merek yang inovatif yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggannya.
c. Perluasan saluran distribusi Perceived quality mempunyai arti penting bagi pengecer, distributor, dan
saluran distribusi lainnya. Para pengecer dan distributor akan termotivasi untuk menjadi penyalur produk atau merek dengan perceived quality yang
tinggi, yang berarti dapat semakin memperluas distribusi dari merek tersebut. Di pihak lain, konsumen sangat berminat untuk membeli produk yang
memiliki perceived quality kuat sehingga secara umum saluran distribusi dimotivasi untuk menyalurkan merek-merek produk yang memiliki perceived
quality kuat. d. Perluasan merek
Suatu merek produk dengan perceived quality kuat dapat dieksploitasi ke arah perluasan merek. Merek dengan perceived quality kuat dapat digunakan untuk
memperkenalkan kategori produk baru, yang beraneka macam. Produk dengan merek yang perceived qualitynya kuat akan mempunyai kemungkinan sukses
yang lebih besar dibandingkan dengan merek yang perceived qualitynya lemah, sehingga perhiasan produk dari merek dengan perceived quality yang
kuat kemungkinan perolehan pangsa pasar yang lebih besar lagi. Dalam hal ini perceived quality merupakan jaminan yang signifikan atas perluasan merek
tersebut.
2.1.8 Membangun Perceived Quality yang Kuat
Sedemikian kuatnya peran perceived quality sehingga upaya untuk membangunnya memerlukan perhatian yang serius agar perusahaan dapat merebut
dan menaklukkan pasar di setiap kategori produk. Hal tersebut dikarenakan pelanggan pada tahap awal memutuskan untuk membeli produk karena perceived
qualitynya, yang pada gilirannya akan sampai pada tahap evaluasi yang menghantarkannya kepada rasa puas atau tidak puas. Berikut ini adalah berbagai
hal yang perlu diperhatikan dalam membangun perceived quality : a.
Komitmen terhadap kualitas
Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara kualitas bukan hanya basa-
basi dalam tindakan tanpa kompromi; b.
Budaya kualitas Komitmen kualitas harus terefleksi dalm budaya perusahaan, norma
perilakunya, dan nilai-nilainya. Jika perusahaan dihadapkan kepada pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus dimenangkan;
c. Informasi masukan dari pelanggan
Pada akhirnya dalam membangun perceived quality, pelangganlah yang mendefinisikan
kualitas. Seringkali
para pemimpin
keliru dalam
memperkirakan apa yang dianggap penting oleh pelanggannya. Untuk itulah perusahan secara berkesinambungan perlu melakukan riset terhadap
pelanggannya, sehingga diperoleh informasi yang akurat, relevan dan up to date;
d. Sasaran atau standar jelas
Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum, karena sasaran kualitas yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat. Kualitas juga harus
memiliki standar yang jelas, dapat dipahami dan diprioritaskan. Terlalu banyak sasaran tanpa prioritas sama saja dengan tidak mempunyai sasaran
focus yang pada akhirnya akan membahayakan kelangsungan perusahaan itu sendiri.
e. Kembangkan karyawan yang berinisiatif
Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan untuk berinisiatif serta dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran yang kreatif
dan inovatif. Karyawan juga secara aktif dilibatkan dalam pengendalian kualitas pelayanan.
2.1.9 Nilai, Kepuasan, dan Mutu Produk
Konsumen biasanya menghadapi jajaran produk dan jasa beraneka rupa yang dapat memuaskan kebutuhan tertentu. Mereka membuat pilihan pembelian
berdasarkan pada persepsi mereka mengenai nilai yang melekat pada berbagai