Strategi Interactive dalamMenghadapi Resiko Usahatani Sawi Putih

saudara atau kerabat mereka, sebanyak 15orang atau 30 petani meminjam kepada kredit formal seperti BPR dan CU yang ada disekitar desa mereka.

5.2.2.2 Strategi Interactive dalamMenghadapi Resiko Usahatani Sawi Putih

Strategi pengendalian resiko interactive adalah sikap petani pada saat terjadinya resiko, respon ini melibatkan realokasi sumber daya agar dampak resiko terhadap produksi dapat diminimalkan. Petani sawi putih menanam sawi putih tanpa mempertimbangkan musim, hal ini dapat dilihat bahwa petani cenderung menyisip tanaman apabila ada lahan yang masih kosong dengan komoditi yang mereka inginkan. Dan jika sawi putih yang mereka tanamternyata mati mereka melakukan penyulaman, yaitu menanam kembali bagian - bagian yang kosong bekas dari tanaman yang mati, penyulaman ini bertujuan untuk memenuhi jumlah tanaman normal pada satu satuan luas sesuai dengan jarak tanamnya. Jarak tanam yang biasa digunakan petani adalah 40x40 cm dengan jumlah tanaman 10.000 batangha dan 12.000 batangha pada jarak tanam 30x30. Pupuk yang digunakan petani antara lain pupuk organik, Kalsium, Natrium Phospat, Kalium Magnesium Sulfat. Pestisida yang digunakan para petani untuk tindakan pencegahan, pestisida digunakan sejak bibit baru ditanam dengn menggunakan pestisida kimiawi dan organik. Banyak petani yang melakukan pengoplosan pestisida tindakan ini dianggap petani dapat menghemat waktu dan tenaga, karena jika penyemprotan pestisida dilakukan secara satu per satu mereka memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak, ada juga petani yang tidak mengoplos pestisida, tindakan ini dianggap lebih efektif oleh petani. Tenaga kerja di Desa Gurusinga selalu tersedia setiap waktu dengan biaya Rp 60.000 – Rp 70.000 hari sehingga petani tidak bersusah payah mencari tenaga kerja jika sedang diperlukan. Jika petani kekurangan modal, mereka meminjam uang dari saudara ataupun tetangga mereka.Pada Tabel 18diuraikan strategi yang dilakukan petani pada saat terjadinya resiko. Tabel 18. Strategi Manajemen Interactive pada Usahatani Sawi Putih No. Uraian Frekuensi Petani Persentase 1. Waktu penanaman sawi putih a. Akhir musim kemarau agar kebutuhan air dapat terjamin 8 16 b. Pertengahan musim kemarau pada saat air masih tersedia 7 14 c. Pertengahan musim hujan dengan pertimbangan bersifat non-teknis 13 26 d. Tidak mempertimbangkan musim 22 44 Jumlah 50 100 2. Bila sebagian tanaman dilapangan ternyata mati, maka: a. Dilakukan penyulaman 48 96 b. Tidak dilakukan penyulaman 2 4 Jumlah 50 100 3. Jarak tanam yang digunakan a. 50x50 6 12 b. 40x40 23 46 c. 30x30 21 42 Jumlah 50 100 4. Jenis pupuk yang digunakan a. Pupuk tunggal dan majemuk 4 8 b. Pupuk tunggal dan organic 11 22 c. Pupuk majemuk dan organic 9 18 d. Pupuk tunggal, majemuk dan organic 25 50 e. Pupuk organik saja 1 2 Jumlah 50 100 5. Metode pengendalian hama penyakit yang dilakukan a. Sebagai tindakan pencegahan 31 62 b. Sebagai tindakan pembasmian 6 12 c. Sebagai tindakan pencegahan sekaligus pembasmian 13 26 Jumlah 50 100 6. Kecenderungan petani dalam pengendalian OPT yang dilakukan a. Cenderung menggunakan pestisida kimiawi 18 36 b. Cenderung menggunakan pestisida 14 28 nabatiPHT c. Cenderung menggunakan pestisida kimiawi dan nabati 18 36 Jumlah 50 100 7. Pengoplosan pestisida dalam pengendalian OPT a. Sebagai tindakan pencegahan 20 40 b. Sebagai tindakan pembasmian 6 12 Lanjutan Tabel 18. c. Sebagai tindakan pencegahan dan pembasmian 10 20 d. Tidak mengoplos pestisida 14 28 Jumlah 50 100 8. Alasan melakuan pengoplosan pestisida a. Menghemat biaya 8 22,2 b. Menghemat waktu dan tenaga 9 25 c. Lebih lengkap kandungannya 14 38,9 d. Tergantung hama yang menyerang 5 13,9 9. Tindakan yang dilakukan saat mengalami kelangkaan TK Upahan a. Memanfaatkan TK keluarga semaksimal mungkin 14 28 b. Memanfaatkan TK yang ada secara bergantian 36 72 c. Mencari TK upahan dari luar desa - - Jumlah 50 100 10. Tindakan yang dilakukan jika mengalami kekurangan atau kesulitan modal a. Meminjam dari sumber kredit formal 13 26 b. Meminjam dari sumber kredit informal - - c. Meminjam dari kelompok tani gapoktan koperas tani 5 10 d. Meminjam dari saudaratetangga kerabat 32 64 Jumlah 50 100 Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa 22 orang atau 44 petani yang mengusahakan tanaman sawi putih tidak mempertimbangkan musim kemarau maupun musim penghujan.Hal ini dilakukan karena petani tidak mau membiarkan lahan yang mereka miliki kosong sehingga harus terus ditanami baik dengan mengganti tanaman yang diusahakan maupun tidak. Dan jika tanaman sawi putih yang mereka tanami tersebut mati, maka sebanyak 48orang atau 96 petani kol tersebut melakukan penyulaman terhadap tanaman mereka. Sebanyak 23 orang atau 46 petani menggunakan jarak tanam 40x40, 21 orang atau 42 petani menggunakan jarak tanam 30x30, 6 orang atau 12 petani menggunakan jarak tanam 50x50. Sebagian besar petani menggunakan pupuk tunggal, majemuk dan organik. Sebagian petani yang menjadi responden kurang mengetahui unsur yang terdapat dalam pupuk tersebut tetapi hanya mengetahui merk dagang yang mereka gunakan. Pada umumnya, petani sawi putih 62 petani atau 31 petani menggunakan pestisida sebagai tindakan pencegahan karena mereka menggunakan pestisida dawi awal musim tanam baik ditemukannya hama maupun tidak menemukan hama, sebanyak 13 petani atau 26 petani menggunakan pestisida sebagai tindakan pencegahan sekaligus tindakan pembasmian, dan sisanya 6 orang petani atau 12 petani menggunakan pestisida sebagai tindakan pembasmian. Pestisida yang digunakan sebagian besar petani adalah pestisida kimiawi dan pestisida nabati sebanyak 18 petani atau 36 petani. Dan dari petani petani yang menggunakan pestisida ini, mereka melakukan pengoplosan dengan tujuan tindakan pencegahan menjadi lebih efektif. Tenaga kerja yang ada digunakan secara bergantian merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh 36 orang atau 72 petani apabila mereka kekurangan tenaga kerja. Sisanya yaitu 14 orang atau 28 petani meggunakan tenaga kerja keluarga. Sementara itu, apabila petani mengalami kekurangan modal, maka sebanyak 32 orang atau 64 petani mengambil langkah dengan meminjam dari saudara atau kerabat mereka, sebanyak 13 orang atau 26 petani meminjam kepada kredit formal seperti BPR dan CU yang ada disekitar desa mereka dan sisanya 5 orang petani meminjam kepada kelompok tani.

5.2.2.3 Strategi Interactive dalam Menghadapi Resiko Usahatani Wortel