Kerangka Pemikiran Strategi Petani Dalam Menghadapi Resiko Harga Komoditas Kol,Sawi Putih Dan Wortel Di Tanah Karo (Studi Kasus: Desa Gurusinga, Kec.Berastagi, Kab. Tanah Karo)

3 Ex-post, yaitu respon setelah goncangan diarahkan untuk meminimalkan dampak berikutnya Ketiga jenis respon tersebut saling bergantung satu dengan yang lainnya respon yang satu merupakan fungsi dari respon yang lain dan implementasi strategi ini secara langsung tercermin pada teknik budidaya yang dilakukan petani.

2.4 Kerangka Pemikiran

Dalam melakukan usaha tani, ada beberapa resiko yang akan dihadapi, seperti resiko hasil produksi, resiko manusia, resiko kelembagaan, resiko harga dan resiko institusi. Resiko usaha tani yang dialami oleh para petani kol, wortel dan sawi putih harus dihadapi dengan strategi penanggulangannya agar resiko tersebut dapat diminimalisir pengaruhnya terhadap usaha tani. Strategi yang dilakukan oleh petani tentunya dengan berbagai pertimbangan agar tepat sasaran sesuai dengan resiko yang dihadapinya. Dengan demikian, petani kol,wortel dan sawi putih di Kabupaten Karo perlu memiliki strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi peluang – peluang munculnya resiko didalam usaha tani. Perancangan teknologi di bidang pertanian sangat diperlukan. Pemanfaatan teknologi pertanian terdapat pada berbagai komponen seperti sumber daya lahan, air dan iklim, varietas dan benih, sarana produksi sintesis, alat mesin pertanian, kelestarian lingkungan dan keberlanjutan. Rekomendasi terhadap perancangan teknologi di bidang pertanian diperlukan, karena penggunaan teknologi di bidang pertanian dapat meningkatkan produksi dan produktivitas, sehingga dapat menanggulangi resiko usaha tani, seperti resiko produksi pada usaha tani kol, wortel dan sawi putih. Pengembangan pada kelembagaan perlu dilakukan karena melalui kelembagaan ini pemerintah berperan membantu petani dalam menghadapi resiko, hal ini dapat dilihat dari lembaga-lembaga yang didirikan oleh pemerintah untuk mendukung para petani. Lembaga-lembaga seperti lembaga pembiayaan, lembaga pemasaran dan distribusi, lembaga penyuluh pertanian dan lembaga penjamin dan penanggung resiko. Pengembangan pada kelembagaan tentunya sangat diperlukan agar dapat terus membantu petani dengan berbagai permasalahan yang dihadapi. Secara sitematis berikut ini digambarkan skema kerangka pemikitan sebagai berikut : Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Resiko Usahatani Hasil Produksi Harga Pasar Institusi Manusia Kelembagaan Strategi Petani Pengembangan Kelembagaan Perancangan Teknologi Persepsi Petani Petani Kol, Wortel, Sawi Putih Keterangan : Berhubungan Strategi Ex-ante Strategi Interactive Strategi Ex-post

2.5 Hipotesis Pemikiran