbitan majalah yang ringkas, padat, dan pendek sajian-sajiannya. Yang pertama melihat hal itu, dan sekaligus memunculkan kelas baru
bagi dunia penerbitan, ialah majalah berita Amerika Time, yang diterbitkan tahun 1923 oleh Briton Hadden dan Henry Luce. Time bukanlah majalah berita
pertama. Di Eropa dan As sudah diterbitkan berbagai majalah berita. Perkembangan Abad 20 juga melahirkan bentukan majalah-majalah ulasan
ilmiah, berkala politik, kebudayaan, serta majalah kesustraan.
50
3. Karakterisktik Majalah
a. Penyajiannya Lebih Dalam
Karena terbitannya berkala maka para reporter punya waktu yang cukup lama untuk memahami dan mempelajari suatu peristiwa. Mereka juga punya
waktu yang banyak untuk melakukan analisis terhadap peristiwa tersebut, sehingga dapat penyajian berita dan informasinya dapat dibahas secara lebih
mendalam. Kuncinya adalah berita-berita dalam majalah disajikan lebih lengkap, karena dibumbui oleh latar belakang peristiwa dan unsur why
dikemukakan secara lengkap, begitu pula peristiwa atau proses terjadinya peristiwa unsur how dikemukakan secara kronologis.
50
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, h. 89- 93.
b. Nilai Aktualitas Lebih Lama
Dengan terbit secara berkala juga, maka nilai aktualitas berita dalam majalah bisa lebih lama jika dibandingkan dengan surat kabar yang hanya
berumur satu hari. Oleh karenanya, kita tidak pernah menganggap usang majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu.
c. Gambar atau foto lebih banyak
Jumlah halaman lebih banyak, sehigga selain penyajian beritanya yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar atau foto yang lengkap,
dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta aktualitas kertas yang digunakan pun lebih baik. Foto-foto yang ditampilkan majalah memiliki daya
tarik sendiri, apalagi apabila foto tersebut sifatnya ekslusif.
d. Sampul sebagai daya tarik
Sampul adalah ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia. Sampul majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna
yang menarik pula. Menarik tidaknya suatu majalah sangat bergantung pada tipe majalahnya, serta konsistensi atau keajengan majalah tersebut dalam
menampilkan ciri khasnya. Sehingga secara sepintas pembaca dapat mengidentifikasi majalah tersebut.
51
51
Elvinaro ardianto dan lukiati komala erdiyana, komunikasi massa suatu pengantar bandung: simbiosa rekatama media, 2007, h. 113-115.
4. Fungsi majalah
Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama media berbeda satu dengan yang lainnya. Majalah berita seperti Gatra mungkin
lebih berfungsi sebagai media informasi tentang berbagai peristiwa dalam dan luar negri dan fungsi berikutnya adalah hiburan. Majalah wanita dewasa
Femina, meskipun isinya relatif menyangkut berbagai informasi dan tips masalah kewanitaan, lebih bersifat menghibur. Fungsi informasi dan mendidik
mungkin menjadi prioritas berikutnya. Majalah pertanian fungsi utamanya adalah memberikan informasi kesustraan pada pembaca.
Pada dasarnya majalah memiliki fungsi yang sama dengan media massa, karena majalah adalah bagian dari media massa itu sendiri. Fungsi-
fungsi tersebut adalah fungsi penyebar informasi, menjadi sarana hiburan, alat pembelajaran, sebagai kontrol sosial bagi majalah-majalah berita.
52
Pendapat lain menyebutkan bahwa meski majalah tidak seaktual surat kabar yang terbit
tiap hari, majalah baik yang terbit bulanan maupun mingguan tetap memiliki efek edukasi yang tinggi, ia juga berperan sebagai penyampai dan penafsiran
pesan.
53
52
Ardianto dan erdiyana, komunikasi massa, h. 20.
53
William L. Rivers, dkk, media massa dan masyarakat modern jakarta:prenada media, 2003 h. 212.