Pendapat Suami Informan terhadap Biaya di Tali Kasih

Bahkan, ada satu informan yang menyatakan bahwa, suaminya tidak perduli terhadap terapi di Tali Kasih, seperti ungkapan salah satu informan berikut ini : ”Bapaknya ini, nampaknya perduli padahal enggak. Saya enggak pernah tahu, apa kata terapisnya sama dia. Padahal dia jemput anak Saya tiap hari.” Pendapat suami informan terhadap terapi di Tali Kasih tidak mempengaruhi motivasi informan memilih Tali Kasih sebagai tempat terapi, karena adanya jawaban yang bervariasi dari para informan, tentang pendapat suami informan terhadap Tali Kasih. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan, yang tetap memilih Tali Kasih sebagai tempat terapi walaupun suaminya tidak perduli terhadap terapi di Tali Kasih. Motivasi informan memilih Tali Kasih sebagai tempat terapi, mungkin berasal dari dalam diri informan, seperti keinginan informan untuk memilih Tali Kasih sebagai tempat terapi, sehingga tidak memerlukan perangsang dari luar untuk membangkitkan motivasi tersebut. Motivasi ini menurut Sabur 2003 yang mengutip pendapat Suryabrata disebut sebagai motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang dapat bekerja tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar.

2. Pendapat Suami Informan terhadap Biaya di Tali Kasih

Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa Pendapat suami informan terhadap biaya terapi di Tali Kasih dipengaruhi oleh pengalaman suami informan sebelumnya terhadap biaya di tempat lain, dimana suami informan selalu membandingkan antara keduanya. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan berikut ini : ”sekarang dia suami informan yang bayar biaya terapi. Mahal katanya, cuma kalo buat anak enggak apa-apalah. Karena dibandingin dengan uang sekolahnya dulu, terapi di sini lebih mahal.” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pendapat suami informan terhadap biaya terapi juga dipengaruhi oleh, pendapat suami informan terhadap adanya hasil atau manfaat terhadap biaya tersebut, seperti terapi yang diberikan oleh terapis yang berkualitas, dan peralatan yang berkualitas pula, seperti ungkapan informan berikut ini : ”udah termasuk murah lah itu untuk anak, kenapa, terapinya sarjana semua, alat terapinya mahal-mahal semua, jadi wajarla biaya terapinya segitu.” Pendapat suami informan, yang selalu membanding-bandingkan antara biaya terapi di Tali Kasih dengan biaya terapi di tempat lain, ataupun pendapat informan terhadap hasil atau manfaat yang akan diperolehnya melalui pengorbanannya terhadap biaya tersebut, oleh Notoadmojo 2005 yang mengutip pendapat Adams, disebut fenomena perbandingan sosial, yaitu dimana seseorang selalu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Fenomena perbandingan sosial yang dijelaskan di atas akan mempengaruhi pendapat informan terhadap biaya terapi di Tali Kasih. Jika suami informan merasa, adanya manfaat terhadap biaya terapi tersebut, informan akan termotivasi memilih Tali Kasih sebagai tempat terapi. Pendapat suami informan terhadap biaya terapi tersebut, memperkuat tingkah laku informan terhadap terapi di Tali Kasih, sesuai dengan teori Hosland, yang dikutip oleh Notoadmodjo 2005 bahwa, dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus mempunyai efek pada individu. Reinforcing memegang peranan penting dalam memperkuat stiumulus. Selain itu, pendapat suami informan terhadap biaya terapi di Tali Kasih juga dipengaruhi oleh kemampuan suami informan untuk melakukan transaksi abilty Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara terhadap biaya terapi tersebut, jika suami informan tidak mampu melakukan transaksi terhadap biaya tersebut, motivasi informan terhadap biaya terapi tersebut akan berkurang.

3. Pendapat Suami Informan terhadap Alat Terapi yang Digunakan di Tali