33
3. Tingkat Membaca Pemahaman
Menurut Somadayo 2011: 19, kemampuan membaca sehubungan dengan tingkat pemahaman dapat dikelompokkan menjadi empat tingkatan,
yaitu a pemahaman literal, b pemahaman interpretatif, c pemahaman kritis, dan d pemahaman kreatif. Empat tingkatan membaca pemahaman tersebut
memiliki karakteristik yang berbeda-beda sebagai berikut. a. Membaca literal
Menurut Nurhadi 2010: 57, membaca literal adalah kemampuan mengenal dan menangkap bahan bacaan yang tertera secara tersurat
eksplisit. Senada dengan pendapat Syafi’ie dalam Somadayo, 2011: 19
yang menjelaskan bahwa pemahaman literal adalah pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau disebutkan penulis dalam teks bacaan seperti apa
adanya . Menurut Pramila Ahuja dan G.C Ahuja 2004: 55, pemahaman
literal atau harfiah berarti keterampilan mendapatkan makna pokok, langsung, harfiah dari suatu kata, gagasan, kalimat, dan konteksnya.
Pengukuran membaca pemahaman literal menurut Somadayo 2011: 21, dapat menggunakan kata tanya apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan
bagaimana. Jadi membaca literal adalah membaca dengan tujuan memahami
makna yang terkandung dalam teks bacaan secara tersurat. Pembaca difokuskan untuk memahami makna kata atau bagian-bagian yang tertulis
34 pada bacaan. Pemahaman literal ini menuntut kemampuan ingatan tentang
hal-hal yang tertulis dalam teks. b. Membaca interpretatif
Menurut Pramila Ahuja dan G.C Ahuja 2004: 55, penafsiran atau interpretasi adalah usaha mencari kedalaman yang lebih besar. Pembaca
harus memikirkan ulang lambang-lambang bahasa dan menarik makna yang implisit pada lambang itu. Senada dengan pendapat Lis Setiawati
2012: 2, pada tahap ini pembaca sudah mampu menangkap pesan secara tersirat. Jadi pembaca pada tingkat pemahaman interpretatif dapat
memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersirat. Sedangkan menurut Nuttall dalam Somadyo, 2011: 22, membaca
interpretatif adalah membaca antarbaris untuk membuat inferensi. Membaca interpretatif merupakan proses pelacakan gagasan yang
disampaikan secara tidak langsung. Membaca interpretatif meliputi pembuatan simpulan, misalnya tentang gagasan utama bacaan, hubungan
sebab akibat, serta analisis bacaan seperti menemukan tujuan pengarang, ringkasan isi bacaan, dan penginterpretasian bahasa figuratif.
Berdasarkan konsep di atas, dapat dipahami bahwa membaca interpretatif adalah kegiatan membaca untuk mengetahui gagasan atau
informasi tersirat dari bacaan. Informasi tersirat dalam bacaan dapat berupa menemukan gagasan pokok, membuat simpulan, menemukan
hubungan sebab akibat serta menganalisis bacaan.
35 c. Membaca kritis
Menurut Albert dalam Tarigan, 2008: 92, membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati,
mendalam, evaluative, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan. Sedangkan menurut Somadayo 2011: 23, kemampuan membaca kritis
merupakan kemampuan pembaca untuk mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan keseluruhan makna bacaan, baik makna tersurat
maupun tersirat. Lebih lanjut, menurut Nurhadi 2010: 59, kemampuan membaca
kritis merupakan kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis yang berupaya untuk menemukan keseluruhan makna bahan bacaan,
baik makna tersurat maupun makna tersirat, melalui tahap mengenal, memahami,menganalisis, mensintesis, dan menilai. Jadi pembaca
mengevaluasi materi tulis dengan cara membandingkan gagasan bacaan dengan standar yang diketahui untuk menarik kesimpulan.
d. Membaca kreatif Menurut Syafi’ie dalam Somadayo, 2011: 25, membaca kreatif
adalah pembaca
memanfaatkan hasil
membacanya untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya, kemudian secara kreatif menciptakan suatu hal yang bersifat konseptual maupun
praktis. Senada dengan pendapat Dalman 2013: 129 yang menyatakan bahwa membaca kreatif adalah sebuah proses membaca yang tidak hanya
menangkap makna tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-
36 hari dan dapat mengombinasikan pengetahuan yang diperoleh
sebelumnya. Lebih lanjut, menurut Nurhadi dalam Somadayo, 2011: 26,
membaca tingkat pemahaman kreatif memiliki kriteria sebagai berikut: 1 kegiatan membaca tidak berhenti sampai pada saat menutup buku, 2
mampu menerapkan hasil untuk kepentingan hidup sehari-hari, 3 munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca
selesai, 4 hasil membaca berlaku sepanjang masa, 5 mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan, dan 6 mampu memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil yang telah dibaca. Pembaca pada tahap membaca kreatif dapat memperoleh pandangan
atau gagasan baru untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembaca dituntut mampu berimajinasi dan merenungkan kemungkinan-
kemungkinan baru berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.
Berdasarkan konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman terdiri atas empat tingkatan yaitu membaca literal,
membaca interpretatif, membaca kritis dan membaca kreatif. Dalam penelitian ini digunakan pengukuran kemampuan membaca pemahaman dari
tingkat membaca literal sampai tingkat membaca kreatif.
37
D. Karakteristik Anak Kelas V Sekolah Dasar