prancis, karena dalam sistem fonetik bahasa Prancis bunyi [h] itu disebut [h] muet atau bunyi [h] yang tidak diucapkan. Perbedaan tersebut sangat
dipengaruhi oleh perbedaan bunyi fonem satuan terkecil bunyi yang terdapat dalam berbagai bahasa, karena pada dasarnya, setiap bahasa memiliki aturan
pengucapan fonem sendiri-sendiri. Terdapat tanda titik dua [:] yang ditempatkan setelah bunyi vokal yang
disebut pemanjangan vokal. Bunyi vokal [a] pada kata soir memiliki tanda [:] yang berarti bunyi fonem tersebut diucapkan lebih panjang sehingga
ditranskripsikan menjadi [swa:R]. Karena penggunaan tanda titik dua [ : ] berfungsi untuk memanjangkan bunyi vokal.
Berkaitan dengan tujuan kedua, persamaan onomatope terdapat pada pola silabe, jumlah silabe dan komponen bunyi yang menyusun onomatope.
Onomatope bahasa Prancis dan bahasa Indonesia memiliki pola yang sama, sama-sama berpola terbuka. Persamaan selanjutnya mengenai jumlah pola
silabe, yang maksudnya adalah onomatope dalam bahasa Prancis dan bahasa Indonesia memiliki jumlah silabe yang sama, sama-sama terdiri dari satu
silabe. Sedangkan mengenai persamaan komponen bunyi fonem yang menyusun, yaitu maksudnya kedua onomatope disusun oleh bunyi fonem yang
sama. Kedua onomatope tersebut memiliki kesamaan bunyi Kesamaan tersebut dapat terjadi karena adanya beberapa kesamaan sistem bunyi fonem
yang terdapat dalam kedua bahasa, kesamaan daya tangkap atau keterdengaran audibilité antara kedua bahasa, dan kesamaan representasi bunyi yang
dihasilkan oleh kedua bahasa.
B. Saran
Bagi calon peneliti lainnya dapat mengadakan penelitian lanjutan mengenai subjek atau objek ini dengan tujuan dan rumusan masalah yang
berbeda. Penelitian yang berkaitan dengan morfofonemik pada onomatope, masih dimungkinkan untuk penelitian dengan objek analisis morfologis pada
onomatope. Karena dalam penelitian ini, peneliti hanya mengkaji proses perubahan morfofonemik saja.
C. Implikasi
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah informasi dan pengetahuan para pembelajar bahasa Prancis khususnya tentang onomatope. Bermanfaat
juga untuk menarik minat dan ketertarikan para pembelajar untuk mendalami bahasa Prancis . Serta membantu para pembaca komik, khususnya pembaca
komik berbahasa Prancis dan bahasa Indonesia dalam memahami kehadiran onomatope.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal dan Junaiyah. 2007. Morfologi: Bentuk, Makna dan Fungsi.
Jakarta: PT. Grasindo Arri, Dhani. 2009. Mengenal Sejarah Kelahiran Bahasa.
http:www.hariansumutpos.comarsip?p=12127 diunduh pada tanggal 29 september 2014
Boey, Lim Kiat. 1975. An Introduction to Linguistics for the Language Teacher. Singapore: Singapore University Press
Cauvin, Laudec. 1989. Cédric, Papa a de la Classe. Paris : Dupuis _______. 1990. Cédric, Parasites sur Canapé. Paris : Dupuis
_______. 2004. Cédric, On Se Calmé . Paris : Dupuis Cauvin, Raoul. 1990. L’agent de Police, 24 h sur 24. Paris : Dupuis
_______. 1992. L’Agent de Police, Pas de Panique. Paris : Dupuis _______. 1993. L’agent de Police, Agent trouble. Paris : Dupuis
Chaer, Abdul. 2003. Lingusitik Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Derivery, Nicole. 1997. La Phonétique du Français. Paris: Seuil Dubois, Jean. 2001. Dictionnaire de la Linguistique. Paris : Larousse
Elvira, Rosalina. 2012. Cedric. Papaku Keren. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer _______. 2012. Cedric, Pengganggu Siaran. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer
Enckell, Piere et Pierre Rézeau. 2003. Les Dictionnaire des Onomatopées. Paris:
Presses Universitaire de France Freeland, M dan Ricard. 2002. Manuel D’auto-formation en Phonétique. Lima :
Calle Shell 459 Miraflores Grevisse, Maurice. 1980. Le Bon Usage. Paris: Duculot
79