3. Pihak-pihak yang dapat mengajukan itsbat nikah
Mencermati para pihak yang berhak untuk mengajukan itsbat nikah juga harus mengacu pada para pihak yang terlibat dalam perkawinan. Pasal 7 ayat 4
KHI menerangkan tentang para pihak yang berhak persona standi in yudicio mengajukan permohonan itsbat nikah adalah suami atau istri, anak-anak mereka,
wali nikah dan pihak yang berkepentingan dengan perkawinan itu. Ketentuan mengenai suami atau istri, anak-anak dan wali nikah sudah jelas
kedudukan hukum dalam pengajuan permohonan itsbat nikah karena keseluruhannya adalah pihak-pihak yang terlibat dan bersentuhan langsung dalam
perkawinan. Sedangkan ketentuan mengenai pihak lain yang berkepentingan dengan perkawinan, dapat ditafsirkan untuk orang tertentu karena kepentingannya
atau pejabat tertentu karena jabatannya.
202
202
Enas Nasrudin, Ihwal Isbat Nikah, Jakarta, Yayasan Al-Hikmah, 1997, h.91.
Orang tertentu maksudnya adalah orang yang mempunyai hubungan mewarisi dengan orang yang hendak
diitsbatkan nikahnya, seperti karena hubungan darah lurus ke bawah, keatas maupun kesamping.Adapun yang dimaksud dengan pejabat tertentu adalah
pejabat yang karena jabatannya mengawasi perkawinan, yaitu Pegawai Pencatat sebagaimana yang dimaksud oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946 jo.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1954. Berdasarkanjumlah pihak yang terlibat dalam permohonan itsbat nikah
maka permohonan itsbat nikah dapat dikelompokkan ke dalam dua bentuk yaitu :
a. perkara voluntair,yaitu perkarayang terdiri hanya satu pihak berkepentingan dalam perkara itu oneigenlyke rechtspraak.
203
a. Masalah yang diajukan bersifat sepihak semata for the benefit of one party only. Maksudnya adalah benar-benar murni untuk meyelesaikan
kepentingan pemohon tentang permasalahan perdata yang memerlukan kepastian hukum.
Adapun perkara voluntair memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
b. Permasalahan yang dimohon penyelesaiannya tidak mengandung sengketa dengan pihak lain. Berdasarkan ukuran ini, tidak dibenarkan
mengajukan permohonan tentang penyelesaian sengketa hak atau kepemilikan maupun penyerahan serta pembayaran sesuatu oleh orang
lain atau pihak ketiga. c. Tidak ada orang lain atau pihak ketiga yang ditarik sebagai lawan. Hal ini
berarti perkara benar-benar murni dan mutlak satu pihak atau bersifat experte. Pemohonan untuk kepentingan sepihak atau yang terlibat dalam
permasalahan hukum yang diajukan dalam kasus itu hanya satu pihak.
204
Itsbat nikah ini bersifat voluntair perkara yang pihaknya hanya terdiri dari pemohon saja, tidak ada pihak termohon memiliki rincian para
pihak sebagai berikut : 1 Jika permohonan diajukan oleh suami dan istri secara bersama-sama;
203
Ibid, h.87.
204
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Jakarta, Sinar Grafika, 2007, h.29.
selanjutnya disebut buku II.
2 Jika permohonan diajukan oleh suamiistri yang ditinggal mati oleh suamiistrinya, sedang pemohon tidak mengetahui ada ahli waris lainnya
selain dia. b. perkara kontensius, yaitu perkara yang terdiri atas dua pihak yaitu pemohon
melawan termohon atau penggugat melawan tergugat. Adapun kemungkinan para pihak yang terlibat dalam perkara itsbat nikah kontensius adalah sebagai
berikut: 1 Jika permohonan diajukan oleh salah seorang suami atau istri, dengan
mendudukkan istriatau suami sebagai pihak termohon; 2 Jika permohonan diajukan oleh suami atau istri sedang salah satu dari
istri atau suami tersebut masih ada hubungan perkawinan dengan pihak lain, maka pihak lain tersebut juga harus dijadikan pihak dalam
permohonan tersebut; 3 Jika permohonan diajukan oleh suami atau istri yang ditinggal mati oleh
istri atau suaminya, tetapi dia mengetahui ada ahli waris lainnya selain dia;
4 Jika permohonan diajukan oleh wali nikah, ahli waris atau pihak lain yang berkepentingan.
205
4. Prosedur pemeriksaan itsbat nikah