Uji Validitas Uji Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi Product Moment

46 5− 5 = . Disimpulkan bahwa kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel, yaitu 1. Skor untuk kategori sangat rendah = 1.00 – 1.80 2. Skor untuk kategori rendah = 1.81 – 2.61 3. Skor untuk kategori sedang = 2.62 – 3.42 4. Skor untuk kategori tinggi = 3.43 – 4.23 5. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4.24 – 5.00

F. Teknik Analisis Data

Menurut Arikunto sebuah kuesioner penelitian yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel 62 . Dalam penelitian ini uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap kuesioner mengenai loyalitas nasabah PT.Bank Sumut. Metode analisa data dilanjutkan dengan metode statistik.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk construct.Uji validitas digunakan dalam rumus korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut 63 : Rumus: = ∑ − ∑ ∑ √[ ∑ − ∑ { ∑ − ∑ ] Dimana: 62 Arikunto, op. cit. 63 Arikunto, op. cit., hlm. 72. Universitas Sumatera Utara 47 rxy= koefisien korelasi antara gejala x dan y. n= Jumlah sampel. ∑ = ℎ . ∑ = ℎ ℎ � . ∑ = ℎ . Nilai r hitung yang diperoleh kemudian diuji signifikansi koefisien korelasinya dengan rumur uji t yaitu 64 : = �√�− √ −� 2 Nilai t hitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan t tabel. Bila t hitung dari rumus di atas lebih besar dari t tabel t hitung t tabel , maka dinyatakan valid, dan sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari t tabel t hitung t tabel , maka dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Reabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua Split Half yang dianalisis dengan rumus spearman brown, dimana butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap sebagai berikut 65 : 64 Suharyadi, Statistik Dasar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. hlm. 466. 65 Sugiyono, op. cit., hlm. 126. Universitas Sumatera Utara 48 RumusSpearman Brown adalah: � − { � + � } r i =Reliabilitas instrumen r b = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua.

3. Koefisien Korelasi Product Moment

Teknik analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan tinggi rendahnya hubungan antar variabel bebasindependen X dengan variabel terikatdependen Y Cara perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut: = ∑ − ∑ ∑ √[ ∑ − ∑ { ∑ − ∑ ] r xy = koefisien korelasi antara gejala x dan y n= Jumlah sampel ∑ = ℎ zfdsf ∑ = ℎ ℎ � ∑ = ℎ Untuk melihat hubungan antara kedua variabel dari hasil perhitungan, maka dapat digunakan dengan memberikan tiga kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu: a. Nilai r xy positif artinya kedua variabel menunjukkan hubungan positif dimana kenaikan nilai variabel pertama diikuti dengan variabel lain Universitas Sumatera Utara 49 b. Nilai r xy negatif artinya kedua variabel menunjukkan hubungan negatif dimana kenaikan nilai variabel pertama diikuti oleh turunnya variabel kedua c. Nilai r sama dengan nol artinya kedua variabel tidak menunjukkan hubungan dimana variabel pertama tetap meskipun variabel lain berubah. Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r koefisien korelasi digunakan penafsiran atau interpretasi angkayaitu 66 : Interval koefisien Tingkat Hubungan Antara 0,00-0,199 Sangat Rendah Antara 0,20-0,399 Rendah Antara 0,40-0.599 Sedang Antara 0,60-0,799 Tinggi Antara 0,80-1,00 Sangat Tinggi Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Dari nilai r xy yang diperoleh dapat terlihat secara langsung melalui tabel korelasi untuk mengetahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak.Tabel Korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan.Ketentuannya adalah bila r hitung lebih kecil dari r tabel r hitung r tabel maka H diterima dan H 1 ditolak.Sebaliknya, apabila r hitung lebih besar dari r tabel r hitung r tabel maka H 1 diterima. 66 Sugiyono, op. cit., hlm. 149. Universitas Sumatera Utara 50 Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batar r signifikan tertentu, dalam hal ini yang signifikan 5 .Bila nilai r tersebut adalah signifikan berarti hipotesa kerjahipotesa alternatif dapat diterima. Pada korelasi product moment, data harus berskala interval maka data berskala ordinal harus ditransformasikan terlebih dahulu menjadi skala interval dengan tahapan-tahapan sebagai berikut. a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan. Pada setiap butir ditentukan beberapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 dan 5 yang disebut frekuensi. b. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi c. Menentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menunjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor d. Menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh e. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan nilai tabel tinggi densitas dengan rumus: � − √ − , −∞ + ∞ f. Menentukan nilai setiap skala untuk setiap kategori. = � � � � − � � � � � � − g. Hitung skor nilai hasil transformasi untuk setiap kategori melalui persamaan Universitas Sumatera Utara 51 = � + [ � � ] + Tahapan-tahapan diatas telah ditransformasikan kedalam sebuah program MST Methode of Succesivbe Interval yang dirancang oleh Drs. Rasyudin Ginting, M.Si.Program MST sebagai penyempurnaan dari program-program yang telah ada sebelumnya. Mentransformasikan data skala ordinal menjadi data skala interval yang berguna untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang sama data setidak-tidaknya berskala interval.

4. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Uji “t”