96
revolusioner atas nama Islam.
143
Peristiwa ini kemudian memunculkan istilah Islamophobia karena telah menumbuhkan rasa trauma yang besar di kalangan
masyarakat internasional terhadap masyarakat Muslim. Islam menjadi sering dikaitkan dengan fundamentalisme dan terorisme. Melihat hal ini tentu
membuat kelompok negara-negara Muslim memiliki rasa untuk bersatu dan membenahi citra yang telah terbentuk di dunia internasional. Tentunya
Indonesia juga berpartisipasi dalam pembenahan citra Islam ini.
Di dalam keanggotaan G-20, hanya terdapat tiga negara yang merupakan Muslim, yaitu Arab Saudi, Turki, dan Indonesia. Terdapat suatu pendapat
mengenai bagaimana potensi Indonesia dan negara-negara dengan mayoritas Muslim untuk memainkan peran dalam G-20 untuk merepresentasikan
kelompok negara tersebut. Bab ini akan membahas seberapa jauh sebenarnya relevansi isu Islam dan keterwakilan Indonesia dalam proses G-20. Pembahasan
ini akan meliputi posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam terbesar di dunia, peran Indonesia di dalam dunia Muslim, kemunculan
isu Muslim dan suara Muslim, serta relevansi Indonesia merepresentasikan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
a. Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam terbesar di dunia
Jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia, Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas Islam terbesar di dunia, di mana tercatat 88
dari penduduk Indonesia memeluk agama tersebut.
144
Karenanya Indoensia sering diasosiasikan dengan Islam dan Islamophobia yang telah muncul
pada masyarakat internasional, khususnya pada masyarakat Barat tentunya memiliki dampak langsung maupun tidak langsung kepada Indonesia.
Sayangnya Indonesia juga sering dikenal sebagai sarang teroris terutama sejak Bom Bali terjadi pada bulan Oktober 2002. Beberapa insiden terjadi di tahun-
tahun berikutnya: tanggal 5 Agustus 2003 di Hotel JW Marriot di Jakarta; pada tanggal 9 September 2004 di Kedutaan besar Australia di jakarta. Pemboman
143 Charles W. Kegley, Jr dan Eugene R. Wittkopf. 2004. World Politics: Trends Transformation. Belmont: Thompson-Wadswort., hlm. 441.
144 http:www.gtz.dededokumenteenInfo_Development_Cooperation_and_ Islam_in_Indonesia.pdf diakses pada 15 Maret 2009
97 ini diduga dilakukan oleh kelompok militan Islam yang dikenal dengan
Jemaah Islamiah JI yang dibentuk di pertangahan tahun 1980an oleh warga Indonesia.
Indonesia sudah berbuat tindakan-tindakan untuk membuktikan bahwa Islam bukanlah agama yang sejahat yang seringkali dicitrakan orang. Sekalipun
Indonesia adalah negara dengan mayoritas Muslim terbesar, Indonesia menunjukkan dirinya sebagai negara moderat dalam pemikiran. Citra yang
dilihat oleh masyarakat internasional antara lain adalah Indonesia sebagai negara yang pluralis dan toleransi terhadap keberagaman khususnya agama.
Kerukunan antaragama menjadi salah satu hal yang ingin dicapai pemerintah Indonesia. Melalui kerukunan ini, pemeluk-pemeluk agama di Indonesia tidak
perlu khawatir atau merasakan takut. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia berusaha untuk memunculkan sifat bahwa masyarakatnya adalah masyarakat
yang moderat, sehingga tercipta keselarasan dan toleransi yang tinggi. Walaupun seringnya sifat moderat ini dicoba diterapkan pada masyarakat
Muslim Indonesia, sebenarnya sifat moderat ini ditargetkan untuk pemeluk setiap agama di Indonesia mengingat bahwa bangsa Indonesia tidak terdiri
dari pemeluk Islam saja.
145
Faktor lain yang mempengaruhi citra Islam menjadi kurang baik selain terorisme adalah bahwa Islam dianggap memiliki pemikiran-pemikiran yang
bertentangan dengan demokrasi dilukiskan dengan pendapat bahwa:
“Kontrol menyeluruh oleh agama Islam atas semua aspek kehidupan manusia, individual dan kolektif, menekankan esensi totalitarianism
dan control totalitarian yang secara inheren tidak sesuai dengan konsep kebebasan individual yang menjadi jantung demokrasi liberal.
146
Sebagai dua sistem kepercayaan terbesar di dunia, masyarakat Barat yang demokratis-liberal dengan masyarakat Islam secara umum memiliki berbagai
pandangan dan pemikiran yang bertolak belakang. Masyarakat liberal memegang pada nilai-nilai keterbukaan openness dan pluralisme, sehingga
145 Religious harmony safe under `Pancasila’ March 10, 2009 diambil dari http: old.thejakartapost.comyesterda ydetail.asp?fileid=20090310.B11 diakses pada 15
Maret 2009. 146 Caroline Cox dan John Marks. 2003. The ‘West’, Islam and Islamism. London:
Cromwell Press, hal. 31.
98
terbuka untuk kritik dan diskusi. Sedangkan Islam seringnya lebih bersifat dogmatis dan monolitik, sehingga kurang toleransi pada pendapat yang
bertentangan atau kritik. Hal yang sama terjadi pada keberagaman, di mana Islam kadangkala tidak menunjukkan toleransi terhadap kelompok non-Islam.
Pada masyarakat liberal, terdapat pemisahan yang jelas antara negara dengan agama, tetapi pada Islam tradisional dan Islamisme, kegiatan-kegiatan
politik, agama, sosial, serta pendidikan dihubungkan secara langsung direct dan sangat erat. Hak asasi manusia dalam Islam juga merupakan suatu isu
besar di mata masyarakat Barat dan dunia internasional. Islam dipandang melanggar kesetaraan equality dalam berbagai hal antara lain, hak individual,
hak memilih agama, hak perempuan, serta hak mengeluarkan pendapat pada media.
147
Pada Islam terdapat kecenderungan untuk mengalahkan kebebasan individual apabila terjadi konflik antaranya dengan nilai-nilai religius, sehingga
sering kali hak-hak individu terabaikan. Selain itu, disebutkan bahwa seseorang Muslim yang ingin berpindah ke agama lain harus menerima hukuman mati
berdasarkan hukum syariat. Kemudian, perempuan juga mengalami hal yang kurang lebih sama. Mereka memperoleh hak-hak yang terbatas dibandingkan
dengan laki-laki, seperti pada pernikahan, perceraian, warisan, dan lain sebagainya. Dalam hal media, terjadi pencegahan kebebasan berekspresi dan
akses kepada informasi karena dapat menimbulkan pandangan-pandangan alternatif terhadap pandangan Islam.
Tetapi Indonesia dapat dikatakan telah berhasil untuk membuktikan sebaliknya, yaitu bahwa walaupun mayoritas penduduknya memeluk
agama Islam, Indonesia tetap dapat menjadi negara yang demokratis dan menjalankan asas-asas demokrasi layaknya negara demokrasi lainnya. Sebagai
negara demokrasi, Indonesia telah dua kali melaksanakan pemilihan umum langsung dengan sukses. Pemerintah telah memberi hak kepada warga negara
Indonesia yang memenuhi persyaratan untuk mengeluarkan aspirasinya dan memilih calon yang mereka percaya dapat bertugas dengan baik dalam
pemerintahan.
Toleransi juga adalah suatu nilai yang berjalan dengan baik di Indonesia. Perlu dingat bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk yang beragam
yang menggunakan berbagai macam bahasa, berasal dari berbagai suku, dan
147 Ibid, hal. 36-43.
99 menganut berbagai agama. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus memiliki
toleransi yang tinggi. Hal ini ditunjukkan melalui slogan ‘bhinneka tunggal ika’ yang telah diadopsi sebagai semboyan nasional untuk menjaga integrasi
nasional sekalipun terdapat perbedaan tajam dalam penduduknya.
b. Peran Indonesia dalam dunia Muslim