Uji Multikolinearitas Uji Simultan Uji Statistik F Uji Parsial Uji Statistik t

38 mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diuji pada setiap hipotesis, bagaimana profil dan distribusi variabel-variabel tersebut.

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Untuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperolehadalah linierdan dapat dipergunakan valid untuk mencari peramalan, maka akan dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari normalitas.multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, kedua variabel bebas maupun terikat mempunyai distribusi normal atau setidaknya mendekati normal Ghozali, 2011. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov – Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai P value Sig. diatas nilai signifikan 5 dapat disimpulkan bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas Ghozali, 2013. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel Universitas Sumatera Utara 39 independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2013. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejserdengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3.7.4 Uji Hipotesis Penelitian

Untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi Adjusted R 2 , uji statistik F, uji statistik t, dan uji residual untuk variabel pemoderasi. a. Uji Koefisien Determinasi AdjustedR 2 Koefisien determinan R 2 untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Range nilainya antar 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R 2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, dan sebaliknya apabila Universitas Sumatera Utara 40 R 2 besar berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen besar.

b. Uji Simultan Uji Statistik F

Pengujian ini pada dasarnya untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama simultan terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah: H : Variabel-variabel independen X tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen Y. H 1 : Variabel-variabel independen X mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen Y. Dasar pengambilan keputusannya Ghozali, 2013 adalah dengan menggunakan F hitung dan F tabel serta angka probabilitas signifikansi, yaitu: 1. Apabila F hitung F tabel dan probabilitas signifikansi 0.05, maka H diterima dan H 1 ditolak. 2. Apabila F hitung F tabel dan probabilitas signifikansi 0.05, maka H ditolak dan H 1 diterima. Dengan menggunakan tabel nilai kritis distibusi F, maka nilai F tabel dapat ditentukan. F tabel ditentukan dengan melihat nilai derajat kebebasan df1 N1 dan df2 N2. Rumusnya, df1 = k -1 serta df2 = n – k, dimana k adalah jumlah variabel bebas + terikat dan n adalah jumlah observasisampel pembentuk regresi. Universitas Sumatera Utara 41

c. Uji Parsial Uji Statistik t

Pengujian ini pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial individual terhadap variasi variabel dependen. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah: H : Variabel-variabel independen X tidak mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap variabel dependen Y. H 1 : Variabel-variabel independen X mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Y. Dasar pengambilan keputusan Ghozali, 2013 adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu: 1. Apabila angka probabilitas signifikansi 0,05, maka H diterima dan H 1 ditolak. 2. Apabila angka probabilitas signifikansi 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima. Untuk mencari t tabel dengan df = N-2, taraf nyata 5 dapat dengan menggunakan tabel statistik. Nilai t tabel dapat dilihat dengan menggunakan tabel t. Dasar pengambilan keputusan adalah jika t hitung t tabel, maka H 1 diterima dan H ditolak. Jika t hitung t tabel, maka H 1 ditolak dan H diterima. Universitas Sumatera Utara 42

d. Uji Residual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Survei pada SKPD Kabupaten Bandung Barat)

0 5 1

Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Keuangan Daerah, Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Daerah Ka

6 24 113

Analisis Hubungan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kualitas Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dengan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

0 2 9

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

13 63 113

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 16

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 18

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN SISTEM Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerinta

0 6 13

Kemampuan Komitmen Organisasi dan Sistem Pengendalian Intern Memoderasi Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah pada Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem.

1 2 49

Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung.

7 17 45

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PERAN AUDIT INTERNALTERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN VARIABEL MODERASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH - Perbanas Institutional Rep

3 7 19