dari ungkapan “mahal” yang diutarakan informan. yang menandakan bahwa informan tidak mampu melakukan perilaku tersebut. Sehingga mengurangi motivasi informan
terhadap perilaku untuk membayar biaya terapi di tempat lain.
5.1.3 Motivasi Informan terhadap Terapi Autisme di Tali Kasih
Untuk mengetahui motivasi informan peneliti melihat dari 1 perasaan informan ketika mengetahui anaknya menderita autisme, 2 keinginan informan terhadap terapi
autisme yang diberikan pada anaknya di Tali Kasih, 3 penyebab informan memilih Yayasan Tali Kasih sebagai tempat terapi.
Perasaan Informan ketika Mengetahui Anaknya Menderita Autisme
Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa semua informan merasa bingung ketika mengetahui anaknya menderita autisme, seperti diungkapkan salah satu
informan berikut ini :
”Apa kali la rasanya, ih, gak tau la bilangnya. Waktu yang dapat cambukan kali rasanya waktu yang di A inisial. Disini gak bisa Bu, kalo mau terapi,
kalau mau psikolognya pun, mau Scanning, apa, di Bandung aja Bu Yang buka Yayasan ini orang Inggris itu sama dengan yang di Singapur, kata
orangnya tempat terapi lain.” Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa informan merasakan
bingung terhadap keadaan anak informan, setelah informan mengetahui bahwa anaknya menderita autisme. Sehingga, menurut asumsi peneliti, perasaan bingung yang dirasakan
informan inilah yang menimbulkan kebutuhan dalam diri informan untuk mencari tempat terapi autisme buat anak informan agar anak informan dapat sembuh dari autisme yang
dideritanya. Kebutuhan yang dirasakan dalam diri informan terhadap tempat terapi autisme
tersebut melatarbelakangi tindakan informan, untuk mencari tempat terapi autisme buat
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
anak informan. Menurut Sabur 2003 yang mengutip pendapat Dirgagunasa, tindakan informan mencari tempat terapi autisme disebut tindakan bermotivasi, karena
dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan informan terhadap tempat terapi autisme buat anak informan agar anak informan dapat sembuh dari autisme yang dideritanya.
5.2.2 Keinginan Informan terhadap Terapi di Tali Kasih
Dari hasil wawancara mendalam, diketahui bahwa keinginan semua informan terhadap terapi di Tali Kasih pada dasarnya adalah sama, yaitu menginginkan agar anak
informan memiliki perkembangan yang normal seperti anak normal lainnya. Seperti ungkapan informan berikut ini :
“Namanya orang tua, keinginannya pastilah besar, tapi Ibu gak mau terlalu banyak berharap takut nanti kecewa, takut nanti Ibu gak berhasil, sementara
sekolah dia ini kan mengeluarkan duit yang banyak, jalankan aja la Dek kewajiban orang tua, mula-mula Ibu berharap dia tu seperti anak normal
eceknya pemikirannya la.” Keinginan informan inilah yang mendorong informan untuk memilih Tali Kasih
sebagai tempat terapi autisme. Keinginan yang mendorong informan agar anak informan memilki perkembangan yang normal seperti anak normal lainnnya, oleh Leavitt yang
dikutip oleh Sabur 2003 disebut dengan motivasi. Dari hasil wawancara mendalam terhadap semua informan diketahui bahwa
keinginan informan pada dasarnya sama yaitu menginginkan agar anak informan memiliki perkembangan yang normal seperti anak normal lainnya.
Gangguan perkembangan yang dialami oleh semua anak informan, membuat anak informan tidak memiliki perkembangan yang sama seperti layaknya anak normal. Hal ini
dapat dilihat dari pernyataan salah satu informan yang menyatakan bahwa anaknya mengalami kesulitan dalam berbicara. Seperti ungkapan salah satu informan berikut ini :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
”Saya maunya si J inisial ya ngomongnya lah lancar.” Autisme adalah gangguan perkembangan, khususnya yang terjadi pada masa
anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan hidup dalam dunianya sendiri Angelfire,2008.
Anak autisme tidak mampu mengadakan interaksi sosial dikarenakan mereka mengalami gangguan perkembangan. Salah satu gangguan perkembangan yang dialami
oleh anak autisme adalah kesulitan berbicara seperti yang dialami oleh salah satu anak informan di atas.
Akan tetapi, gangguan perkembangan yang dialami oleh anak informan di atas, sekarang, dapat diatasi dengan cara pemberian terapi. Menurut Sabri 2008 yang
mengutip pendapat Masra, pemberian terapi pada anak informan autisme dapat mengurangi masalah gangguan perkembangan yang dialami oleh anak informan di atas,
termasuk kesulitan berbicara.
5.2.3 Penyebab Informan Memilih Tali Kasih sebagai Tempat Terapi