3 Evaluasi Perilaku, yaitu evaluasi untuk menentukan
sejauhnya terjadi perubahan perilaku yang terjadi setelah mendapatkan pelatihan. Evaluasi ini cenderung lebih sulit
dilakukan. Beberapa cara yang dilakukan untuk melakukan evaluasi ini adalah dengan menggunakan interview, survey
ataupun kuesioner. Seluruh metode ini digabungkan untuk melihat perilaku para partisipan yang berubah. Evaluasi
diberikan kepada si partisipan sendiri dan atasan partisipan. Namun pada penelitian ini, evaluasi hanya sebatas diberikan
kepada para partisipan dan tidak melibatkan atasan partisipan. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan waktu
yang diberikan kepada Peneliti, karena pada umumnya evaluasi perilaku diberikan minimal 3 tiga minggu setelah
diberikan pelatihan.
3. Membuat Modul Pelatihan
Penyusunan modul
Supervisory Training
dirancang sebagai berikut:
a. Latar Belakang Pelatihan
Peneliti membuat latar belakang mengapa
Supervisory Training
ini perlu diberikan kepada para Supervisor di PT X.
Universitas Sumatera Utara
b. Sasaran Pelatihan
Sasaran pelatihan merupakan hal penting dalam melakukan program pelatihan. Oleh karena itu, peneliti mencantumkan sasaran
apa saja yang hendak dicapai melalui
Supervisory Training
ini. Sasaran dibagi menjadi 2 dua, yaitu sasaran umum dan sasaran
khusus dimana target yang hendak dicapai pada sasaran khusus ini lebih spesifik.
c. Materi Pelatihan
Materi pada
Supervisory Training
ini disesuaikan dengan hasil TNA dan wawancara yang dilakukan peneliti sebelumnya. Pada
Supervisory Training
ini, materi yang dicantumkan ada 5 lima, yaitu Supervisor secara Umum, Keterampilan Supervisor,
Kemampuan Mendengar
Listening Skill
,
Teamwork
dan Kepemimpinan. Kelima materi ini disusun berdasarkan hasil TNA
dan wawancara. Penyususnan materi juga didasarkan atas pertimbangan waktu dan kesempatan yang diberikan oleh
perusahaan. d.
Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan adalah seluruh Supervisor PT X khususnya di bagian Produksi yang berjumlan 48 orang yang berbagi menjadi 3
Universitas Sumatera Utara
tiga
shift
. Namun akibat keterbatasan waktu dan alasan dari perusahaan, maka peserta yang dilibatkan dalam
Supervisory Training
ini hanya 1
shift
saja. e.
Metode Pelaksanaan Pelatihan Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi pada
Supervisory Training
sebagai berikut: 1
Ceramah Ceramah merupakan komunikasi terstruktur dan satu arah
yang disampaikan oleh
presenterlecturer
kepada peserta. Ceramah umumnya dibantu dengan berbagai alat bantu visual
untuk menyampaikan materi ceramah Abella, 1986. Pada
Supervisory Training
, metode ceramah dilakukan dengan pertimbangan
peserta pelatihan
kurang memahami
pengetahuan yang akan disampaikan oleh
trainer
, jumlah peserta pelatihan berukuran besar, tujuan terbesar pelatihan
adalah sebatas menyampaikan informasi, para peserta menyadari perlunya
trainer
menyampaikan materi Abella, 1986.
2 Diskusi
Diskusi dilakukan untuk memberi kesempatan kepada para peserta pelatihan untuk saling bertukar pikiran, pendapat dan
Universitas Sumatera Utara
bertanya mengenai hal yang belum dimengerti di dalam forum Abella, 1986. Di dalam diskusi ini, para peserta
diberi kesempatan untuk saling mengemukakan pendapat secara spontan tanpa harus dipimpin atau peserta boleh saja
bertanya kepada
trainer
mengenai hal yang belum dipahaminya.
3
Games
Games merupakan kegiatan formalitas dimana para peserta berusaha menentukan tujuan dilakukannya permainan
Abella, 1986. Pada
Supervisory Training, games
dilakukan dengan tujuan kelompok memerlukan kegiatan yang menarik
perhatian dan minat dan kelompok cenderung memberikan jawaban yang benar dalam kegiatan pelatihan padahal dalam
kenyataannya perilaku mereka berbeda. 4
Studi Kasus
Dalam Studi kasus, para partisipan belajar dan kemudian mendiskusikan suatu hal yang dipandu oleh instruktur
berdasarkan pertanyaan atau
probing
. Studi kasus berfokus pada keterlibatan situasi, reaksi apa yang harus diambil atau
dipelajari dan bagaimana menangani suatu situasi di masa yang akan datang. Metode ini melibatkan partisipasi para
partisipan dan membiarkan mereka berpikir bagaimana
Universitas Sumatera Utara
menganalisa suatu situasi dan mengindentifikasi reaksi yang mungkin diberikan. Studi kasus efektif diberikan jika materi
yang diberikan bertujuan mengajarkan kemampuan analisa, menstimulasi situasi di dunia nyata, mendemonstasikan
materi dibandingkan
hanya mengenalkan
konsep, membangkitkan kepercayaandiri para partisipan. Pada studi
kasus, materi dapat diberikan dalam bentuk video, gambar, maupun kasus Abella, 1986.
5
Role Play
Metode
Role Play
merupakan metode dimana partisipan menstimulasi situasi nyata ataupun situasi hipotetis. Metode
ini biasanya juga diikuti oleh diskusi dan analisa untuk menentukan bagaimana interaksi yang dirasakan, apa yang
terjadi dan mengapa.
Role play
bermanfaat untuk mempraktikkan kemampuan para partisipan, partisipan
belajar bagaimana berinteraksi, menilai perilaku partisipan dalam berinteraksi di suatu situasi, dan mengidentifikasi
perilaku apa yang efektif maupun yang tidak efektif dalam menghadapi suatu situasi Abella, 1986.
6 Mengisi dan Menjawab Kuesioner
Universitas Sumatera Utara
Metode ini digunakan dalam melakukan evaluasi
Supervisory Training,
dimana para peserta harus membaca dan mengisi
Lembar evaluasi yang telah diberikan. f.
Jadwal Bagian ini memuat jadwal pelaksanaan
Supervisory Training
, kapan dan dimana kegiatan ini akan dilakukan.
g.
Rundown
Acara
Rundown
acara berupa detail kegiatan yang akan dilakukan. Kapan dilakukan, kapan waktunya, metode apa yang digunakan, materi
apa yang disampaikan, tujuan materi, hingga bagaimana pelaksanaan kegiatan.
4. Melakukan