3.2 Metode Pengambilan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karateristik yang dimiliki oleh populasi Sugiono, 2008. Teknik pengumpulan sampel menggunakan metode purposive dimana sampel
yang diambil 50 petani kol, 50 petani sawi putih dan 50 petani wortel.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani
melalui survei dan daftar kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga
terkait dengan substansi penelitian, seperti Badan Pusat Statistik BPS dan instansi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data Untuk tujuan penelitian 1 yaitu untuk mengetahui persepsi petani
komoditas kol, wortel dan sawi putih tentang resiko usahatani dan tujuan penelitian 3 yaitu untuk menganalisis strategi petani komoditas kol,
wortel dan sawi putih dalam pengelolaan resiko usahatani, analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif menggunakan tabel
frekuensi yang difokuskan pada persepsi petani tentang resiko dan strategi petani tersebut dalam pengelolaan resiko usaha tani.
Data yang dikumpulkan akan diperoleh melalui penelitian survey. Penelitian diarahkan untuk memperoleh penjelasan dan interpretasi hubungan antara
berbagai peubah yang diamati. Survey diarahkan untuk menghimpun data
primer melalui wawancara dengan penggunaan kuesioner. Untuk memperoleh konfirmasi mengenai data primer yang diperoleh dari petani
responden, diskusi kelompok dengan responden kunci penyuluh, kontak tani, petani andalan juga dilaksanakan.
Data mengenai persepsi petani dan strategi dalam pengelolaan resiko yang dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan tabel frekuensi. Tabel
frekuensi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar jumlah dan persentase petani untuk masing-masing komoditi mengenai persepsi petani
mengenai resiko dan strategi-strategi pengelolaan resiko yang terdiri dari strategi pengelolaan ex-ante, interactive, ex-post.
Tabel frekuensi untuk persepsi petani terdiri dari: 1.
Resiko menurut persepsi petani 2.
Usahatani yang dikategorikan gagal 3.
Tingkat resiko produktivitas usaha tani menurut persepsi petani Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai dssar untuk menyatakan usahatani
kol, sawi putih, dan wortel di daerah penelitian memiliki resiko produktivitss apabila tingkat
produktivasnya dibawah rata-rata produktivitas Kecamatan Berastagi, yaitu untuk komoditi kol sebesar
252,47 TonHa, sawi putih sebesar 46,97 TonHa, dan wortel sebesar 131,41 TonHa Kecamatan Berastagi dalam Angka, 2014.
4. Tingkat resiko harga komoditi menurut persepsi petani
Harga yang berlaku untuk masing masing komoditas kol, sawi putih dan wortel adalah Rp3.000kg, Rp9.000kg, Rp7.000kg, usahatani kol, sawi
putih dan wortel dikatakan memiliki resiko harga apabila harga jual yang diterima berada dibawah harga yang berlaku.
5. Tingkat keuntungan usahatani
Tabel frekuensi untuk strategi pengelolaan ex-ante, terdiri dari: 1.
Pola tanam dalam setahun Kolsawi putihwortel - bawang putih - bawang daun
Kolsawi putihwortel - bawang putih - kolsawi putihwortel 2.
Alasan mengikuti pola tanam 3.
Varietas yang digunakan Komoditas kol yang paling banyak digunakan adalah bibit unggul Cauliflower
F1, bibit hibrida varietas KK cross. Komoditas sawi putih menggunakan bibit unggul Top King. Komoditas wortel menggunakan bibit hibrida
varietas viva kuroda Peraturan Menteri Pertanian, 2006. 4.
Sumber dari seluruhsebagian bibit yang digunakan 5.
Banyaknya lokasipersil pertanaman dalam setahun Tabel frekuensi untuk strategi pengelolaan interactive, terdiri dari:
1. Waktu penanaman
Waktu penanaman komoditas kol, sawi putih, dan wortel yang baik pada saat musim hujan. Dan saat memasuki musim kering dilakukan penanaman
bawang putih ataupun bawang daun Peraturan Menteri Pertanian, 2006. 2.
Bila sebagian tanaman dilapangan, maka 3.
Jarak tanam yang digunakan Jarak tanam komoditas kol 50 x 50 cm. Pola penanaman ada dua yaitu larikan
dan teratur seperti pola bujur sangkar; pola segitiga sama sisi; pola segi
empat dan pola barisan barisan tunggal dan barisan ganda. Pola segitiga ssma sisi dan pola bujur sangkar tergolong baik karena didapat jumlah
tanaman lebih banyak 4.
Jenis pupuk yag digunakan 5.
Metode pengendalian hama yang digunakan Jenis pestisida yang digunakan untuk komoditas kol yaitu Aldrin dengan batas
maksimum 0,1 mgkg, Asefat dengan batas maksimum 5 mgkg, Bromide anorganik dengan batas maksimum 100mgkg, Dieldrin dengan batas
maksimum 0,1 mgkg, Diflubenzuron dengan batas maksimum 1mgkg, Lindane dengan batas maksimum 0,5mgkg. Klorenvinfos dengan batas
maksimum 0,05 mgkg. Jenis pestisida yang digunakan untuk komoditas sawi putih yaitu Kloririfos metil dengan batas maksimum 0,1mgkg.
Sedangkan pestisida yang digunakan untuk komoditas wortel yaitu Mefinfos 0,1 mgkg, monokrotofos dengan batas maksimum 0,05 mgkg,
Lindane dengan batas maksimum 0,2 mgkg, Kloririfos metil dengan batas maksimum 0,5mgkg, Klorenvinfos dengan batas maksimum 0,05 mgkg
Peraturan Menteri Pertanian, 2006. 6.
Kecenderungan petani dalam pengendalian OPT 7.
Pengoplosan pestisida dalam pengendalian OPT 8.
Alas an melakukan pengoplosan pestisida 9.
Tindakan yang dilakukan saat mengalami TK upahan 10.
Tindakan yang digunakan jika mengalami kekurangan permodalan Tabel frekuensi untuk strategi pengelolaan ex-post, terdiri dari:
1. Status usahatani dalam menghidupi keluarganya
2. Jika usahatani mengalami kegagalan, usaha untuk menutupi kegagalan
3. Jika mengalami kerugian, tindakan apa atau sumber modal mana yang
dipilih untuk pertanaman selanjutnya 4.
Tindakan yang dilakukan jika pertanaman komoditi dianggap gagal
Untuk tujuan penelitian 2 yaitu untuk merumuskan rekomendasi kebijakan
dalam perancangan teknologi dan pengembangan kelembagaan, analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dengan menggunakan hasil
wawancara dengan responden yang terkait dengan perancangan teknologi dan pengembangan kelembagaan.
Data yang dikumpulkan akan diperoleh melalui penelitian survey. Penelitian diarahkan untuk memperoleh penjelasan dan interpretasi hubungan antara
berbagai peubah yang diamati. Survey diarahkan untuk menghimpun data primer melalui wawancara dengan penggunaan kuesioner. Untuk
memperoleh konfirmasi mengenai data primer yang diperoleh dari petani responden, diskusi kelompok dengan responden kunci penyuluh, kontak
tani, petani andalan juga dilaksanakan. Data mengenai rekomendasi kebijakan dalam perancangan teknologi dan
pengembangan kelembagaan yang dikumpulkan melalui hasil wawancara dengan responden.
3.5 Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Definisi