Epidemiologi Autisme Jenis Kelamin Etiologi Diagnosis dan Gambaran Klinik

hari pola hidup keluarga. Selain itu ada beberapa autisme merasa sensitif terhadap bunyi atau suara yang terdengar di telinga, sentuhan, pandangan mata dan penciuman. Beberapa anak autisme sejak lahir sudah memperlihatkan perilaku tertentu, namun ada gejala-gejala yang mulai tampak pada usia sekitar 18-36 bulan yang secara mendadak menolak kehadiran orang lain, bertingkah laku aneh dan mengalami kemunduran dalam bahasa percakapan serta keterampilan sosialisasi.

2.6.1 Epidemiologi Autisme

Prevalensi autisme kurang lebih 2-3 kasus per 10.000 anak-anak di bawah usia 12 tahun. Bila terdapaat gangguan mental retardasi mental berat yang menyertai beberapa ciri-ciri autisme, rata-rata meningkat 20 per 10.000 anak. Pada kebanyakan kasus autisme dimulai sebelum usia 36 bulan dan mungkin hal ini kurang mendapat perhatian bagi orang tuanya. Tergantung kepada kesadaran dan beratnya gejala yang kelihatan.

2.6.2 Jenis Kelamin

Autisme ditemukan lebih sering pada anak laki-laki daripada wanita sebanyak tiga sampai lima kali. Bila anak wanita mengalami autisme maka gejala tersebut cenderung lebih serius dan kemungkinan terdapat di dalam riwayat keluarga dengan sosial–ekonomi meningkat namun pada kenyataannya meleset karena dugaan itu didapat berdasarkan penemuan rujukan. Penemuan ini mungkin bertambah baik oleh karena meningkatnya kesadaran terhadap autisme tersebut dan tersedianya pekerja-pekerja kesehatan mental anak bagi keluarga miskin.

2.6.3 Etiologi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Autisme merupakan gangguan perkembangan yang berhubungan dengan perilaku yang umumnya disebabkan oleh kelainan struktur otak atau fungsi otak. Ada beberapa bukti yang sudah terkumpul untuk mendukung penyebab autisme. 1. Faktor psikodinamik dan keluarga. 2. Kelainan oraganik-neurologik-biologic. 3. Faktor genetik. 4. Faktor imunologik. 5. Faktor Perinatal. 6. Faktor neuroanatomi. 7. Faktor biokimia.

2.6.4 Diagnosis dan Gambaran Klinik

Untuk mendiagnosis autisme bukanlah hal yang mudah, selain sulit mengenal dan menilai gejala-gejala autisme, serta perilaku yang tampak mirip dengan Pervise Developmental Disorder-Not Otherwise Specified dan Sindrom Asperge, bentuk Skizofrenia pada masa kanak-kanak pun mengalami kesulitan karena pada anak kecil, bicara dan keterampilan berfikirnya masih dalam taraf perkembangan. Maka sebaiknya dilakukan berbagai macam tes kesehatan yang tersedia untuk membantu diagnosis autisme, yaitu: 1. pemeriksaan pendengaran audiometric. 2. Electrochepalogram EEG. 3. Magnetic Resonance Imaging MRI. 4. Computer Assisted Axial Tomography CATSCAN. 5. tes genetik. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sejak terlihat karakteristik gangguan yang begitu banyak, sebaiknya dalam menangani seorang anak harus dievaluasi oleh suatu tim dari berbagai multidisiplin termasuk ahli syaraf, psikologi, ahli perkembangan anak, ahli wicara, konsultan belajar atau profesional lain yang ahli atau mempunyai pengetahuan mengenai autisme. Setelah menilai hasil observasi dengan cermat dan hasil tes maka para ahli membuat diagnosis autisme bila terdapat bukti-bukti jelas seperti: 1. hubungan sosial yang terbatas dan buruk. 2. keterampilan komunikasi belum sempurna. 3. perilaku berulang-ulang, minat dan aktivitaspun berkurang.

2.7 Pendidikan Anak Autisme