44
bilateral ke pemerintah-pemerintah asing dan lembaga internasional untuk memperoleh ‘swap agreements’ dan standby facilities. Di samping itu,
pemerintah Indonesia juga aktif dalam forum-forum internasional untuk bersama-sama memperkenalkan kebijakan seperti counter-cyclical, sumber-
sumber dan instrumen lembaga keuangan internasional dan standard-standard internasional. Indonesia telah konsisten dalam mendukung negara-negara
miskin melalui inisiatif-inisiatifnya. G-20 telah menjadi forum paling strategis di mana pendekatan Indonesia untuk mengembalikan kepercayaan pasar dan
menangani dampak krisis dapat diaktualisasikan.
2. Peningkatan daya saing bangsa di tingkat global
Indonesia mengakui bahwa daya saing nasionalnya masih lemah dan karenanya Indonesia perlu untuk membuat upaya serius meningkatkannya.
Daya saing bangsa dapat ditingkatkan melalui dua pendekatan: Pertama, produk domestik Indonesia masih sulit berkompetisi dengan
produk-produk asing dalam pasar global karena produk-produk tersebut gagal untuk memenuhi standard kualitas internasional. Ini merupakan
suatu ironi karena Indonesia telah dikenal baik sebagai negara yang memiliki sumber-sumber alam yang sangat kaya, tetapi kurang memiliki
kemampuan untuk mengeksplorasi dan membuat produk-produk yang memenuhi permintaan internasional bagi kualitas standard. Negara-negara
maju telah mengembangkan industri mereka di wilaya Indonesia dan kemudian mengekspor produk-produknya ke pasar global. Situasi ini dapat
dilihat di daerah Batam, dimana Singapura menjadikan Batam sebagai daerah industrinya dengan menentukan jenis, bahan dan kualitas produk sesuai
dengan standar Singapura.
56
Tampaknya sangat banyak agenda bagi Indoneia untuk meningkatkan daya saing nasionalnya.
57
Dengan bergabung dalam klub besar seperti G-20, Indonesia berharap dapat memperoleh keuntungan
56 Adriana Elisabeth, ”Kecenderungan dan Tantangan Globalisasi Ekonomi terhadap Politik Luar Negeri Indonesia” dalam Ganewati Wuryandari ed., Perkembangan
Politik Internasional dan Pengaruhnya terhadap Politik Luar Negeri Indonesia, Jakarta, LIPI Press, 2008, hal. 87.
57 Press Release, Kementerian Luar Negeri, “Curah Gagasan: Indonesia dan arah ke Depan G-20 Pasca Krisis Ekonomi Global” di Yogyakarta pada 11-12 Maret 2010,
diambil dari http:www.deplu.go.idPagesPressRelease.aspx?IDP=863l=id diakses pada 26 Juli 2010.
45 dengan meningkatkan kemampuan saingnya bagi produk-produk domestik di
pasar global. Daya saing Indonesia pada tahun 2006 dapat dilukiskan dengan
gambaran berikut: “Indonesia adalah negara dengan daya saing ranking 50 di dunia, naik 19
dari tahun sebelumnya, menurut edisi terakhir Global Competitiveness Index GCI World Economic Forum tahun 2006-2007. India di depan China, Rusia
dan Brasil. Karena Indonesia masih di tahap awal pembangunan ekonomi, ini cukup berhasil di beberapa bidang yang perekonomiannya didorong
oleh inovasi yang maju. Negara ini mulai menunjukkan keuntungan dari kemajuan sustansial dalam transfer teknologi melalui FDI, pengembangan
RD oleh perusahaan-perusahaan, dan juga peningkatan dari efisiensi pasar, terkait dengan fleksibilitas yang lebih luas dalam pasar tenaga kerja
dan akses yang lebih baik pada pinjaman dan pasar ekuitas lokal.”
58
Bergabung dalam klub besar, Indonesia mendapat suat di kesempatan untuk meningkatkan credit rating sebagai tempat aman bagi investasi asing. Investasi
asing diyakin penting untuk mempromosikan sektor-sektor produktivitas yang berkualitas tinggi. Peningkatan credit rating akan menarik sejumlah
besar investasi bagi Indonesia dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
yang menjadi kepentingan nasional vital.
Perspektif kedua untuk meningkatkan daya saing bangsa menekankan pentingnya posisi tawar-menawar bargaining position yang lebih tinggi dalam
arena internasional. Kekuatan tawar merukan faktor determinan untuk memfasilitasi proses negosiasi demi kepentingan nasional Indonesia. Hal
ini juga kemudian akan berdampak kepada political influence yang dimiliki oleh Indonesia. Indonesia akan mendapat political influence yang lebih besar
daripada sebelumnya apabila ia dapat mempengaruhi negara-negara lainnya.
Ketua Sherpa G-20 Indonesia mengakui bahwa menjadi anggota G-20 telah
58 The World Economic Forum Press Release “Indonesia Leaps 19 Places to 50th Rank in the World Economic Forum’s 2006 Global Competitiveness Index” diambil
dari http:202.148.132.171econ2006WEF20press20release20on20
indonesia.pdf, diakses pada 5 Agustus 2010.
46
membantu Indonesia untuk mendapatkan posisi tawar yang diperhitungkan masyarakat internasional.
59
Suara Indonesia sekarang didengar dan dihormati oleh bangsa-bangsa lain dalam forum-forum internasional. Ini karena
kenyataan bahwa Indoensia memperoleh posisi strategis, dengan memiliki akses ke klub ekonomi yang sangat berpengaruh dan memiliki kompetensi
untuk mewakili kepentingan-kepentingan bangsa-bangsa lain dalam proses G-20.
Menjadi anggota G-20 menunjukkan bahwa kemampuan Indonesia untuk berkontribusi dalam upaya global menangani krisis ekonomi telah diakui
oleh negara maju dan negara berkembang.
60
Pelaku-pelaku pasar global saat ini memiliki kepentingan yang lebih besar di Indonesia dan siap untuk
berinvestasi lebih di negara ini. G-20 adalah forum yang prestisius yang dapat membantu Indonesia dalam menampilkan kinerja dan prestasi positifnya di
arena global.
Salah satu responden dari lembaga finansial terkemuka mensharingkan pandangannya tentang keuntungan yang Indonesia dapat petik sebagai
anggota G-20:
“… G-20 adalah forum plus. Dari apa yang saya bisa lihat, G-20 menguntungkan Indonesia dalam dua hal. Ini lebih banyak plus daripada
minusnya, tetapi tidak semuanya plus. Keuntunganya adalah ‘exposure’ sangat bagus. Ini seperti Indonesia sekarang berada dalam satu klub dengan
anak-anak besar. Ini memberi pertanda positif. Dan karena Indonesia telah berhasil dalam mengatasi krisis, ini membuat dunia tahu apa yang
sekarang terjadi di Indonesia.”
61
3. Peningkatan citra yang luwes di forum internasional