perkembangannya, terutama dalam penggunaan bahasa. Tujuan ini dapat tercapai dengan baik melalui suatu program terapi yang menyeluruh dan bersifat individual.
Menurut Notoadmodjo 2005 yang mengutip pendapat Adams, jika tujuan informan terhadap terapi autisme tidak terpenuhi, yaitu bisa berbicara, maka motivasi
informan terhadap tingkah laku bermotivasi akan berkurang.
b. Pendapat Informan terhadap Alat Terapi di Tali Kasih
Dari hasil wawancara mendalam terhadap semua informan diketahui bahwa pendapat informan terhadap alat terapi di Tali Kasih adalah alat terapi yang digunakan
adalah alat terapi yang bagus, seperti yang diungkapkan informan berikut ini :
”Dia terapi bicara sama terapi motorik, kalau terapi bicara dia disuruh bilang, apa yang dibilang terapisnya. Dikasih liat gambar apel, nanti dia disuruh
bilang apel. Lucu juga sih, gambarnya itu timbul.” Peneliti berasumsi bahwa pendapat informan terhadap alat terapi di Tali Kasih
bagus, berdasarkan ungkapan “lucu” yang diungkapkan oleh informan, sehingga informan merasa teratrik dengan alat terapi yang digunakan tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan berikut ini :
”Bolanya itu agak aneh saya lihat, mungkin bola khusus untuk terapi anak kayak gini, kali ya, soalnya, bolanya itu bisa dilengket-lengketin.aneh la
pokoknya.” ”Dia terapi bicara sama terapi motorik. Kalau terapi bicara dia disuruh bilang,
apa yang dibilang terapisnya. Dikasih liat gambar apel, nanti dia disuruh bilang apel. Lucu juga sih, dia seperti anak kecil umur dua tahun, diajarin
kayak gitu lagi.” Ada juga informan yang menyatakan bahwa alat terapi yang digunakan di Tali
Kasih, merupakan alat terapi yang biasa saja, ini dikarenakan informan tidak begitu paham terhadap alat-alat terapi yang digunakan di Tali Kasih, seperti yang diungkapkan
oleh informan berikut ini :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
”Saya juga kurang begitu paham, yang saya liat, ada pake-pake lilin, nanti anak saya di panggil di suruh lihat cahaya lilin. Lama terapi seperti itu terus,
tapi sekarang anak Saya udah mau di panggil.Ada juga pakai bola, nanti bola warna-warni di serakin, terus anak saya di suruh taruh bolanya di toples.”
Pendapat informan yang menyatakan bahwa alat terapi yang digunakan di Tali
Kasih merupakan alat terapi yang bagus, dikarenakan keadaan dari alat terapi di Tali Kasih itu sendiri. Menurut pendapat Dirgagunasa yang dikutip oleh Sabur 2003, tingkah
laku manusia dilatarbelakangi oleh adanya suatu tujuan, Tujuan juga menentukan seberapa aktif individu akan bertingkah laku. Sebab, selain ditentukan oleh motif dasar,
tingkah laku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan. Jika tujuannya menarik, individu akan lebih aktif lagi bertingkah laku. Keadan tujuan di sini yaitu keadaan Tali Kasih
ditinjau dari keadaan alat terapinya. Perasaan tertarik yang dirasakan informan terhadap alat terapi yang digunakan di Tali Kasih, menurut asumsi peneliti, akan mempengaruhi
motivasi informan terhadap terapi di Yayasan tersebut. Hal ini juga dibuktikan melalui pendapat Hosland yang dikutip oleh Notoadmodjo
2003 dalam teori S-O-R, yaitu stimulus yang diterima, akan diproses selanjutnya dalam diri seseorang dengan dukungan fasilitas dan dorongan dari lingkungan.
c. Pendapat Informan terhadap Terapis di Tali Kasih