belajar bahkan siswa cenderung berperilaku menyimpang yang berat seperti antisosial.
4 Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan
cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
5 Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar
materi tertentu. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan tinggi speculative dan achieving, pendekatan sedang analytical dan deep dan
pendekatan rendah reproductive dan surface.
22
Uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diperjelas dengan Tabel 2.1 sebagai berikut:
23
Tabel 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Ragam Faktor dan Elemennya
Internal Siswa Eksternal Siswa
Pendekatan Belajar Siswa 1. Aspek Fisiologis
- tonus jasmani - mata dan telinga
2. Aspek Psikologis - inteligensi
- sikap - minat
- bakat - motivasi
1. Lingkungan Sosial - keluarga
- guru dan staf - masyarakat
- teman 2. Lingkungan Nonsosial
- rumah - sekolah
- peralatan - alarm
1. Pendekatan Tinggi - speculative
- achieving 2. Pendekatan Sedang
- analytical - deep
3. Pendekatan Rendah - reproductive
- surface
22
Ibid., h. 130-136.
23
Ibid., h. 137.
Faktor-faktor yang disebutkan di atas dapat menyebabkan munculnya siswa- siswa yang high-achievers berprestasi tinggi dan underachievers berprestasi
rendah atau gagal sama sekali.
24
Karena itu, seorang guru harus kompeten dan profesional dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya
kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar siswa.
d. Pembelajaran
“Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
”.
25
Kegiatan pembelajaran adalah satu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada
tujuan pembentukan kompetensi, yang dengan sistematik dan terarah pada terwujudnya perubahan tingkah laku.
26
Pembelajaran dalam maknanya yang lebih kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan. Dari makna tersebut terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah antara guru dan peserta didik yang intens dan terarah menuju pada suatu
target yang telah ditetapkan sebelumnya.
27
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta didik yang dilakukan secara sistematik dan terarah
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Interaksi yang terjadi berupa interaksi dua arah dan merupakan interaksi yang dilakukan secara berkesinambungan.
Pembelajaran yang efektif dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Suatu pembelajaran dikatakan efektif
jika memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu: 1 Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan
24
Ibid., h. 129-130.
25
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2013, h. 3. http:www.dikti.go.idfilesaturUU20 2003Sisdiknas.pdf.
26
Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 117.
27
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, h. 17.
belajar mengajar KBM; 2 Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa; 3 Ketepatan antara kandungan materi ajar dengan
kemampuan siswa orientasi keberhasilan belajar diutamakan; dan 4 Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan
struktur kelas yang mendukung butir 2 tanpa mengabaikan butir 4.
28
Proses pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai
interaksi dan pengalaman belajar. Tetapi dalam implementasinya masih banyak kegiatan pembelajaran yang mengabaikan aktivitas dan kreativitas peserta didik
tersebut.
29
Hal tersebut diakibatkan karena pembelajaran yang hanya terfokus pada kemampuan intelektualnya saja, sehingga mengabaikan aspek dan
kemampuan siswa yang lain dalam proses pembelajaran. Pembelajaran memiliki ciri-ciri, di antaranya: 1 merupakan upaya sadar
dan disengaja, 2 pembelajaran harus membuat siswa belajar, 3 tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, 4 pelaksanaannya
terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.
30
Pembelajaran juga memerlukan peran guru sebagai pendidik maupun fasilitator untuk menunjang
terjadinya proses belajar siswa yang terarah dan memotivasi siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran.
Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi beberapa faktor, di antanya:
1 Tujuan, yaitu pedoman arah yang akan dicapai dalam proses belajar
mengajar. 2
Guru, baik dari performance-nya, pandangan terhadap murid, serta latar belakang pendidikan dan pengalaman belajar.
3 Peserta didik dengan segala macam perbedaannya, seperti motivasi, minat,
bakat, perhatian, latar belakang sosio-kultural, tradisi keluarga, dan sebagainya.
28
Ibid., h. 20.
29
Zurinal, op. cit., h. 117-118.
30
Nurochim, op. cit., h. 18.
4 Kegiatan Pengajaran di mana gaya mengajar guru akan mempengaruhi gaya
dan cara belajar siswa. 5
Evaluasi terhadap tujuan yang telah ditetapkan, bahan yang diajarkan, dan proses yang dilakukan.
31
2. Hasil Belajar Biologi Siswa
“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya
”.
32
Dalam sistem pendidikan nasional, pengklasifikasikasian hasil belajar menggunakan sistem klasifikasi dari Benjamin
S. Bloom yang membaginya menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Berikut jenjang-jenjang pada setiap ranah: 1 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah, dan keempat
aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. 2 Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan,
jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3 Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yaitu derakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, serta gerakan ekspresif dan interpretatif.
33
Hasil belajar sebagai hasil pengorganisasian struktur kognitif yang baru, merupakan integrasi antara pengetahuan yang lama dengan yang baru.
34
Untuk mencapai hasil belajar yang ideal yang ditandai oleh munculnya pengalaman-
pengalaman psikologis baru yang positif, kemampuan para pendidik dalam membimbing belajar siswanya sangat dituntut.
35
Biologi merupakan bagian dari sains yang memiliki dua dimensi yang bersifat mendasar, yakni dimensi produk dan dimensi proses. Biologi sebagai
31
Fathurrohman, op. cit., h. 115-117.
32
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, h. 22.
33
Ibid., h. 22-23.
34
C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, h. 47.
35
Syah, op. cit., h. 94.
dimensi produk merupakan sumber fakta, sumber teori, sumber prinsip, dan sumber konsep. Biologi sebagai dimensi proses mengandung keterampilan, nilai,
dan sikap yang harus dimiliki seseorang atau siswa untuk mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan biologi.
36
Hasil belajar biologi dapat diperoleh setelah siswa mengalami proses pembelajaran biologi. Siswa akan mengalami proses pengintegrasian pengetahuan
hasil pengalaman hidupnya sehingga terorganisir untuk memperoleh hasil belajar yang akan dicapai. Hasil belajar biologi dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan
dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang dialami siswa setelah menjalani proses belajar. Baik dan buruknya hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi.
Jika proses pembelajaran yang diikuti siswa semakin baik, maka seharusnya hasi belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru akan menentukan tujuan pembelajaran. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah siswa yang dapat
mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
3. Model Pembelajaran Advance Organizer