[k] = konsonan oklusif dorso velar tak
bersuara [u] = vokal belakang tinggi bulat
[k] = konsonan oklusif dorso velar tak bersuara
Kedua onomatope di atas memiliki kesamaan jumlah silabe, yaitu sama-sama terdiri dari satu silabe. Kesamaan berikutnya terdapat pada
bunyi konsonan terakhir yang menyusun onomatope, yaitu terdapat bunyi konsonan [k] konsonan oklusif dorso velar tak bersuara. Perbedaan pada
kedua onomatope terdapat pada pola silabe, yaitu pada onomatope bahasa Indonesia berpola VC sedangkan dalam onomatope bahasa Indonesia
berpola CVC. Perbedaan yang selanjutnya adalah pada bunyi vokal yang menyusun onomatope, pada onomatope bahasa Prancis terdapat bunyi
vokal [i] vokal depan tinggi tak bulat, sedangkan dalam bahasa Indonesia terdapat bunyi vokal [u] vokal belakang tinggi bulat. Pada onomatope
bahasa Indonesa mengalami pemunculan bunyi konsonan [h] konsonan frikatif laringal tak bersuara, karena dalam bahasa Prancis, bunyi
konsonan [h] tidak diucapkan atau disebut e muet. Selain onomatope hic [ik] dalam bahasa Prancis menjadi huk [huk]
dalam bahasa Indonesia, representasi bunyi ceguka memiliki variasi bunyi yang berbeda, di antaranya adalah bunyi hug [yg] kamus Les Dictionnaire
des Onomatopées, halaman 37 dalam bahasa Prancis menjadi guk [guk] komik Les Aventures de Tintin, Le Lotus Bleu, halaman 20 dalam bahasa
Indonesia, bunyi hips [ips] komik L’Agent 212, 24h sur 24, halaman 13 dalam bahasa Prancis menjadi hiks [hiks] komik Agen Polisi, 24 Jam
Sehari, halaman 13 dalam bahasa Indonesia, dan bunyi houps [ups]
kamus Les Dictionnaire des Onomatopées, halaman 37 dalam bahasa Prancis menjadi guk [guk] komik Les Aventures de Tintin, Le Lotus Bleu,
halaman 20 dalam bahasa Indonesia.
c. Pola Silabe VCC
Pola silabe VCC adalah onomatope yang terdiri dari bunyi vokal konsonan. Tipe silabe ini adalah silabe tertutup la syllabe fermée karena
diakhiri oleh bunyi konsonan. Terdapat 5 onomatope yang ditemukan dalam pola ini. Perhatikan onomatope berikut ini.
Onomatope suara gonggongan anjing arf arf dalam bahasa Prancis dan dalam bahasa Indonesia guk guk, diambil dari komik les
Aventures de Tintin, Tintin au Congo, halaman 44 dan komik Petualangan Tintin, Tintin di Congo, halaman 44.
[arfarf] [gukguk]
[a] = vokal depan rendah tak bulat
[r] = konsonan konstriktif apiko alveolar
bersuara [f] = konsonan frikatif labio
dental tak bersuara [g] = konsonan oklusif dorso
velar bersuara [u] = vokal belakang tinggi
bulat [k] = konsonan oklusif dorso
velar tak bersuara
Kedua onomatope di atas memiliki persamaan jumlah silabe, yaitu sama-sama terdiri dari satu silabe hanya dalam pelaksanannya onomatope
mengalami pengulangan redoublement menjadi arf arf dalam bahasa Prancis dan guk guk dalam bahasa Indonesia. Perbedaan yang terdapat
dalam kedua onomatope ini adalah pada pola silabe, yaitu onomatope bahasa Prancis memiliki pola VCC sedangkan dalam bahasa Indonesia
berpola CVC. Perbedaan juga terdapat pada susunan bunyi fonem pada kedua onomatope, pada onomatope bahasa Prancis disusun oleh bunyi
fonem [a] vokal depan rendah tak bulat, [r] konsonan konstriktif apiko alveolar bersuara, dan [f] konsonan frikatif labio dental tak bersuara,
sedangkan dalam bahasa Indonesia di susun oleh bunnyi fonem [g] konsonan oklusif dorso velar bersuara, [u] vokal belakang tinggi bulat,
dan [k] konsonan oklusif dorso velar tak bersuara. Selain onomatope arf arf [arfarf] dalam bahasa Prancis menjadi
guk guk [gukguk dalam bahasa Indonesia, representasi bunyi gonggongan anjing memiliki variasi bunyi yang berbeda, di antaranya adalah bunyi waf
waf [wafwaf] kamus Les Dictionnaire des Onomatopées, halaman 44 dalam bahasa Prancis menjadi guk guk [gukguk] komik Agen Polisi,
Mabuk Darat, halaman 30 dalam bahasa Indonesia, dan bunyi wouah wouah [wuawua] komik Les Aventures de Tintin, Le Lotus Bleu, halaman
10 menjadi guk guk [gukguk] komik Petualangan Tintin, Lotus Biru, halaman 10 dalam bahasa Indonesia.
d. Pola Silabe CVC