Reliabilitas Uji Keabsahan Data

[a:] [ha :] [a] = vokal depan rendah tak bulat [h] = konsonan frikatif laringal tak bersuara [a] = vokal depan rendah tak bulat Kedua onomatope di atas memiliki kesamaan jumlah silabe, yaitu sama-sama terdiri dari satu silabe, dan sama-sama di susun oleh bunyi vokal [a] yang memiliki ciri-ciri bunyi vokal depan rendah tak bulat. Namun, memiliki perbedaan dalam pola silabe, pada onomatope [a:] berpola V sedangkan dalam onomatope bahasa Indonesia [ha:] berpola [CV], karena dalam system fonetik bahasa Prancis bunyi h tidak diucapkan atau sering disebut h muet. Oleh karena itu kedua onomatope tersebut memiliki perbedaan pola silabe, dan pada onomatope bahasa Indonesia mengalami pemunculan bunyi fonem [h] karena dalam sistem fonetik bahasa Indonesia bunyi h diucapkan. Pada kedua onomatope tersebut memiliki tanda titik dua pada bunyi vokal [a] yang berarti bunyi fonem tersebut diucapkan lebih panjang sehingga ditranskripsikan menjadi [a :] dalam onomatope bahasa Prancis dan [ha :] dalam onomatope bahasa Indonesia.

b. Pola Silabe CV

Pola silabe CV adalah onomatope yang terdiri dari bunyi konsonan vokal. Tipe silabe ini adalah silabe terbuka la syllabe ouverte karena dimulai dengan bunyi konsonan dan diakhiri oleh bunyi vokal. Terdapat 20 onomatope yang ditemukan dalam pola ini. Perhatikan onomatope berikut ini. Onomatope menggergaji benda ziii ziii dalam bahasa Prancis menjadi ziii ziii dalam bahasa Indonesia, yang diambil dari komik L’agent de Police, 24 h sur 24, halaman 19 dan komik Agen Polisi 212, 24 jam sehari, halaman 19. [zi:] [zi:] [z] = konsonan frikatif predorso alveolar bersuara [i] = vokal depan tinggi tak bulat [z] = konsonan frikatif apiko alveolar bersuara [i] = vokal depan tinggi tak bulat Kedua onomatope di atas hanya memiliki memiliki kesamaan pola silabe, jumlah silabe dan komponen bunyi fonem yang mengisi. Kedua onomatope tersebut terdiri dari satu silabe dan termasuk ke dalam tipe silabe terbuka la syllable ouverte. Komponen bunyi fonem yang mengisi pada kedua onomatope, yaitu bunyi konsonan [z] yang memiliki ciri-ciri konsonan frikatif predorso alveolar bersuara dan bunyi vokal [i] yang memiliki ciri-ciri vokal depan tinggi tak bulat, namun dalam onomatope bahasa Indonesia bunyi [z] memiliki ciri-ciri konsonan frikatif apiko alveolar bersuara. Setelah dibandingkan tidak ditemukan perbedaan pada onomatope ini. Pada kedua onomatope tersebut memiliki tanda titik dua pada bunyi vokal [i] yang berarti bunyi fonem tersebut diucapkan lebih panjang sehingga ditranskripsikan menjadi [zi :] dalam onomatope bahasa Prancis dan [zi :] dalam bahasa Indonesia.