11
2.1.3 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah SAKD adalah serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer
Permendagri No. 59 Tahun 2007.
Sistem akuntansi yang digunakan pada pemerintah daerah adalah desentralisasi, yaitu dimana pembagian kekuasaan dalam perencanaan, manajemen, serta
pengambilan keputusan. Sehingga dalam struktur pemerintah daerah, setiap satuan kerja perangkat daerah SKPD wajib melakukan pencatatan untuk setiap
transaksi yang terjadi di lingkungan kerja. Kegiatan akuntansi meliputi pencatatan terhadap pendapatan, aset, belanja, serta selain kas. Proses ini
dilakukan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan dokumen-dokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara.
Berkaitan dengan laporan keuangan, SAKD memiliki pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Setiap proses akuntansi yang terjadi di lingkungan
satuan kerja akan tercermin dalam laporan keuangan.
2.1.4 Komitmen organisasi
Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya, serta berniat untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu Ikhsan dan Ishak: 2008. Pada pemerintahan, pegawai yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan
menggunakan informasi yang dimiliki untuk menyusun laporan keuangan secara
Universitas Sumatera Utara
12
tepat. Dengan adanya komitmen organisasi akan mempertahankan kepatuhan dalam penyajian laporan keuangan pemerintah sesuai dengan standar akuntansi
pemerintah. Mowday, et. al. dalam Ikhsan dan Ishak 2008 menyatakan bahwa komitmen
organisasi terbangun apabila masing-masing individu mengembangkan tiga sikap yang saling berhubungan terhadap organisasi dan atau profesi, antara lain:
1. Identifikasi, yaitu pemahaman atau penghayatan terhadap tujuan
organisasi. 2.
Keterlibatan, yaitu perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaan tersebut adalah menyenangkan.
3. Loyalitas, yaitu perasaan bahwa organisasi adalah tempatnya bekerja dan
tinggal.
2.1.5 Pengawasan Keuangan Daerah
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pengawasan
keuangan daerah merupakan proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintahan daerah berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Melalui pengawasan, diharapkan mampu membantu melaksanakan kebijakan
yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan dengan pengawasan dapat menjadi evaluasi sejauh
mana kerja sudah dilaksanakan, sejauh mana kebijakan pimpinan dijalankan, serta
sampai sejauh mana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan.
Universitas Sumatera Utara
13
Menurut Arfianti 2011, jenis-jenis pengawasan yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai berikut:
1. Pengawasan intern, pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan
yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. 2.
Pengawasan ekstern, pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi.
3. Pengawasan preventif, pengawasan yang dilakukan terhadap suatu
kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan.
4. Pengawasan represif, pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan
setelah kegiatan itu dilakukan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER05M.PAN032008 tentang Standar Audit Aparatur Pengawasan Intern
Pemerintahan, pengawas atau auditor dituntut untuk memiliki pemahaman atas sistem pengendalian intern auditi dan mempertimbangkan apakah prosedur-
prosedur sistem pengendalian intern telah dirancang dan diterapkan secara memadai. Oleh karena itu, auditor harus memasukkan pengujian terhadap sistem
pengendalian intern auditi dalam proses auditnya. Pengawasan keuangan daerah juga erat kaitannya dengan kompetensi sumber
daya manusia. Penempatan aparat pengelola keuangan daerah yang tepat berdampak pada kinerja pemerintah daerah secara keseluruhan. Pengawasan
keuangan daerah juga tak terlepas dari mengawasi sistem akuntansi keuangan daerah. Dalam proses auditnya pengawasan terhadap sistem akuntansi senantiasa
dilakukan oleh para auditor. Dalam pengawasan juga dibutuhkan komitmen. Tidak hanya memiliki komitmen untuk melakukan pengawasan sesuai dengan
aturan, namun juga pengawasan terhadap komitmen organisasi. Apakah aparatur pemerintah sudah memiliki komitmen terhadap pemerintahan daerah atau belum.
Universitas Sumatera Utara
14
Berdasarkan beberapa teori dan peraturan yang berkaitan erat dengan pengawasan keuangan daerah, maka peneliti dapat mengemukakan hipotesis bahwa
pengawasan keuangan daerah dapat menjadi variabel pemoderasi yang mampu mempengaruhi hubungan antara sistem pengendalian intern pemerintah,
kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, dan komitmen organisasi dengan kualitas laporan keuangan.
2.1.6 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD