Penyebab pengajuan itsbat nikah

kepercayaan, namun pasangan tersebut telah mempunyai akta nikah. Jika hal tersebut terjadi, sulit untuk mengawasi beredarnya akta asli tapi palsu. 194 Tidak adanya akta nikah dapat menyebabkan suatu pernikahan dinyatakan tidak mememiliki kekuatan hukum dan hanya dapat tergantikan oleh itsbat nikah oleh Pengadilan Agama. 195

2. Penyebab pengajuan itsbat nikah

Itsbat nikah merupakan satu-satunya upaya legal yang dapat ditempuh untuk mengesahkan suatu perkawinan tanpa pencatatan. Melalui itsbat nikah pula dapat diatasi permasalahan yang lahir dari perkawinan tanpa pencatatan, dampak terhadap status hukumnya, mulai dari status perkawinannya, statusanak-anak, hak-hak keperdataan lainnya. Bahkan, bukti-bukti surat berupa penetapanputusan dan akta nikah yang didapat memiliki kekuatan hukum mengikat dan memberikan perlindungan hukum. Karena begitu pengadilan menjatuhkan penetapanputusannya, hukumnya berlaku surut dan memiliki kepastian hukum. Pengadilan Agama dalam memeriksa permohonan itsbat nikah, hanya dapat mengeluarkan penetapan itsbat nikah terbatas untuk keperluan tertentu saja seperti pada hal-hal yang sudah ditentukan dalam Pasal 7 ayat 3 KHI di mana dinyatakan hal-hal yang berhubungan dengan : a. Adanya perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian Adakalanya suatu perkawinan karena sesuatu hal harus berakhir dengan perceraian. Untuk mengurus perceraian,pihak-pihak yang bersangkutan harus 194 Abdullah Gofar, Itsbat Nikah Upaya Pencatatan Perkawinan Melalui Pengadilan Agama, http:eprints.unsri.ac.id3791, diakses 28 Maret 2015 pukul 13.09 WIB, h.3-4. 195 Pasal 7 ayat 1 dan 2 KHI. mengajukan permohonan cerai talak atau gugatan perceraian ke pengadilan karena perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang pengadilan. Setelah pengadilan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak, seperti yang diatur dalam Pasal 39 UUP 11974, Pasal 65 Undang-Undang Nomor 7 Tahun1989tentang Peradilan Agama dan Pasal 115 KHI, maka perceraian dapat dilakukan. Pengadilan dalam menangani masalah perceraian selalu akan memeriksa terlebih dahulu status perkawinan pasangan suami istri yang hendak melakukan perceraian, apakah mereka benar-benar merupakan pasangan suami istri. Untuk mengetahui hal tersebut maka pengadilan akan selalu menanyakan akta nikah pasangan tersebut karena dengan akta nikah dapat terlihat dengan jelas apakah mereka telah melangsungkan perkawinan atau tidak. Tanpa adanya bukti akta nikah maka pengadilan tidak akan menceraikan pasangan suami istri tersebut karena dasar untuk melakukan perceraian adalah adanya suatuperkawinan yang telah dilangsungkan dan hal itu harus dapat dibuktikan. 196 Oleh karena untuk melakukan perceraian harus mempunyai bukti atas perkawinan yang telah dilangsungkan maka hal itu akan menjadi masalah bagi perkawinan yang tidak memiliki akta nikah sedangkan perceraian sudah merupakan jalan satu-satunya yang harus dilakukan. Untuk membantu masyarakat yang mengalami hal tersebut maka pengadilan memberikan jalan keluarnya yaitu dengan dibuatkannya penetapan itsbat nikah yang dapat menggantikan kedudukan akta nikah. 196 Itsbat Nikah Merupakan Salah Satu Kewenangan Pengadilan Agama, http:library. upnvj.ac.idpdfs1hukum08204711001bab4.pdf diakses pada 29 Maret 2015 pukul 16.08 WIB. Dalam mengajukan permohonan itsbat nikah untuk alasan perceraian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1 Pasangan suami istri yang hendak bercerai, terlebih dahulu mengajukan permohonan itsbat nikahnya dan setelah mendapatkan penetapan itsbat nikah maka barulah mereka mengajukan permohonan atau gugatan perceraian dengan dasar penetapan itsbat nikah sebagai bukti perkawinan. 197 2 Pengajuan permohonan itsbat nikah juga dapat diajukan satu paket dengan kasus perceraian. Jadi dalam hal ini diajukan permohonan atau gugatan perceraian dan sekaligus diajukan permohonan itsbat nikah. Pemeriksaan terhadap permohonan itsbat nikah biasanya dilakukan pada tahap pembuktian di mana perkawinan yang tidak mempunyai akta nikah disahkan dahulu dengan dibuatkan penetapan itsbat nikah. 198 b. Hilangnya akta nikah Sering terjadi akta nikah yang telah dimiliki itu hilang yang dapat disebabkan karena kecerobohan manusia itu sendiri seperti tertinggal atau hilang di suatu tempat, atau juga dapat disebabkan karena faktor alam seperti terjadinya kebakaran, banjir, atau bencana alam lainnya. Apabila akta nikah hilang maka dapat dimintakan duplikat akta nikah ke KUA yang dahulu mengeluarkannya. Namun apabila KUA yang dahulu mengeluarkan tidak dapat membuat duplikatnya karena telah rusak atau hilang atau karena sebab lain sehingga keabsahan perkawinan tidak dapat dibuktikan atau diragukan maka dapat meminta itsbat nikahnya ke Pengadilan Agama agar 197 Jaenal Aripin, Peradilan Agama dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008, h.345. 198 Ibid. perkawinan mempunyai kekuatan hukum.Hal ini juga didasari oleh adanya Pasal 35 Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa terhadap buku nikah yang hilang, dapat diterbitkan duplikat buku nikah oleh PPN berdasarkan surat keterangan kehilangan atau kerusakan dari kepolisian setempat. 199 c. Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat perkawinan Pasal 2 ayat 1 UUP 11974 menyatakan bahwa sah atau tidak sebuah perkawinan apabila dilakukan menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Di dalam penjelasan Pasal 2 ayat 1 UUP 11974 menegaskan bahwa tidak ada perkawinan di luar hukum masing-masing agama dan kepercayaannya, sesuai dengan UUD 1945. Menurut Hukum Islam, suatu perkawinan dinyatakan sah kalau perkawinan tersebut memenuhi rukun dan syarat perkawinan serta tidak ada larangan perkawinan diantara mereka yang akan melaksanakan perkawinan tersebut. Rukun dan syarat perkawinan serta larangan-larangan dalam perkawinan telah diatur dalam KHI sebagai berikut : 1 Rukun dan syarat perkawinan diatur dalam Bab IV Pasal 14 sampai dengan Pasal 29. 2 Larangan perkawinan diatur dalam Bab VI Pasal 39 sampai dengan Pasal 44. Apabila masyarakat merasa ragu terhadap salah satu syarat perkawinan apakah telah sah atau belum sehingga menimbulkan keraguan terhadap status perkawinan mereka maka hal tersebut dapat diatasi dengan mengajukan 199 Itsbat Nikah Merupakan Salah Satu Kewenangan Pengadilan Agama,http:library. upnvj.ac.idpdfs1hukum08204711001bab4.pdf diakses pada 29 Maret 2015 pukul 16.08 WIB. permohonan itsbat nikah ke Pengadilan Agama karena merupakan salah satu hal yang dapat dimintakan itsbat nikahnya. Untuk itu maka pengadilan akan memeriksa kembali syarat-syarat perkawinan yang telah dilangsungkan dan segala hal yang berhubungan dengan perkawinan. 200 d. Adanya perkawinan yang terjadi sebelum berlakunya UUP 11974 Sebelum lahirnya UUP 11974, perkawinan yang dilakukan belum terakomodir dengan baik dan terdapat perbedaan perangkat hukum bagi setiap agama dan golongan yang merupakan warisan pemerintah kolonial. Selain daripada itu belum ada pengaturan administrasi yang baik bagi setiap perkawinan dengan kata lain pencatatan perkawinan yang dilakukan belum secara komprehensif sehingga banyak perkawinan yang tidak dapat dijangkau oleh undang-undang demikian juga peranan KUA yang belum dapat mencapai tempat- tempat terpencil. Sehingga perkawinan-perkawinan yang terjadi tidak dapat diketahui dengan jelas yang dikemudian hari membawa pengaruh terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perkawinan seperti status anak, kewarisan, harta kekayaan dalam perkawinan dan sebagainya. 201 e. Perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan perkawinan menurut UUP 11974 Bagi masyarakat yang telah melangsungkan perkawinan dimana mereka tidak mempunyai halangan untuk melakukan perkawinan sebagaimana yang tercantum dalam UUP 11974 dan mereka tidak mempunyai akta nikah maka mereka dapat pula meminta itsbat nikah. 200 Ibid. 201 Ibid.

3. Pihak-pihak yang dapat mengajukan itsbat nikah