Setelah melihat berbagai alat bukti dalam permohonan itsbat nikah dan alat bukti yang dihadirkan para pihak dapat disimpulkan bahwa hakim Pengadilan
Agama Kelas I-A Medan memberikan kemudahan pelayanan bagi para pihak untuk mengesahkan perkawinan mereka karena kenyataannya alat bukti yang
dihadirkan sebagian besar adalah alat bukti tidak langsung dan beberapa alat bukti tidaklah memenuhi syarat formil. Namun melalui persangkaannya hakim patut
menduga bahwa telah terjadi perkawinan diantara pemohon maupun para pihak.
D. Implikasi Penetapan Itsbat Nikah Terhadap Hak Anak dan Hak Ibu
Pencatatan perkawinan merupakan perlindungan hukum yang paling terdepan bagi terjaminnya hak-hak perempuan dan anak.
306
Untuk itulah dilakukan prosedur pencatatan perkawinan agar segala kemungkinan tersebut dapat dilindungi oleh hukum. Contoh perlindungan hukum
Pencatatan perkawinan adalah corong pembuka keberlakuan seluruh aturan hukum
perkawinan nasional yang menjamin kedudukan anak dan perempuan karena di dalam undang-undang anak dan perempuan mendapatkan perhatian yang strategis.
Ketika perkawinan dilakukan tanpa pencatatan, perempuan sebagai ibu dan anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut dihadapkan pada kedudukan
yang lemah, yakni kemungkinan dipergunakannya hak cerai yang semena-mena, pengabaian terhadap hak nafkah, hak kebendaan dan lain sebagainya sementara
tidak adanya upaya hukum yang dapat dilakukan untuk mempertahankan dan memperoleh hak tersebut.
306
Yayan Sopyan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam Hukum Nasional, Jakarta, RMBooks, 2012, h. 114.
tersebut adalah adanya izin istri pada saat suami melakukan poligami, tidak adanya pemaksaan perkawinan oleh wali terhadap perempuan, pengaturan harta
perolehan perkawinan di mana suami dan istri dihadapkan pada hak yang sama dan seimbang, pertanggungjawaban suami atas semua biaya pemeliharaan dan
pendidikan yang diperlukan anak, kewajiban yang diberikan pengadilan kepada mantan suami untuk memberikan biaya penghidupan bagi anak dan mantan istri
bila terjadi perceraian dan lain sebagainya.
307
Hasil seminar sehari “Hukum Keluarga Nasional antara Realitas dan Kepastian Hukum” yang telah diulas pada sampul belakang majalah Hukum Varia
Peradilan No. 286 edisi September 2009 menyatakan sebagai berikut: “ Fenomena perkawinan tidak tercatat dalam kehidupan masyarakat Indonesia, adalah realita,
alasannya mulai dari mahalnya biaya pencatatan nikah sampai karena alasan personal yang harus dirahasiakan.
308
Untuk itulah pemerintahnegara melalui Pasal 7 KHI memberikan jalan keluar melalui permohonan itsbat nikah ke Pengadilan Agama. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa fungsi dan kedudukan itsbat nikah adalah jalan keluar Praktek kawin tanpa pencatatan yang tidak bisa dihindari menimbulkan
masalah bagi keluarga itu sendiri, di kala perkawinan tersebut mempunyai anak, kemudian anak perlu akta kelahiran untuk keperluan sekolah, kerja dan
seterusnya, sementara di sisi lain istri dari hasil perkawinan tersebut juga membutuhkan kepastian hukum baik di mata masyarakat maupun negara.
307
Ibid, h. 114-115.
308
Adnan Qohar,”Itsbat Poligami Antara Penyelundupan dan Terobosan Hukum”, http:pta-kendari.go.idindex.phpcontentarticleitsbat-poligami-antara- penyelundupan-dan-terob
osan - hukum diakses 20 Maret 2015 pukul 16.00 WIB.
dari pernikahan yang tidak tercatat dan sebagai pengganti akta nikah untuk mengurus segala kebutuhan administrasi demi terpenuhinya hak-hak sipil.
Implikasi mengandung arti keterlibatan atau keadaan terlibat.
309
Begitupun dalam prinsip ajaran Islam, setiap anak yang lahir adalah bersih dan sepatutnya tidak menanggung beban karena kesalahankelalaian orang tuanya.
Oleh karena itu hukum Islam dan negara berupaya menjadi dan memberi perlindungan hukum terhadap persoalan tersebut melalui Pasal 7 angka 3
Kompilasi Hukum Islam yang telah mengcover berbagai persoalan terkait dengan itsbat nikah. Sehingga dampaknya anak-anak yang terlahir dari sebuah
perkawinan mendapatkan haknya, seperti akta kelahiran, yang nantinya dapat Implikasi
yang dimaksud pada sub bab ini adalah keterlibatan hasil penetapan hakim Pengadilan Agama Kelas I-A Medan terhadap hak anak dan istri. Telah diuraikan
sebelumnya bahwa kemungkinan terhadap permohonan itsbat nikah adalah permohonan tidak dapat diterima, permohonan diterima dan dikabulkan, dan yang
terakhir permohonan diterima tetapi ditolak. Ketiga kemungkinan ini akan melahirkan implikasi yang berbeda terhadap kedudukan hukum anak dan istri dari
sebuah perkawinan yang diajukan permohonan itsbat nikahnya. Bagi pasangan suami istri yang itsbat nikahnya diterima dan dikabulkan
oleh Pengadilan Agama maka perkawinannya mempunyai kekuatan hukum dan kepastian hukum. Di mana esensi dari itsbat nikah itu sendiri adalah mengesahkan
perkawinan untuk memperoleh akta nikah sebagai bukti autentik telah terjadinya perkawinan.
309
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit, h.598.
bermanfaat untuk kehidupan anak tersebut di masa depan. Selain itu keberadaan akta nikah menyebabkan anak bisa mendapatkan hak atas harta gono-gini dan
harta warisan, dan yang terpenting anak akan memiliki hubungan hukum yang lebih kuat terhadap ayah kandungnya.
Selanjutnya, bagi seorang istri diterima dan dikabulkannya permohonan itsbat nikah menyebabkan status perkawinannya dianggap sah oleh negara, dan
dipandang oleh masyarakat sebagai istri yang sah di mata hukum sehingga berhak mendapatkan harta gono-gini, harta warisan dari perkawinan yang telah diterima
itsbat nikahnya. Sedangkan apabila itsbat nikah ditolak oleh hakim maka akan
menimbulkan kemudharatan dan dampak yang sangat merugikan bagi perempuan sebagai istri dan anak hasil dari perkawinan tersebut. Penolakan terhadap
permohonan itsbat nikah ini disebabkan bahwa di Pengadilan Agama terbukti suatu perkawinan tidak memenuhi syarat dan rukun perkawinan danatau
memiliki halangan perkawinan. Upaya hukum yang dapat dilakukan atas penolakan itsbat nikah ini adalah pengajuan kasasi untuk perkara voluntair dan
pengajuan banding diikuti dengan kasasi untuk perkara konstituir. Hakim memandang kedudukan anak dan istri sebagai unsur maslahat yang
harus menjadi pertimbangan dalam memberikan penetapan. Sebagai contoh dapat dilihat dalam dua sample penetapan itsbat nikah di Pengadilan Agama Kelas I-A
Medan yaitu Penetapan Nomor 18Pdt.P2014PA.Medan dan Penetapan nomor 85Pdt.P2014PA.Mdn bahwa yang menjadi tujuan permohonan itsbat nikah
adalah untuk keperluan syarat membuat akta kelahiran anak. Dari kedua
penetapan tersebut hakim memutuskan untuk mengabulkan permohonan para pihak demi kepentingan pembuatan akta kelahiran si anak. Tanpa adanya
pengesahan perkawinan atau dengan kata lain bila itsbat nikah tersebut ditolak maka dapat menimbulkan kemudharaan bagi keluarga tersebut terkhusus kepada
anak para pihak. Sedangkan jika dilihat dalam Penetapan Nomor 48Pdt.P2014PA.Mdn
yang diajukan oleh Muliati binti Malan sebagai istri guna mengurus dana pensiun di PT Taspen atas suaminya yang telah meninggal dunia. Dalam hal ini akta nikah
dibutuhkan untuk memperoleh hak nafkah sebagai istri dari suaminya yang telah meninggal dunia. Selanjutnya bila dibandingkan dengan Penetapan Nomor
81Pdt.P2013PA.Mdn atas keperluan yang sama yaitu untuk mengurus dana pensiun di PT Taspen. Penetapan tersebut tidak diterima oleh Pengadilan Agama
Kelas I-A Medan karena para pihak dianggap tidak bersungguh-sungguh atas ketidakhadiran pada saat pembuktian di pengadilan. Oleh karena itu, kepentingan
mengurus dana pensiun di PT Taspen tidak dapat dilakukan oleh pemohon karena tidak diterimanya permohonan itsbat nikah tersebut.
195
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan