99 menganut berbagai agama. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus memiliki
toleransi yang tinggi. Hal ini ditunjukkan melalui slogan ‘bhinneka tunggal ika’ yang telah diadopsi sebagai semboyan nasional untuk menjaga integrasi
nasional sekalipun terdapat perbedaan tajam dalam penduduknya.
b. Peran Indonesia dalam dunia Muslim
Sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran terhadap negara-negara mayoritas Islam lainnya. Indonesia
juga adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, sehingga Indonesia berada dalam posisi yang tepat untuk menjadi jembatan antara dua paham
tersebut. Dalam menjalankan peran tersebut, Organization of the Islamic Conference OKI menjadi sarana yang tepat sebagai wadah komunikasi
antar negara-negara mayoritas Islam. OKI menjadi organisasi yang paling terkemuka bagi kerjasama negara-negara Muslim. Organisasi ini pada awalnya
lebih banyak menekankan pada masalah politik, terutama masalah Palestina, tetapi dalam perkembangannya OKI menjelma menjadi suatu organisasi
internasional yang menjadi wadah kerjasama di berbagai bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan antar negara-negara mayoritas
Muslim di seluruh dunia.
Dalam organisasi tersebut, Indonesia mengambil peran dengan menyampaikan pendapatnya mengenai berbagai hal. Indonesia senantiasa
berpartisipasi aktif dalam OKI dengan tujuan akhir untuk mendorong proses good governance di dunia Islam untuk menjadikan OKI sebagai organisasi
yang kredibel, kompeten, dan diakui perannya di dunia internasional. Peran Indonesia ini semakin diakui dengan adanya fakta bahwa Indonesia berhasil
membuktikan bahwa Islam dan demokrasi itu adalah selaras dan dapat berjalan secara bersamaan. Indonesia menjalankan perannya sebagai berikut.
Pada pertemuan ke-36 Dewan Menteri Luar Negeri OKI PTM ke-36 OKI yang dilaksanakan di Damaskus, tanggal 23-25 Mei 2009 Menteri Luar
Negeri RI menyampaikan pokok-pokok pidato antara lain mengenai perlunya diintensifkan pelaksanaan reformasi OKI, khususnya di bidang demokrasi,
good governance, dan hak asasi manusia HAM termasuk hak-hak wanita. Peran pemerintah Indonesia yang menonjol lainnya dalam OKI adalah dalam
rangka memfasilitasi upaya penyelesaian konflik antara Pemerintah Filipina GRP dengan Moro National Liberation Front MNLF dengan mengacu kepada
100
Final Peace Agreement atau Perjanjian Damai 1996. Indonesia selaku Ketua Peace Committee for the Southern Philippines OKI-PCSP 2009-2011 berkunjung
ke Manila pada tanggal 3-6 November 2009 guna mengadakan serangkaian konsultasi informal dengan para pihak yang terkait dalam proses Tripartite
Meeting untuk Filipina Selatan.
148
Pada pertemuan ke-37 Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Konferensi Islam KTM ke-37 OKI yang telah dilaksanakan di Dushanbe, Tajikistan, tgl
18-20 Mei 2010, Menteri Luar Negeri RI menekankan kembali mengenai proses reformasi OKI yang tengah berjalan saat ini dan keperluan untuk negara-
negara anggota OKI. Disampaikan pula bahwa pemerintah RI mendukung upaya OKI bagi realisasi pembentukan Komisi HAM OKI dan terhadap Statuta
Organisasi Pembangunan Perempuan OKI yang telah disahkan. Kedepan, pembentukan kedua badan dimaksud akan semakin memperjelas posisi OKI
dalam mempromosikan dan mengembangkan HAM dan isu perempuan di dunia internasional.
149
Berkenaan dengan isu Islamophobia, pemerintah Indonesia menekankan mengenai perlunya untuk mengajak pihak Barat dalam proses penciptaan
proses dialog lintas agama dan kebudayaan yang konstruktif guna memperkecil timbulnya pemahaman yang keliru atas Islam, disamping memperkenalkan
Islam sebagai agama yang mengedepankan toleransi dalam menjawab tantangan global saat ini. Di dalam pembahasan resolusi tentang OKI Strategy
Paper on Combating Defamation of Religion, pemerintah Indonesia menekankan kembali perlunya untuk menjaga kesatuan sikap dan posisi kelompok OKI
terhadap isu-isu yang bersifat prinsipil dan juga menghimbau agar kelompok OKI dapat lebih menunjukkan fleksibilitas melalui engagement yang lebih
bersifat konstruktif kepada pihak dan kelompok lain.
150
Usaha-usaha yang dilakukan oleh Indonesia di dalam OKI antara lain adalah agar Indonesia dapat mencapai perannya sebagai bridgebuilder, bukan
hanya antara negara maju dan negara berkembang, tetapi juga antara negara- negara kelompok Barat yang demokratis dengan negara-negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam. Indonesia ingin dapat menggapai perannya
148 Kementerian Luar Negeri RI: Organisasi Konferensi Islam, http:www.deplu. go.idPagesIFPDisplay.aspx?Name=MultilateralCooperationIDP=4P=Multil
aterall=id diakses pada 29 Juli 2010. 149 Ibid.
150 Ibid.
101 yang konstruktif bagi masyarakat internasional sebagai peacemaker dan bridge-
builder untuk mendamaikan dan menjembatani hubungan-hubungan antar negara-negara di dunia. Indonesia ingin supaya negara-negara Muslim dapat
dipandang sebagai moderat dan tidak disamakan dengan terorisme.
c. Munculnya isu Muslim dan Suara Islam