TNA  karena  supervisor  merupakan
first-line
yang  bertanggungjawab memastikan  bahwa  kebijakan  dari
top  management
dan  prosedur perusahaan  dijalankan  sebagaimana  semestinya,  dan  diperkuat  dengan
core  business
PT  X  adalah  produksi  sehingga  peran  supervisor  sangat penting  dalam  jalannya  perusahaan.  Hasil  TNA  yang  paling  menonjol
adalah  para  supervisor  memilih  keterampilan  dalam
teamwork
dan kepemimpinan sebagai keterampilan yang harusnya diberikan semacam
pelatihan  agar  keterampilan  mereka  dapat  meningkatkan  sehingga membantu  dalam  mengerjakan  tugas.
Hal  ini  juga  diperkuat  dari  hasil wawancara  dengan  seorang  kanit  Umum  PT  X  pada  tanggal  17  Mei
2013  dimana  supervisor  membutuhkan  pelatihan  untuk  meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka dalam bekerja.
2.  Membangun Rancangan Intervensi
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh Peneliti, maka peneliti membuat  rancangan  intervensi  dalam  bentuk  pelatihan.  Pelatihan
dirancangan  dengan  didasari  oleh  pendapat  Mager  dan  Pipe  1984 yang  menyatakan  bahwa  masalah  performa  yang  menyebabkan
hilangnya produktivitas dan pelanggan; pekerja yang tidak mengetahui bagaimana  bekerja  dengan  efektif,  dan  pekerja  tidak  mampu
mendemonstrasikan  pengetahuan  atau  perilakunya  dengan  benar
Universitas Sumatera Utara
merupakan  beberapa  masalah  yang  memerlukan  pelatihan  sebagai solusi terbaik.
Proses  perancangan  intervensi  dalam  bentuk  pelatihan  didasarkan pada  10  langkah  membangun  pelatihan  yang  dikemukakan  oleh
Kirkpatrick 2005, yaitu : a
Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
Pada  tahap  ini,  Peneliti  melakukan  analisa  kebutuhan  pelatihan. Hasil TNA menunjukkan bahwa para supervisor umumnya kurang
menguasai  peran  dan  tanggungjawab  mereka  sebagai
first-line
di perusahaan.  Hal  ini  ditandai  dengan  menyebarnya  hasil  TNA
dimana keterampilan dalam
teamwork
, kepemimpinan, manajemen konflik,  perencanaan  kerja,  memotivasi  bawahan,  persuasi,
komunikasi,  mengikuti  prosedur  dan  pengambilan  keputusan merupakan keterampilan yang perlu ditingkatkan dalam membantu
menjalankan  tugas  mereka.  Namun,  diantara  9  keterampilan tersebut,
teamwork
dan  kepemimpinan  memiliki  persentasi tertinggi  dalam  hasil  TNA.  Setelah  dilakukan  TNA,  pemieliti
melakukan  wawancara  dengan  salah  satu  Kanit  yang  hasilnya menunjukkan  bahwa  mereka  membutuhkan  pelatihan  untuk
membantu mengembangkan keterampilan mereka dalam bekerja. Berdasarkan  hasil  TNA  dan  wawancara  di  atas,  maka  pelatihan
yang dirancang adalah
Supervisory Training
.
Supervisory Training
Universitas Sumatera Utara
ini  dirancang  berdasarkan  banyak  masalah  yang  dialami  PT  X terutama  di  bagian  operasional  dan  menunjukkan  bahwa  kegiatan
supervisi tidak berjalan dengan baik. Konten  yang  dimasukkan  dalam
Supervisory  Training
ini mencakup  Supervisor  secara  Umum,  Keterampilan  Supervisor,
Kemampuan  Mendengar,
Teamwork
,  dan  Kepemimpinan.  Kelima konten  ini  dirancang  berdasarkan  hasil  TNA,  wawancara,  dan
adanya  keterbatasan  waktu  yang  diberikan  kepada  peneliti  dalam membuat pelatihan.
b Menetapkan Sasaran Pelatihan
1 Sasaran Umum:
i. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman supervisor
akan  tugas,  peran  dan  tanggungjawabnya  dalam bekerja.
ii. Meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman keterampilan  manajerial  dan  esensial  supervisor  dalam
bekerja. iii.
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman supervisor tentang mendengar secara efektif.
iv. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman supervisor
dalam bekarja dalam suatu tim.
Universitas Sumatera Utara
v. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman supervisor
mengenai kepemimpinan. 2
Sasaran Khusus :
i. Mengetahui,  memahami,  dan  mengevaluasi  tugas,
peran  dan  tanggungjawab  supervisor  dalam  struktur organisasi.
ii. Mengenali,  memahami  dan  menerapkan  keterampilan
manajerial  dan  esensial  supervisor  dalam  menjalankan tugas sehari-hari.
iii. Mengenali  dam  memahami  pentingnya  mendengar
efektif dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari. iv.
Mengenali,  memahami  dan  menerapkan  keterampilan bekerja dalam tim bagi supervisor untuk meningkatkan
kerjasama dalam menjalankan tugas sehari-hari. v.
Mengenali  dan  memahami  fungsi  dan  faktor  yang mempengaruhi
kepemimpinan supervisor
dalam memimpin tim.
c Menentukan Isi Subjek
Berdasarkan  kebutuhan  dan  tujuan  yang  telah  ditentukan,  maka topik yang akan dimuat dalam “
Supervisory Training
” adalah:
Universitas Sumatera Utara
1 Supervisor  Secara  Umum,  yang  terdiri  dari  Definisi
Supervisor,  Tugas  Supervisor,  Tanggungjawab  Supervisor, dan Supervisor yang Efektif.
2 Keterampilan  Supervisor,  yang  terdiri  dari  Keterampilan
Manajerial Supervisor dan Keterampilan Esensial Supervisor. 3
Keterampilan  Mendengar
Listening  Skill
,  yang  terdiri  dari Pengertian  Mendengar  Efektif,  Hal-hal  yang  Harus
Diperhatikan  Saat  Mendengar,  Hal-hal  yang  Sebaiknya Dihindari Saat Mendengar, dan Cara Memiliki Keterampilan
Mendengar yang Baik.
4 Teamwork
, yang terdiri dari Definisi
Teamwork
, Membangun Tim Yang Efektif, dan Mengubah Individu Menjadi Tim.
5 Kepemimpinan,  yang  terdiri  dari  Definisi  Kepemimpinan,
Fungsi  Pemimpin  dan  Faktor-faktor  yang  Mempengaruhi Kepemimpinan.
d Memilih Peserta
Supervisory  Training
ini ditujukan untuk seluruh Supervisor PT X khususnya  di  bagian  Produksi  yang  berjumlan  48  orang  yang
berbagi  menjadi  3  tiga
shift
.  Namun  akibat  keterbatasan  waktu dan  alasan  dari  perusahaan,  maka  peserta  yang  dilibatkan  dalam
Supervisory Training
ini hanya 1
shift
saja.
Universitas Sumatera Utara
e Membuat Jadwal yang Baik
Pelaksanaan
Supervisory  Training
PT  X  dilakukan  setlah melakukan  diskusi  dengan  Manager  Opersional  dan  disesuaikan
dengan  jadwal  kerja  para  Supervisor  sehingga  tidak  mengganggu waktu bekerja mereka. Adapun rencana kegiatan pelatihan disusun
sebagai berikut:
Tabel 2. Jadwal Pelatihan
Hari Pukul
Kegiatan Metode
Penanggung-
jawab
I 08.30
– 08.45 Registrasi Peserta
Pihak PT X I
08.45 – 09.00
Pembukaan Pelatihan Pihak PT X
I 09.00
– 09.15 Overview Kegiatan, Perkenalan Pemateri
Fasilitator, Pembagian Perlengkapan Peserta
Trainer I
09.15 – 09.30
Penjelasan Tata Tertib Pelatihan Trainer
I 09.30
– 09.45 Pre-Test
Membaca Mengisi
Kuesioner Trainer
I 09.45
– 11.30 Sesi 1. Supervisor Secara Umum dan
Keterampilan Supervisor Ceramah, Video,
ice breaking ,
games Trainer
I 11.30
– 12.00 Diskusi
Diskusi Trainer
I 12.00
– 13. 00 Istirahat
Pihak PT X I
13.00 – 14.25
Sesi 2. Listening Skill  Keterampilan Mendengar
Ceramah, ice breaking
, games Trainer
I 14.25
– 14. 30 Penutup Hari Pertama
Pihak PT X II
08.30 – 08.45
Register Ulang Peserta Pihak PT X
II 08.45
– 10.30 Sesi 3. Teamwork
Ceramah, Video, ice breaking
, games
Trainer II
10.30 – 12.00
Sesi 4. Kepemimpinan Ceramah, Video,
ice breaking ,
games Trainer
II 12.00
– 13.00 Istirahat
Pihak PT X II
13.00 – 13.40
Tanya-Jawab Diskusi
Trainer II
13.40 – 13.55
Post Test Membaca
Mengisi Kuesioner
Trainer II
13.55 – 14.15
Evaluasi Pelatihan Membaca
Mengisi Kuesioner
Trainer II
14.15 – 14.30
Penutupan Pelatihan Pihak PT X
Universitas Sumatera Utara
f Memilih Fasilitas yang Memadai
Dalam  pelaksanaan
Supervisory  Training
,  gedung  dan  fasilitas yang  akan  digunakan  diserahkan  pada  pihak  perusahaan.  Fasilitas
lainnya disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan, kondisi anggaran pelatihan,  jumlah  pelatihan  dan  faktor  kenyamanan  yang
diinginkan. g
Memilih Instruktur yang Sesuai
Trainer
yang akan memberikan materi
Supervisory Training
adalah
trainer
yang  memahami  materi  yang  akan  disampaikan.
Trainer
yang digunakan adalah
trainer
yang berasal dari luar PT X. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa PT X tidak memiliki bagian
atau  departemen  yang  mengurusi  pelatihan,  bagian  HRD  juga mengalami kesulitan mengatur waktu untuk melakukan pelatihan.
h Memilih dan Menyiapkan Bantun Peralatan Audivisual
Peralatan Audiovisual
yang digunakan
untuk membantu
pelaksanaan
Supervisory Training
adalah: 1
Whiteboard, spidol dan alat lainnya. 2
Projector
, In focus dan
Screen
. 3
Kertas  HVS,  jumlahnya  disesuaikan  dengan  kebutuhan pelatihan.
Universitas Sumatera Utara
4 Bahan  lainnya  yang  disesuaikan  dengan  Modul  Pelatihan
yang ada. i
Melakukan Koordinasi
Pelaksanaan
Supervisory  Training
berkoordinasi  dengan  pihak  PT X,  terutama  dengan  staf  bagian  HRD.  Staf  HRD  ini  berfungsi
sebagai fasilitator guna memperlancar kegiatan-kegiatan pelatihan. j
Melakukan Tahapan Evaluasi Program Evaluasi  terhadap  pelatihan  sangat  penting  dilakukan.  Evaluasi
berguna  untuk  meyakinkan  bahwa  program  yang  dibuat  memang benar-benar  tepat  sasaran,  sesuai  dengan  tujuan,  sesuai  dengan
anggaran  yang  telah  disediakan.  Menurut  Kirkpatrick Kickpartick 2005, evaluasi terhadap pelatihan, didasarkan pada 3
tiga alasan utama, yaitu : 1 Sebagai alasan untuk membenarkan eksistensi dan anggaran departemen pelatihan dengan menunjukkan
kontribusinya  terhadap  tujuan  dan  sasarn  perusahaan,  2  Untuk memutuskan  apakah  program  pelatihan  dapat  diteruskan  atau
dihentikan,  dan  3  Untuk  memperoleh  informasi  mengenai bagaimana  peningkatan  program  pelatihan  di  masa  yang  akan
datang. Evaluasi  yang  dilakukan  pada
Supervisory  Training
ini  adalah evaluasi  reaksi,  evaluasi  belajar  dan  evaluasi  perilaku.  Evaluasi
Universitas Sumatera Utara
hanya  dapat  dilakukan  pada  3  tiga  level  ini  karena  keterbatasan waktu dan alasan perusahaan.
1 Evaluasi  Reaksi,  yaitu  evaluasi  yang  melihat  bagaimana
reaksi peserta pelatihan terhadap program pelatihan. Evaluasi dilakukan  dengan  memberikan  Form  Evaluasi  yang  disusun
oleh
trainer
.  Evaluasi  ini  berikan  kepada
trainee
setelah seluruh  kegiatan  pelatihan  selesai  dilaksanakan.  Form
evaluasi reaksi terlampir. 2
Evaluasi  Belajar,  yaitu  evaluasi  untuk  mengetahui  seberapa jauh  pengetahuan  peserta  meningkat  setelah  mengikuti
pelatihan.  Evaluasi  dilakukan  dengan  memberikan  Lembar
Pretest-Posttest
,  yang  disusun  oleh
trainer
,  kepada  peserta pelatihan.  Lembar  ini  berisi  mengenai  materi  yang
disampaikan  selama  berlangsungnya  pelatihan.  Aitem  yang digunakan  dalam  Pretest  dan  Posttest  sama,  namun  Peneliti
mengacak  urutan  pertanyaan  untuk  menghindari  bias partisipan.
Pretest
diberikan  kepada  peserta  sebelum mengikuti  kegiatan  pelatihan,  sedangkan
Posttest
diberikan setelah  peserta  mengikuti  kegiatan  pelatihan.  Hasil
Pretest- Posttest
akan  dibandingkan  untuk  melihat  apakah  ada peningkatakan  pengetahuan  peserta  setelah  mengikuti
pelatihan.
Form Pretest-Posttest
terlampir.
Universitas Sumatera Utara
3 Evaluasi  Perilaku,  yaitu  evaluasi  untuk  menentukan
sejauhnya  terjadi  perubahan  perilaku  yang  terjadi  setelah mendapatkan  pelatihan.  Evaluasi  ini  cenderung  lebih  sulit
dilakukan.  Beberapa  cara  yang  dilakukan  untuk  melakukan evaluasi  ini  adalah  dengan  menggunakan  interview,  survey
ataupun  kuesioner.  Seluruh  metode  ini  digabungkan  untuk melihat  perilaku  para  partisipan  yang  berubah.  Evaluasi
diberikan  kepada  si  partisipan  sendiri  dan  atasan  partisipan. Namun  pada  penelitian ini,  evaluasi  hanya sebatas  diberikan
kepada  para  partisipan  dan  tidak  melibatkan  atasan partisipan.  Hal  ini  disebabkan  adanya  keterbatasan  waktu
yang  diberikan  kepada  Peneliti,  karena  pada  umumnya evaluasi  perilaku  diberikan  minimal  3  tiga  minggu  setelah
diberikan pelatihan.
3.  Membuat Modul Pelatihan