Persepsi Petani Tentang Resiko Usahatani Wortel

Jumlah 50 100 Dari tabel 12 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar petani menganggap bahwa resiko berkaitan dengan harga komoditas yang berfluktuasi. Harga yang berfluktuasi ini dikarenakan harga jual yang ditentukan oleh pasar, apabila harga jual rendah maka terdapat kemungkinan biaya yang dikeluarkan lebih tinggi daripada penerimaan petani. Sebanyak 15 orang petani menganggap erupsi gunung dapat mempengaruhi jumlah produksi sawi putih yang dapat membuat sawi putih menjadi rusak. Hama dan Penyakit juga merupakan salah satu resiko menurut persepsi petani yang berjumlah 15 orang petani, dikarenakan tanamannya yang tumbuh berada diatas tanah maka penyebaran penyakit dapat disebarkan dengan mudah melalui angin. Usahatani sawi putih dikategorikan gagal menurut petani adalah jika harga yang diterima relatif rendah. Tingkat resiko produktivitas usahatani sawi putih menurut persepsi petani adalah resiko produktivitas berada pada kisaran yang rendah hingga sedang. Berarti para petani tidak sering mengalami gagal panen. Namun, terdapat 4 petani yang beranggapan bahwa tingkat resiko produktivitas usahatani tinggi, hal ini dikarenakan hasil produksi yang dihasilkan rendah diakibatkan hama penyakit yang banyak menyerang tanaaman dan abu vulkanik yang merusak tanaman. Sebagian besar petani berpendapat bahwa resiko harga sawi putih adalah tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa harga benar-benar diluar dari kontrol petani. Sebagian besar petani juga berpendapat bahwa keuntungan usahatani sawi putih adalah sedang. Berarti modal yang dikeluarkan oleh petani selama melakukan usahatani telah balik modal dan memberikan keuntungan yang cukup kepada petani sawi putih.

5.1.3 Persepsi Petani Tentang Resiko Usahatani Wortel

Pada umumnya resiko usahatani lebih banyak terkonsentrasi di pihak petani kecil secara individual. Bagaimana persepsi petani wortel terhadap resiko usahatani diuraikan pada Tabel 13 berikut: Tabel 13. Persepsi Petani Tentang Resiko Usahatani Wortel No. Persepsi Petani Frekuensi Petani Persentas e 1 Resiko menurut persepsi petani a. Harga yang berfluktuasi 19 38 b. Erupsi gunung sinabung yang dapat mengurangi jumlah produksi 16 32 c. Hama dan Penyakit 8 16 d. Kemarau 7 14 Jumlah 50 100 2 Usahatani yang dikategorikan gagal a. Produksi yang dihasilkan rendah 11 22 b. Harga yang diterima rendah 30 60 c. Produksi dan harga rendah 9 18 Jumlah 50 100 3 Tingkat resiko produktivitas usahatani a. Tinggi 50 gagal panen 1 2 b. Sedang 25-50 gagal panen 14 28 c. Rendah 25 gagal panen 35 70 Jumlah 50 100 4 Tingkat resiko harga menurut petani a. Tinggi harga jatuh 50 dari rata-rata 28 56 b. Sedang harga jatuh 25-50 dari rata-rata 10 20 c. Rendah harga jatuh 25 dari rata-rata 12 24 Jumlah 50 100 5 Tingkat keuntungan usahatani a. Tinggi rasio penerimaan terhadap biaya 2 11 22 b. Sedang rasio penerimaan terhadap biaya 1,5-2 33 66 c. Rendah rasio penerimaan terhadap biaya 1,5 6 12 Jumlah 50 100 Pada tabel 13 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar petani menganggap bahwa resiko berkaitan dengan harga komoditas yang berfluktuasi dan erupsi gunung sinabung. Harga yang berfluktuasi ini dikarenakan harga jual yang ditentukan oleh pasar, apabila harga jual rendah maka terdapat kemungkinan biaya yang dikeluarkan lebih tinggi daripada penerimaan petani. Erupsi gunung dapat mempengaruhi jumlah produksi wortel yang dapat membuat wortel menjadi rusak, dapat ditandai dengan daun wortel menjadi kekuningan. Dapat dilihat dari Tabel 13 bahwa terdapat 7 orang petani beranggapan bahwa musim kemarau merupakan salah satu resiko dalam usahatani wortel hal ini dikarenakan tanaman wortel yang membutuhkan air yang banyak pada awal pertumbuhan dan apabila tanaman wortel sudah cukup besar dapat mengurangi kebutuhan air tanaman wortel tersebut namun tetap harus menjaga agar tanah tidak kekeringan, yang biasa terjadi pada musim kemarau. Hama dan Penyakit juga merupakan salah satu resiko menurut persepsi petani yang berjumlah 8 orang petani. Hal ini dapat disebabkan karena para petani tidak mengubah sistem pola tanamnya, sehingga dapat meningkatkan resiko terkena hama dan penyakit. Secara umum,usahatani wortel dikategorikan gagal menurut petani adalah jika harga yang diterima relatif rendah, jumlah produksi yang rendah tidak dikategorikan sebagai kegagalan usahatani dikarenakan petani yang dijadikan responden tidak jarang memiliki jumlah produksi yang tinggi. Tingkat resiko produktivitas usahatani wortel menurut persepsi petani adalah resiko produktivitas berada pada kisaran yang rendah. Hal ini berarti jarangnya para petani mengalami gagal panen. Terdapat seorang petani yang beranggapan bahwa tingkat resiko produktivitas usahatani tinggi, hal ini dikarenakan kemungkinan hasil produksi wortel yang ukurannya kecil. Begitu juga dengan petani yang beranggapan bahwa tingkat resiko produktivitas usahatani yang sedang, namun hasil produksi yang berukuran kecil tidak sebanyak petani yang beranggapan bahwa tingkat resiko produktivitas usahatani itu tinggi. Sebagian besar petani berpendapat bahwa resiko harga wortel adalah tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa harga benar-benar diluar dari kontrol petani. Variasi persepsi terhadap tingkat resiko harga menurut petani dikarenakan harga yang berfluktuasi. Sebagian besar petani juga berpendapat bahwa keuntungan usahatani wortel adalah sedang. Berarti dapat dikatakan usahatani wortel dapat menutupi modal yang dikeluarkan oleh petani dan juga memberikan keuntungan kepada petani wortel tersebut.

5.2 Strategi Petani Menghadapi Resiko