Model Pembelajaran Model Pembelajaran Advance Organizer
tersebut adalah: 1 Diferensiasi progresif, yang berarti bahwa gagasan dan disiplin paling umum disajikan lebih dahulu, kemudian didiferensiasikan
secara progresif dari segi perincian dan kekhususan. 2 Rekonsiliasi integratif, yang berarti bahwa gagasan baru direkonsiliasikan dan
diintegrasikan dengan isi yang telah dipelajari terdahulu.
49
Belajar bermakna merupakan inti dari teori Ausubel tentang belajar. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-
konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
50
Belajar bermakna berarti apa yang telah dipelajari, dihubungkan secara intelektual dan
dipahami dalam konteks yang telah diketahui. Belajar bermakna dapat terjadi jika informasi yang baru diterima dapat dipertahankan dengan baik dalam struktur
kognitif dalam diri seseorang. Hal-hal yang bersifat hafalan subtansial-material mudah dilupakan
dibandingkan hasil proses mental fungsional-struktural yang lebih tinggi, atau hasil-hasil pengalaman praktik yang berarti meaningful.
51
Belajar dengan menghafal sebagai hasil belajar yang tidak bermakna, karena hasil itu tidak
dikaitkan dengan isi dalam kerangka kognitif yang tersusun secara hierarkis.
52
Belajar hafalan berciri kurangnya pendekatan kritis dan konseptual terhadap informasi yang diperoleh. Biasanya hal itu tidak dipersiapkan untuk
mentransformasikan pengetahuan atau menerapkannya dalam konteks yang baru sehingga materi belajar hafalan mudah terlupakan.
53
Belajar hafalan dapat terjadi jika siswa tidak dapat menggunakan konsep- konsep yang relevan dalam struktur kognitif untuk mengasimilasikannya dengan
informasi atau pengetahuan yang baru diterimanya. Belajar hafalan dianggap tidak efektif karena materi yang diajarkan dalam pembelajaran tersebut mudah
dilupakan. Pengetahuan diorganisasi dalam ingatan seseorang dalam struktur hierarkis,
yang berarti bahwa pengetahuan yang lebih umum, inklusif, dan abstrak
49
Basleman, op. cit., h. 93.
50
Dahar, op. cit., h. 95.
51
Makmun, op. cit., h. 169.
52
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2004, h. 405.
53
Basleman, op. cit., h. 91.
membawahi pengetahuan
yang lebih
spesifik dan
konkret.
54
Cara mengorganisasikan materi pelajaran dan cara pengorganisasian pengetahuan
dalam ingatan seseorang tersebut memiliki kesamaan dalam struktur hierarkisnya. Tugas pokok dari guru pengampu bidang studi adalah membantu siswa
untuk mengaitkan pengetahuan dan pemahaman baru hal-hal yang akan dipelajari dengan kerangka kognitif yang sudah dimiliki siswa.
55
Faktor terpenting yang mempengaruhi belajar siswa adalah apa yang telah diketahui
siswa itu sendiri. Agar terjadi belajar bermakna, konsep atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.
56
Informasi baru dapat dikaitkan dengan informasi yang sudah ada dalam ingatan seseorang dengan menggunakan suatu pengatur awal atau advance organizer.
Advance organizer merupakan materi pengenalan yang disajikan pertama kali dalam tugas pembelajaran dan dalam tingkat abstraksi dan inklusivitas
yang lebih tinggi dari pada tugas pembelajaran itu sendiri. Tujuannya adalah menjelaskan, mengintegrasikan, dan menghubungkan materi baru dalam
tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan juga membantu pembelajar membedakan materi baru dari materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
57
Model advance organizer dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa, yaitu pengetahuan tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola,
memperjelas, dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik.
58
Advance organizer dapat mengarahkan para siswa ke materi yang akan dipelajari dan
menolong untuk mengingatkan kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru.
59
Model advance organizer memiliki tiga tahap kegiatan, yaitu:
1 Presentasi advance organizer, yang terdiri dari mengklarifikasi tujuan-tujuan
pembelajaran, menyajikan
organizer, mengidentifikasi
karakteristik- karakteristik yang jelas atau konklusif, memberi contoh atau ilustrasi yang
54
Budiningsih, loc. cit.
55
Winkel, loc. cit.
56
Dahar, op. cit., h. 100.
57
Joyce, op. cit., h. 286.
58
Ibid., h. 281.
59
Dahar, loc. cit.
sesuai, menyajikan konteks, mengulang, dan mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa.
2 Presentasi tugas atau materi pembelajaran, yang terdiri dari menyajikan
materi, mempertahankan
perhatian, memperjelas
pengolahan, dan
memperjelas aturan materi pembelajaran yang masuk akal. 3
Memperkuat pengolahan kognitif, yang terdiri dari menggunakan prinsip- prinsip rekonsiliasi integratif pengetahuan baru yang dihubungkan dengan
materi yang telah dipelajari, menganjurkan pembelajaran resepsi aktif, membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran, dan mengklarifikasi.
60
Terdapat dua jenis advance organizer, yaitu ekspositori dan komparatif. organizer ekspositori menjadi konsep dasar pada tingkat abstraksi tertinggi
atau beberapa konsep yang lebih kecil. Organizer ini mempresentasikan perancah intelektual tentang bagaimana siswa akan menggantungkan
informasi baru yang ditemuinya. organizer ini khususnya berguna karena dapat menyediakan perancah ideasional untuk materi-materi asingtidak
biasa. Sedangkan organizer komparatif biasanya diterapkan pada materi yang biasa. Organizer ini dirancang untuk membedakan antara konsep baru
dan konsep lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan oleh kesamaan antar keduanya.
61
Siswa kemungkinan membutuhkan advance organizers yang berbeda-beda, tergantung pada pengetahuan sebelumnya dan keterampilan membacanya.
62
Penggunaan advance organizer pada siswa dapat membantu mengaktifkan pengetahuan terdahulu sebelum penugasan atau pelajaran.
63
Jadi, Advance organizer merupakan materi awal atau pengenalan yang berguna untuk membantu
siswa dalam mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan dipelajarinya. Advance organizer dapat memperkuat struktur
kognitif dan meningkatkan penyimpanan informasi baru dalam diri seseorang. Hasil belajar dan retensi akan dapat ditingkatkan jika pengetahuan baru
60
Joyce, op. cit., h. 289-291.
61
Ibid., h. 287.
62
Margaret E. Gredler, Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, h. 251.
63
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, Jakarta: PT Indeks, 2008, h. 259.