2 Jika permohonan diajukan oleh suamiistri yang ditinggal mati oleh suamiistrinya, sedang pemohon tidak mengetahui ada ahli waris lainnya
selain dia. b. perkara kontensius, yaitu perkara yang terdiri atas dua pihak yaitu pemohon
melawan termohon atau penggugat melawan tergugat. Adapun kemungkinan para pihak yang terlibat dalam perkara itsbat nikah kontensius adalah sebagai
berikut: 1 Jika permohonan diajukan oleh salah seorang suami atau istri, dengan
mendudukkan istriatau suami sebagai pihak termohon; 2 Jika permohonan diajukan oleh suami atau istri sedang salah satu dari
istri atau suami tersebut masih ada hubungan perkawinan dengan pihak lain, maka pihak lain tersebut juga harus dijadikan pihak dalam
permohonan tersebut; 3 Jika permohonan diajukan oleh suami atau istri yang ditinggal mati oleh
istri atau suaminya, tetapi dia mengetahui ada ahli waris lainnya selain dia;
4 Jika permohonan diajukan oleh wali nikah, ahli waris atau pihak lain yang berkepentingan.
205
4. Prosedur pemeriksaan itsbat nikah
Sebelum mengajukan permohonan dan beracara di Pengadilan Agama terkait permohonan itsbat nikah, para pihak harus terlebih dahulu mengikuti
205
Masrum M.Noor, Itsbat Nikah Bagi Warga Negara Indonesia di Luar Negeri,http:www.pa-magelang.go.id, diakses 5 Maret 2015 pukul 14.05 WIB
pedoman itsbat nikahyang tercantum dalam Buku II Mahkamah Agung Tentang Pedoman Pelaksana Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, yakni sebagai
berikut : 1 Permohonan itsbat nikah dapat dilakukan oleh kedua suami istri atau salah
satu dari suami istri, anak, wali nikah, dan pihak lain yang berkepentingan dengan perkawinan tersebut kepada Pengadilan Agama dalam daerah hukum
pemohon bertempat tinggal, dan permohonan itsbat nikah harus dilengkapi
dengan alasan dan kepentingan yang jelas serta konkrit.
2 Proses pemeriksaan permohonan itsbat nikah yang diajukan oleh suami istri bersifat voluntair, produknya berupa penetapan. Jika isi penetapan tersebut
menolak permohonan itsbat nikah, maka pihak suami dan istri bersama-sama
atau suami, istri masing-masing dapat mengajukan kasasi.
3 Proses pemeriksaan permohonan itsbat nikah yang diajukan oleh salah seorang suami atau istri bersifat kontensius dengan mendudukkan istri atau
suami yang tidak mengajukan permohonan sebagai pihak termohon, produknya berupa putusan dan terhadap putusan tersebut dapat diupayakan
banding dan kasasi.
4 Apabila dalam proses pemeriksaan permohonan itsbat nikah dalam angka 2 dan 3 tersebut di atas diketahui bahwa suami masih terikat dalam
perkawinan sah dengan perempuan lain, maka istri terdahulu tersebut harus dijadikan pihak dalam perkara. Jika Pemohon tidak mau merubah
permohonannya dengan memasukkan istri terdahulu sebagai pihak,
permohonan tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima.
5 Permohonan itsbat nikah yang dilakukan oleh anak, wali, dan pihak lain yang berkepentingan harus bersifat kontensius, dengan mendudukkan suami dan
istri sebagai termohon.
6 Suami istri yang telah ditinggal mati oleh istri atau suaminya dapat mengajukan permohonan itsbat nikah secara kontensius dengan
mendudukkan ahli waris lainnya sebagai pihak termohon, produknya berupa
putusan dan atas putusan tersebut dapat diupayakan banding dan kasasi.
7 Dalam hal suami atau istri yang ditinggal mati tidak mengetahui ahli waris lain selain dirinya, maka permohonan itsbat nikah diajukan secara voluntair,
produknya penetapan. Apabila permohonan tersebut ditolak, maka pemohon
dapat mengajukan kasasi.
8 Orang lain yang mempunyai kepentingan dan tidak menjadi pihak dalam perkara penetapan itsbat nikah tersebut dalam angka 2 dan 6 dapat
melakukan perlawanan kepada Pengadilan Agama yang memutuskan setelah
mengetahui ada penetapan itsbat nikah.
9 Orang lain yang mempunyai kepentingan dan tidak menjadi pihak dalam perkara penetapan itsbat nikah tersebut dalam angka 3, 4, dan 5 dapat
mengajukan intervensi kepada Pengadilan Agama yang memeriksa itsbat
nikah tersebut selama perkara belum diputus.
10 Orang lain yang mempunyai kepentingan dan tidak menjadi pihak dalam perkara permohonan itsbat nikah tersebut dalam angka 3, 4, dan 5
sedangkan permohonan tersebut telah diputus oleh Pengadilan Agama, ia
dapat mengajukan gugatan pembatalan perkawinan yang telah disahkan oleh
Pengadilan Agama tersebut.
11 Ketua Majelis Hakim 3 tiga hari setelah menerima Penetapan Majelis Hakim PMH, membuat Penetapan Hari Sidang PHS sekaligus
memerintahkan Jurusita Pengganti JSP untuk mengumumkan permohonan pengesahan nikah tersebut 14 empat belas hari terhitung sejak tanggal
pengumuman pada media massa cetak atau elektronik, atau sekurang-
kurangnya diumumkan pada papan pengadilan agama.
12 Majelis Hakim dalam menetapkan hari sidang paling lambat 3 tiga hari setelah berakhirnya pengumuman. Setelah hari pengumuman berakhir,
Majelis Hakim segera menetapkan hari sidang.
13 Pengadilan Agama hanya dapat mengabulkan permohonan itsbat nikah sepanjang perkawinan yang telah dilangsungkan memenuhi syarat dan rukun
nikah serta tidak melanggar larangan perkawinan yang diatur dalam Pasal 8 sd 10 UUP 11974 jo. Pasal 39 sd Pasal 44 KHI.
206
Setelah berpedoman pada cara pengajuan itsbat nikah yang diatur dalam Buku II Mahkamah Agung Tentang Pedoman Pelaksana Tugas dan Administrasi Peradilan
Agama, permohonan itsbat nikah yang telah masuk ke Pengadilan Agama akan dilakukan proses penyelesaian perkara yang berpedoman pada Hukum Acara
Perdata yakni sebagai berikut :
206
Buku II Mahkamah Agung Tentang Pedoman Pelaksana Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, http:www.academia.edu6250319Buku_II_Bindalmin diakses 29 Maret 2015
pukul 12.08 WIB.
a. Mengajukan permohonan secara tertulis yang ditandatangani oleh Pemohon atau kuasanya yang sah ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama Pasal
142 ayat 1 R. Bg.; b. Pemohon yang tidak dapat membaca dan menulis dapat mengajukan
permohonannya secara lisan di hadapan Ketua Pengadilan Agama selanjutnya Ketua Pengadilan Agama atau Hakim yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan
Agama mencatat permohonan tersebut Pasal 144 R. Bg.; c. Permohonan tersebut diajukan ke Pengadilan Agama, kemudian diberi nomor
dan didaftarkan dalam buku register setelah pemohon atau kuasanya membayar panjar biaya telah ditentukan oleh Ketua Pengadilan Agama.
Pasal 145 ayat 4 R.Bg.; d. Permohonan tersebut memuat:
1 Nama, umur, pekerjaan, agama, pendidikan, kewarganegaraan dan tempat kediaman Pemohon dan Termohon;
2 Posita fakta kejadian dan fakta hukum; 3 Alasan atau kepentingan yang jelas;
4 Petitum hal-hal yang dituntut berdasarkan posita; e. PemohonTermohon atau kuasanya menghadiri persidangan berdasarkan
panggilan yang dilaksanakan oleh JurusitaJurusita Pengganti Pengadilan Agama. Pasal 146 R.Bg.
Tahapan-tahapan pemeriksaan perkara itsbat nikah secara teknis adalah sebagai berikut :
a. Tahap pengumuman dan pemanggilan 1 Sebelum Majelis Hakim menetapkan hari sidang, terlebih dahulu
mengumumkan adanya permohonan itsbat nikah melalui media massa dalam waktu 14 empat belas hari;
2 Setelah berakhir masa pengumuman Majelis Hakim menetapkan hari sidang paling lambat 3 tiga hari setelah berakhirnya pengumuman;
3 Pemohon dan Termohon dipanggil oleh JurusitaJurusita Pengganti Pengadilan Agama untuk menghadiri sidang pemeriksaan sebagai berikut :
a Pemohon dan Termohon yang berada di wilayah Pengadilan Agama, dipanggil langsung di tempat kediaman Pemohon dan Termohon,
jarak pemanggilan dengan hari sidang sekurang-kurangnya tiga hari; b Pemohon atau Termohon yang berada di luar wilayah Pengadilan
Agama dipanggil melalui Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat kediaman Pemohon atau Termohon, jarak pemanggilan dengan hari
sidang sekurang-kurangnya tiga hari; c Termohon yang tidak diketahui keberadaannya dipanggil melalui
media massa sebanyak dua kali, jarak pemanggilan pertama dengan pemanggilan kedua satu bulan dan jarak pemanggilan kedua dengan
hari sidang sekurang-kurangnya tiga bulan; d Termohon yang berada di luar negeri dipanggil melalui departemen
luar negeri cq. Dirjen Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri
dengan tembusan disampaikan kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia dan jarak pemanggilan dengan hari sidang sekurang-
kurangnya 6 enam bulan sejak surat permohonan pemanggilan dikirimkan;
207
b. Tahapan pemeriksaan 1 Pada pemeriksaan sidang pertama
a Jika Pemohon dan Termohon hadir, maka tahap persidangan dimulai dengan memeriksa identitas para pihak, para pihak tidak diwajibkan
melaksanakan proses mediasi karena perkara permohonan itsbat nikah tidak menempuh upaya mediasi Pasal 3 ayat 2 Perma. Nomor 1
Tahun 2008; b Jika Termohon tidak hadir, maka Termohon dipanggil sekali lagi
Pasal 150 R.Bg; 2 Selanjutnya tahapan pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membacakan
surat permohonan, jawaban, replik, dan duplik Pasal 157 ayat 1 R. Bg., pembuktian dan kesimpulan;
3 Tahapan sidang berikutnya adalah musyawarah Majelis Hakim dan terakhir membacakan penetapan;
c. Ketentuan penetapan berkekuatan hukum tetap BHT 1 Jika kedua belah pihak hadir, maka penetapan akan berkekuatan hukum
tetap setelah 14 empat belas hari penetapan dibacakan;
207
Prosedur Berperkara, http:www.pa-medan.net diakses 29 Maret 2015 pukul 16.54 WIB.
2 Jika salah satu pihak tidak hadir pada saat pembacaan penetapan, maka penetapan akan berkekuatan hukum tetap setelah 14 empat belas hari
penetapan tersebut diberitahukan kepada pihak yang tidak hadir;
208
d. Penyerahan atau pengiriman salinan putusan Setelah penetapan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka Panitera
Pengadilan Agama berkewajiban menyerahkan atau mengirimkan salinan putusan kepada para pihak selambat-lambatnya 14 empat belas hari setelah
putusan dibacakan tanpa dipungut biaya.
209
Prosedur pemeriksaan itsbat nikah seperti yang telah dijabarkan di atas adalah pemeriksaan permohonan yang biasa diterapkan di Pengadilan Agama.
Itsbat nikah sebagai satu-satunya jalan untuk mendapatkan pengakuan hukum atas perkawinan tanpa pencatatan, dibutuhkan suatu mekanisme pelayanan yang lebih
mudah agar permohonan masyarakat dapat dipenuhi secara maksimal. Realita bahwa masih banyaknya perkawinan tanpa pencatatan di Indonesia melahirkan
inisiatif dari Mahkamah Agung pada bulan Maret 2014 untuk mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung SEMA Nomor 13 Tahun 2014 Tentang
Tatacara Pelayanan dan Pemeriksaan Perkara Voluntair Itsbat Nikah Dalam Pelayanan Terpadu.
Dari keseluruhan prosedur pemeriksaan dalam permohonan itsbat nikah, tahapan yang paling menentukan apakah itsbat nikah tersebut diterima atau ditolak
bergantung kepada tahapan pembuktian pada sidang pengadilan yang secara rinci akan dibahas pada bab selanjutnya.
208
Ibid.
209
Ibid.
Dengan adanya SEMA ini, pelayanan atas permohonan itsbat nikah menjadi dipermudah, dipermudah dalam hal ini sebagai berikut :
a. Permohonan itsbat nikah dapat diperiksa oleh hakim tunggal hakim tidak harus berbentuk majelis;
b. Pemanggilan para pihak oleh juru sita dilakukan secara kolektif melalui instansipelaksana yang bertanggung jawab melaksanakan pelayanan
terpadu; c. Permohonan perkara voluntair itsbat nikah yang dikabulkan langsung
mempunyai kekuatan hukum tetap inkracht van gewijsde sesaat setelah penetapan tersebut diucapkan. Hal ini berbeda dengan pemeriksaan di
Pengadilan Agama yang membutuhkan waktu 14 hari untuk mengesahkan perkawinan.
Penyelenggaraan SEMA 32014 ini dilakukan melalui sidang keliling yang mana di Kota Medan, dilakukan atas kerja sama Kementerian Agama, Pengadilan
Agama dan Petugas Pencatatan Sipil. Pelaksanaan sidang keliling pelayanan terpadu itsbat nikah ini dikhususkan untuk perkara voluntair dari kalangan yang
tidak mampu secara finansial. Artinya, pengajuan permohonan dari para pihak sejatinya harus berasal dari satu alasan yakni tidak tercatatnya perkawinan karena
ketidakmampuan finansial untuk membayar biaya administrasi pencatatan perkawinan. Namun dalam prakteknya, permohonan yang masuk tidak hanya
karena alasan ketidakmampuan finansial
.210
210
Wawancara dengan Darmansyah, Hakim Pengadilan Agama Kelas I-A Medan, tanggal 26 Februari 2015, melihat juga wawancara dengan Bachtiar, Hakim Pengadilan Agama Kelas I-A
Medan tanggal 16 Maret 2015.
Para hakim Pengadilan Agama Kelas I-A Medan berbeda pandangan mengenai pelaksanaan SEMA 32014 ini. Sebagian hakim beranggapan bahwa
ketika permohonan itsbat nikah dilakukan melalui pelayanan terpadu maka pengesahan atas penyelundupan hukum akan lebih rentan terjadi. Hal ini
dikarenakan dalam pemeriksaannya hanya dilakukan oleh satu orang hakim dan sifat inkracht sesaat sesudah diperiksa, ini juga yang semakin menuntut hakim
untuk lebih berhati-hati dalam memeriksa kasus itsbat nikah melalui pelayanan terpadu.
211
Namun sebaliknya, sebagian hakim Pengadilan Agama Kelas I-A Medan berpendapat bahwa dengan adanya pelaksanaan sidang keliling pelayanan
terpadu itsbat nikah maka akan lebih terawasi dan terbebas dari praktek penyelundupan hukum karena sejak dari tahapan prosedur pendaftaran dan
pemanggilan langsung dikoordinir dari bawah masyarakat secara kolektif oleh KUA dan kelurahankecamatan sehingga pengawasan tidak hanya dilakukan oleh
aparat tetapi juga oleh masyarakat umum.
212
Kemudahan pelayanan dan prinsip kehati-hatian dalam pemeriksaan permohonan itsbat nikah ibarat dua mata pisau yang harus dilaksanakan hakim
secara cermat dan bijaksana. Hakim Pengadilan Agama Kelas I-A Medan sendiri merasakan adanya dilematis hakim dalam mengesahkan perkawinan yaitu jika
pemeriksaan terlalu dimudahkan maka akan terbangun di pikiran para pihak bahwa pencatatan perkawinan tidak terlalu penting. Tidak masalah jika
perkawinan tidak dicatatkan karena akan bisa diitsbatkan di kemudian hari, karena
211
Wawancara dengan Abdurrakhman, Hakim Pengadilan Agama Kelas I-A Medan tanggal 16 Maret 2015.
212
Wawancara dengan Darmansyah, Hakim Pengadilan Agama Kelas I-A Medan tanggal 26 Februari 2015.
pada dasarnya pengabulan atas permohonan itsbat nikah sangat mudah diperoleh. Hal ini secara tidak langsung akan menyebabkan semakin banyaknya perkara
yang harus diselesaikan oleh Majelis Hakim pada Pengadilan Agama Jika terlalu dipersulit maka banyak pihak yang akan tercederai hak-hak
sipilnya. Sebagai satu-satunya lembaga yang mengesahkan perkawinan tanpa pencatatan, itsbat nikah menjadi pilihan tunggal para pihak untuk mengesahkan
perkawinan mereka. Ditakutkan jika kemudian itsbat nikah dipersulit maka banyak pihak yang akan menempuh jalur illegal dengan perkawinan ulang dan
memperoleh buku nikah palsu. Untuk meminimalisir penyelundupan hukum maka Mahkamah Agung
menghimbau setiap hakim Pengadilan Agama di seluruh Indonesia untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam memeriksa permohonan itsbat nikah yang
diajukan oleh para pihak.Prinsip kehati-hatian hakim dalam memeriksa permohonan itsbat nikah tertuang dalam Buku II Mahkamah Agung tentang
Pedoman Pelaksana Tugas dan Administrasi Peradilan Agama yang diaplikasikan melalui langkah-langkah antisipatif yang dilakukan oleh Pengadilan Agama ketika
menerima permohonan itsbat nikah yakni sebagai berikut : a. Mengumumkan Permohonan Isbat nikah.
Ketua Majelis Hakim 3 hari setelah menerima penetapan majelis hakim, membuat penetapan hari sidang sekaligus memerintahkan jurusita pengganti
untuk mengumumkan permohonan pengesahan nikah tersebut 14 hari terhitung sejak tanggal pengumuman pada media massa cetak atau elektronik atau
sekurang-kurangnya diumumkan pada papan pengumuman Pengadilan Agama.
Majelis Hakim dalam menetapkan hari sidang paling lambat 3 hari setelah berakhirnya pengumuman. Setelah hari pengumuman berakhir, Majelis Hakim
segera menetapkan hari sidang. Pengumuman selama 14 hari di media, memiliki kesamaan dengan
pengumuman tentang adanya kehendak melangsungkan perkawinan pada proses pencatatan perkawinan yang meliputi: pemberitahuan, penelitian, pengumuman,
dan pelaksanaan akad nikah. Pengumuman tersebut bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat, bila ada yang keberatan terhadap
permohonan itsbat nikah yang diajukan oleh yang bersangkutan, dapat ikut terlibat sebagai pihak dalam permohonan itsbat nikah tersebut.
213
b. Pengajuan itsbat nikah mutlak dengan mengemukakan alasan serta kepentingan yang jelas.
Permohonan itsbat nikah harus dilengkapi dengan alasan dan kepentingan yang jelas serta konkrit misalnya tujuan itsbat nikah untuk mendapatkan
tunjangan pensiun, akta kelahiran dan lain sebagainya. Mengemukakan alasan dan kepentingan yang mendasari permohonan itsbat nikah, akan memudahkan
Majelis Hakim untuk melihat apakah permohonan tersebut dengan iktikad baik atau tidak, apakah permohonan tersebut terdapat penyelundupan hukum atau
tidak.
214
213
Wawancara dengan Darmansyah, Hakim Pengadilan Agama Kelas I-A Medan, tanggal 26 Februari 2015, melihat juga wawancara dengan Abdurrakhman, Hakim Pengadilan Agama
Kelas I-A Medan tanggal 16 Maret 2015, melihat juga Buku II Mahkamah Agung tentang Pedoman Pelaksana Tugas dan Administrasi Peradilan Agama.
214
Wawancara dengan Darmansyah, Hakim Pengadilan Agama Kelas I-A Medan, tanggal 26 Februari 2015, melihat juga wawancara dengan Abdurrakhman, Hakim Pengadilan Agama
Kelas I-A Medan tanggal 16 Maret 2015, melihat juga Buku II Mahkamah Agung tentang Pedoman Pelaksana Tugas dan Administrasi Peradilan Agama.
c. Permohonan itsbat nikah diajukan secara kontentius. Bersifat kontentius dengan mendudukkan istri atau suami yang tidak
mengajukan permohonan sebagai pihak termohon jika proses pemeriksaan permohonan itsbat nikah yang diajukan oleh salah seorang suami atau istri,
produknya berupa putusan dan terhadap putusan tersebut dapat diajukan upaya hukum banding dan kasasi. Jika dalam proses pemeriksaan permohonan itsbat
nikah ditemukan indikasi dan fakta bahwa suaminya masih terikat dalam perkawinan yang sah dengan perempuan lain, maka istri terdahulu tersebut harus
dilibatkan menjadi pihak dalam berperkara. Permohonan tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima jika pemohon tidak mau merubah permohonannya
dengan memasukkan istri terdahulu sebagai pihak. Demikian pula, sekiranya dalam perkawinan kedua yang dilaksanakan
secara sirri, bermaksud untuk diitsbatkan maka istri pertama yang sah harus dilibatkan sebagai pihak. Dalam kasus ini penyatuan izin poligami dan itsbat
nikah dalam satu perkara dimungkinkan untuk dilakukan. Suami atau istri yang telah ditinggal mati oleh istri atau suaminya dapat mengajukan permohonan itsbat
nikah secara kontentius dengan mendudukkan ahli waris lainnya sebagai pihak termohon, produknya berupa putusan dan atas putusan tersebut dapat diupayakan
banding dan kasasi. Namun itsbat nikah tidak selamanya bersifat kontentius, bila itsbat nikah
yang diajukan oleh kedua suami istri maka bersifat voluntair, produknya berupa penetapan. Jika isi penetapan tersebut menolak permohonan itsbat nikah, maka
suami dan istri bersama-sama atau suami, istri masing-masing dapat mengajukan
upaya hukum kasasi. Permohonan itsbat nikah dapat dilakukan oleh kedua suami istri atau salah satu dari suami istri, anak, wali nikah dan pihak lain yang
berkepentingan dengan perkawinan tersebut kepada Pengadilan Agama dalam wilayah hukum pemohon bertempat tinggal.
Dalam hal suami atau istri yang ditinggal mati tidak mengetahui ada ahli waris lain selain dirinya, maka permohonan itsbat nikah diajukan secara
voluntair, produknya berupa penetapan. Apabila permohonan tersebut harus ditolak, maka pemohon dapat mengajukan upaya hukum kasasi.
215
d. Pihak yang dirugikan terhadap pemohonan itsbat nikah tersebut dapat mengajukan perlawanan.
Orang lain yang mempunyai kepentingan dan tidak menjadi pihak dalam perkara permohonan itsbat nikah dalam hal : pertama, proses pemeriksaan
permohonan itsbat nikah yang diajukan oleh kedua suami istri bersifat voluntair, produknya berupa penetapan. Kedua, suami atau istri yang telah ditinggal mati
oleh istri atau suaminya mengajukan permohonan itsbat nikah secara kontentius dengan mendudukkan ahli waris lainnya sebagai pihak termohon, produknya
berupa putusan. Maka pihak yang dirugikan terhadap pemohonan itsbat nikah namun tidak menjadi pihak dalam permohonan dapat mengajukan perlawanan
berupa kasasi pada kasus yang pertama dan berupa banding dan kasasi pada kasus
215
Wawancara dengan Darmansyah, Hakim Pengadilan Agama Kelas I-A Medan, tanggal 26 Februari 2015, melihat juga wawancara dengan Abdurrakhman, Hakim Pengadilan Agama
Kelas I-A Medan tanggal 16 Maret 2015, melihat juga Buku II Mahkamah Agung tentang Pedoman Pelaksana Tugas dan Administrasi Peradilan Agama.
yang kedua, yang ditujukan kepada Pengadilan Agama yang memutus, setelah mengetahui ada penetapan itsbat nikah.
216
e. Pihak yang dirugikan terhadap permohonan itsbat nikah tersebut dapat mengajukan intervensi selama masih dalam proses.
Orang lain yang mempunyai kepentingan dan tidak menjadi pihak dalam perkara permohonan itsbat nikah tersebut terjadi dalam hal: pertama, proses
pemeriksaan permohonan itsbat nikah yang diajukan oleh salah seorang suami atau istri bersifat kontentius dengan mendudukkan istri atau suami yang tidak
mengajukan permohonan sebagai pihak termohon, produknya berupa putusan. Kedua, apabila dalam proses pemeriksaan permohonan itsbat nikah diketahui
bahwa suaminya masih terikat dalam perkawinan yang sah dengan perempuan lain, maka istri terdahulu tersebut harus dijadikan pihak dalam berperkara. Ketiga,
permohonan itsbat nikah yang dilakukan oleh anak, wali nikah dan pihak lain yang berkepentingan harus bersifat kontentius, dengan mendudukkan suami dan
istri danatau ahli waris lain sebagai termohon. Pihak yang dirugikan dapat mengajukan intervensi kepada Pengadilan Agama yang memeriksa perkara isbat
nikah tersebut selama perkara belum diputus.
217
f. Pihak yang dirugikan terhadap permohonan itsbat nikah tersebut dapat mengajukan pembatalan perkawinan bila permohonan itsbat nikah telah
diputus Pengadilan Agama.
216
Wawancara dengan Darmansyah, Hakim Pengadilan Agama Kelas I-A Medan, tanggal 26 Februari 2015, melihat juga wawancara dengan Abdurrakhman, Hakim Pengadilan Agama
Kelas I-A Medan tanggal 16 Maret 2015.
217
Wawancara dengan Darmansyah, Hakim Pengadilan Agama Kelas I-A Medan, tanggal 26 Februari 2015, melihat juga wawancara dengan Abdurrakhman, Hakim Pengadilan Agama
Kelas I-A Medan tanggal 16 Maret 2015.
Pihak lain yang mempunyai kepentingan hukum dan tidak menjadi pihak dalam suatu perkara permohonan itsbat nikah, sedangkan permohonan tersebut
telah diputus oleh Pengadilan Agama, dapat mengajukan gugatan pembatalan perkawinan yang telah disahkan oleh Pengadilan Agama tersebut. Hal tersebut
dimungkinkan dalam hal: pertama, proses pemeriksaan permohonan itsbat nikah yang diajukan oleh salah seorang suami atau istri bersifat kontentius dengan
mendudukkan istri atau suami yang tidak mengajukan permohonan sebagai pihak termohon, produknya berupa putusan. Kedua, apabila dalam proses pemeriksaan
permohonan itsbat nikah diketahui bahwa suaminya masih terikat dalam perkawinan yang sah dengan perempuan lain, maka istri terdahulu tersebut harus
dijadikan pihak dalam berperkara. Dan ketiga, permohonan itsbat nikah yang dilakukan oleh anak, wali nikah dan pihak lain yang berkepentingan harus bersifat
kontentius, dengan mendudukkan suami dan istri danatau ahli waris lain sebagai termohon.
218
218
Wawancara dengan Darmansyah, Hakim Pengadilan Agama Kelas I-A Medan, tanggal 26 Februari 2015, melihat juga wawancara dengan Abdurrakhman, Hakim Pengadilan Agama
Kelas I-A Medan tanggal 16 Maret 2015.
125
BAB IV PEMBUKTIAN OLEH PARA PIHAK
DALAM PERMOHONAN ITSBAT NIKAH DI PENGADILAN AGAMA
E. Kasus Posisi