sehingga suasana tidak kaku dan monoton. Peserta III
Penyampaian trainer harus lebih santai dan tidak kaku.
Disarankan menggunakan musik untuk mencairkan suasana.
Peserta IV Audio yang digunakan masih kurang maksimal.
Metode penyampaiannya sudah baik, namun cara trainer menyampaikan masih kaku.
Berdasarkan hasil evaluasi dan hasil
feedback
, maka dapat disimpulkan bahwa materi yang disajikan, metode yang digunakan
dalam penyampaian materi, jadwal dan waktu setiap sesi kegiatan sudah baik, namun perlu ada perbaikan dalam hal teknis seperti
adanya penggunaan musik, penggunaan yel-yel selama kegiatan serta cara penyampaian trainer dan penguasaan trainer terhadap
materi harus ditingkatkan lagi. Oleh karena itu, peneliti merevisi modul
Supervisory Training
sehingga modul yang akan digunakan oleh PT X lebih baik.
6. Membangun Finalisasi Modul Pelatihan
Penyusunan modul
Supervisory Training
dirancang sebagai berikut:
a. Latar Belakang Pelatihan
Peneliti membuat latar belakang mengapa
Supervisory Training
ini perlu diberikan kepada para Supervisor di PT X.
b. Sasaran Pelatihan
Universitas Sumatera Utara
Sasaran pelatihan merupakan hal penting dalam melakukan program pelatihan. Oleh karena itu, peneliti mencantumkan sasaran
apa saja yang hendak dicapai melalui
Supervisory Training
ini. Sasaran dibagi menjadi 2 dua, yaitu sasaran umum dan sasaran
khusus dimana target yang hendak dicapai pada sasaran khusus ini lebih spesifik.
c. Materi Pelatihan
Materi pada
Supervisory Training
ini disesuaikan dengan hasil TNA dan wawancara yang dilakukan peneliti sebelumnya. Pada
Supervisory Training
ini, materi yang dicantumkan ada 5 lima, yaitu Supervisor secara Umum, Keterampilan Supervisor,
Komunikasi Efektif,
Teamwork
dan Kepemimpinan. Penyususnan materi juga didasarkan atas pertimbangan waktu dan kesempatan
yang diberikan oleh perusahaan. Ada perubahan dalam materi
games
. Permainan “Menyusun Koran” diganti menjadi “Mesin Manusia” dengan pertimbangan
agar permainan yang disajikan lebih banyak melibatkan aktivitas fisik.
d. Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan adalah seluruh Supervisor PT X khususnya di bagian Produksi yang berjumlan 48 orang yang berbagi menjadi 3
tiga
shift
.
Universitas Sumatera Utara
e. Metode Pelaksanaan Pelatihan
Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi pada
Supervisory Training
sebagai berikut: 1.
Ceramah Ceramah merupakan komunikasi terstruktur dan satu arah yang
disampaikan oleh
presenterlecturer
kepada peserta. Ceramah umumnya dibantu dengan berbagai alat bantu visual untuk
menyampaikan materi ceramah Abella, 1986. Pada
Supervisory Training
, metode ceramah dilakukan dengan pertimbangan
peserta pelatihan
kurang memahami
pengetahuan yang akan disampaikan oleh
trainer
, jumlah peserta pelatihan berukuran besar, tujuan terbesar pelatihan
adalah sebatas menyampaikan informasi, para peserta menyadari perlunya
tra iner
menyampaikan materi Abella, 1986. Ceramah dilakukan selama 15 menit dengan
pertimbangan menghindari kebosanan para peserta pelatihan yang sudah lelah bekerja sepanjang hari.
2. Diskusi
Diskusi dilakukan untuk memberi kesempatan kepada para peserta pelatihan untuk saling bertukar pikiran, pendapat dan
bertanya mengenai hal yang belum dimengerti di dalam forum Abella, 1986. Di dalam diskusi ini, para peserta diberi
Universitas Sumatera Utara
kesempatan untuk saling mengemukakan pendapat secara spontan tanpa harus dipimpin atau peserta boleh saja bertanya
kepada
trainer
mengenai hal yang belum dipahaminya. 3.
Games
Games merupakan kegiatan formalitas dimana para peserta berusaha menentukan tujuan dilakukannya permainan Abella,
1986. Pada
Supervisory Training, games
dilakukan dengan tujuan kelompok memerlukan kegiatan yang menarik perhatian
dan minat dan kelompok cenderung memberikan jawaban yang benar dalam kegiatan pelatihan padahal dalam kenyataannya
perilaku mereka berbeda. Pelaksanaan
games
diiringi dengan lagu. Hal ini dimaksud untuk menambah keceriaan suasana dan menghindari suasana
yang monoton saat sedang bermain.
Games
yang dipilih juga
games
yang lebih banyak melibatkan aktivitas fisik. Hal ini juga dengan pertimbangan bahwa seluruh peserta pelatihan
adalah pria. Disela-sela kegiatan, trainer menyelipkan yel-yel yang harus dilaksanakan oleh para peserta pelatihan.
4.
Role Play
Metode
Role Play
merupakan metode dimana partisipan menstimulasi situasi nyata ataupun situasi hipotetis. Metode ini
biasanya juga diikuti oleh diskusi dan analisa untuk
Universitas Sumatera Utara
menentukan bagaimana interaksi yang dirasakan, apa yang terjadi
dan mengapa.
Role play
bermanfaat untuk
mempraktikkan kemampuan para partisipan, partisipan belajar bagaimana berinteraksi, menilai perilaku partisipan dalam
berinteraksi di suatu situasi, dan mengidentifikasi perilaku apa yang efektif maupun yang tidak efektif dalam menghadapi
suatu situasi Abella, 1986. 5.
Mengisi dan Menjawab Kuesioner
Metode ini digunakan dalam melakukan evaluasi
Supervisory Training,
dimana para peserta harus membaca dan mengisi
Lembar evaluasi yang telah diberikan. Mengisi dan menjawab kuesioner diiringi dengan musik. Hal ini dimaksud untuk
menghindari suasana yang monoton. f.
Jadwal Bagian ini memuat jadwal pelaksanaan
Supervisory Training
, kapan dan dimana kegiatan ini akan dilakukan.
g.
Rundown
Acara
Rundown
acara berupa detail kegiatan yang akan dilakukan. Kapan dilakukan, kapan waktunya, metode apa yang digunakan, materi
apa yang disampaikan, tujuan materi, hingga bagaimana pelaksanaan kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan pada modul revisi adalah : 1.
Materi
games
“Menyusun Koran” diubah menjadi “Mesin Manusia”.
2. Penambahan sesi diskusi di setiap akhir permainan atau
materi. 3.
Perubahan dalam
power point
pada saat pelatihan, dimana lebih
banyak menggunakan
gambar atau
ilustrasi dibandingkan kata-kata.
Modul Revisi secara lengkap terlampir.
7. Pelaksanaan Penelitian