Kualitas Pelayanan Kerangka Teori

13 d. Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Ini dikarenakan dari karakteristik jasa sendiri yang bersifat intangibility tidak berwujud. Tapi dalam kasus tertentu jasa bisa disimpan, yaitu dalam bentuk pemesanan misalnya reservasi tiket pesawat terbang dan penundaan penyampaian jasa misalnya asuransi. e. Tidak Adanya Kepemilikan Lack of Ownership Lack of Ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Tapi pada pembelian produk jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas 19 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan suatu perbuatan yang tidak memiliki wujud, yang tidak dapat dipisahkan, dan tidak bisa dimiliki oleh sepihak saja. Jasa sangat beragam jenisnya sehingga jasa tidak dapat disimpan untuk keperluan sendiri. Setiap orang membutuhkan jasa dengan jenis yang berbeda sesuai dengan perubahan kebutuhan mereka dibidang jasa itu sendiri.

2. Kualitas Pelayanan

Parasuraman et al. dalam Jyotsna Hirmukhe mendefinisikan: “Kualitas pelayanan sebagai dasar bagi pemasaran jasa, karena inti produk yang dipasarkan 19 Tjiptono dalam Skripsi Elis, Pengaruh Kualitas Pelayanan Service Quality Terhadap Kepuasan dan Kepercayaan Konsumen Dalam Memanfaatkan Jasa Lessing Pada PT. Bussan Auto Finance Cabang Pasuruan, Jember: Program Sarjana Universitas Jember, 2013, hlm. 8. Universitas Sumatera Utara 14 adalah suatu kinerja yang berkualitas, dan kinerja juga yang akan dibeli oleh pelanggan ” 20 . Oleh karena itu, kualitas pelayanan merupakan dasar bagi pemasaran jasa untuk memberikan eksistensi daripada jasa yang akan dipublikasi oleh pihak pemasar jasa tersebut. Kualitas pelayanan menjadi harga mati untuk mereka mempengaruhi daya beli atau daya pemakai jasa tersebut. Goetsch dan Davis dalam Tjiptono mendefenisikan: “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan” 21 . Kualitas menjadi suatu takaran dimana daya guna dari suatu benda atau jasa atau lain dari itu mencapai pada nilai harapan mereka sebelumnya atau pun melebihi dari harapan mereka. Kheng et al. dalam Gusti Ayu menyebutkan bahwa: “..... layanan berarti derajat perbedaan yang timbul dari proses pelayanan dan interaksi antara peyedia layanan dengan konsumen ” 22 . Ditambahkan oleh Parasuraman et.al dalam Elis bahwa: “..... kualitas layanan adalah perbandingan antara layanan yang diharapkan konsumen dengan layanan yang diterimanya 23 . Hal ini dapat disimpulkan bahwa mereka melakukan penyedia pelayanan akan memberikan pelayanan sesuai dengan tingkat harapan pengguna jasa atau mampu membentuk persepsi pengguna yang lebih baik melebih harapan mereka sebelumnya. Apabila kondisi dimana pengguna jasa mendapatkan pelayanan yang mencapai atau melibihi 20 Parasuraman et al.dalam International Journal of Scientific and Research Publications Jyotsna Hirmukhe, Measuring Internal Customers’ Perception on Service Quality Using SERVQUAL in Administrative Services, 2012, Volume 2, Issue 3 hlm. 1-6. 21 Geotsch dan Davis dalam buku Tjiptono, Pemasaran Jasa, Malang: Banyumedia Publishing, 2004. 22 Kheng et al. dalam Tesis Gusti Ayu, op. cit., hlm. 14. 23 Parasuraman et al. dalam Skripsi Elis, op. cit. hlm. 10. Universitas Sumatera Utara 15 harapan mereka sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan tersebut berkualitas. Untuk memberikan penilaian yang dapat terukur, maka Parasuraman dalam Elis mengeluarkan beberapa pendapat mengenai kualitas layanan yang dirasakan oleh konsumen dapat diukur melalui dimensi kualitas layanan 24 . Hal ini menjadi dasar bagi seseorang untuk mampu menganalisis mengenai kualitas pelayanan yang dapat diberikan nilai setiap poinnya melalui dimensi-dimensi yang terkait mengenai kualitas pelayanan. Jyotsna Hirmukhe menjelaskan mengenai SERVQUAL Services Quality yang telah terbukti menjadi model yang telah banyak digunakan dalam berbagai organisasi dan industri untuk mengukur kualitas pelayanan termasuk bank, hotel, rumah sakit, restauran, hingga pelayanan umum 25 . Hal tersebut bisa menjadi alasan bahwa SERVQUAL sudah menjadi cara yang umum dan terpercaya untuk digunakan dalam mengukur sebuah kualitas pelayanan selayaknya pada yang dilakukan pada penelitian ini. Dimensi kualitas pelayanan dapat diidentifikasi melalui penelitian yang dilakukan oleh Parasuraman et al. dalam Kotler yang dikenal sebagai SERVQUAL, yakni: 1. Bukti Fisik Tangibles. Berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, dan berbagai materi komunikasi, penampilan, sarana, dan prasarana fisik perusahaan serta 24 Parasuraman et al. dalam Elis, op. cit., hlm. 10. 25 Hirmukhe, Jyotsna, op. cit. hlm.1-6 Universitas Sumatera Utara 16 keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. 2. Keandalan Reliability. Kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan, terpercaya, akurat, konsisten, dan sesuai dengan harapan. Sesuai dengan harapan pelanggan berarti kinerja yang tepat waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap simpatik, dan akurasi tinggi. 3. Daya Tanggap Responsiveness. Kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan dalam memberikan jasa dengan cepat serta mendengar hingga mengatasi keluhan yang diajukan pelanggan. Misalnya, kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan dalam proses transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan. 4. Jaminan Assurance. Kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada konsumen. Misalnya kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian, dan kesopanan dalam memberi pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.Dimensi jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi: Universitas Sumatera Utara 17 a. Kompetensi competence, yaitu meliputi keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan. b. Kesopanan courtesy, yakni meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para karyawan. c. Kredibilitas credibility, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan seperti reputasi, prestasi, dan sebagainya. 5. Empati Empathy. Kesediaan karyawan dan pengusaha memberikan perhatian mendalam dan khusus kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan dan memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik. Dimensi empati ini merupakan penggabungan dari dimensi: a. Akses, yaitu kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkanperusahaan. b. Komunikasi, merupakan kemampuan melakukan komunikasi untukmenyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukandari pelanggan. c. Pemahaman kepada pelanggan, yaitu meliputi: usaha perusahaan untuk Mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan 26 . Dalam melaksanakan pelayanan yang baik, Kasmir mengutarakan beberapa ciri-ciri pelayanan yang baik, yakni: 26 Kotler, Keller, Manajemen Pemasaran,Edisi 11, Jakarta: Erlangga, 2005. hlm. 120-123. Universitas Sumatera Utara 18 1. Tersedianya karyawan yang baik. 2. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik. 3. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah sejak awal hingga selesai. 4. Mampu melayani secara cepat dan tepat. 5. Mampu berkomunikasi. 6. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi. 7. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik. 8. Berusaha memahami kebutuhan nasabah. 9. Mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah 27 . Nasabah merupakan sesuatu yang harus dijaga. Mendapatkan nasabah berarti mendapatkan profit. Menghargai nasabah harus selalu menjadi acuan utama dalam menjaga pelayanan. Perumpamaan mengenai tamu adalah raja harus diterapkan dalam kegiatan bisnis. Artinya, melayani nasabah dengan sepenuh hati. Untuk memberikan pelayanan yang baik, Kasmir mengutarakan tentang sifat-sifat pelanggan bertujuan untuk membantu mewujudkan pelayanan yang lebih baik yakni: 1. Nasabah mau dianggap sebagai raja. 2. Nasabah mau dipenuhi kebutuhan dan keinginannya. 3. Nasabah tidak mau didebat atau disinggung. 4. Nasabah mau diperhatikan. 5. Nasabah ingin selalu dipuji. 6. Nasabah merupakan sumber pendapatan perusahaan 28 . 27 Kasmir, Etika Customer Service, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. hlm. 33. Universitas Sumatera Utara 19 Dalam praktiknya, tidak selamanya nasabah mampu merasa senang. Tidak jarang dijumpai bahwa nasabah sering kabur. Pengertian nasabah kabur adalah nasabah pergi meninggalkan perusahaan atau tidak lagi menggunakan produk yang ditawarkan perusahaan. Pelanggan kabur ada yang bersifat sementara atau selamanya. Artinya, nasabah tidak menggunakan produkjasa yang diberikan perusahaan. Hal ini dijelaskan kasmir, mengapa nasabah kabur dari perusahaan sebagai berikut : 1. Pelayanan sudah tidak memuaskan nasabah. 2. Produk yang tidak baik dan tidak lengkap. 3. Ingkar janji dan tidak tepat waktu. 4. Biaya relatif mahal. 5. Lokasi sulit dijangkau 29 . Kasmir memberikan pendapatnya dalam menyikap kualitas pelayanan yang lebih ditujukan dengan sikap melayani nasabah. Adapun yang menjadi poin- poin penting dalam melayani nasabah, yakni : 1. Beri kesempatan nasabah untuk berbicara dan mengagaskan ide mereka. 2. Ketika perbincangan terjadi, nasabah harus didengar sebaik mungkin. 3. Jangan menyela pembicaraan maupun gerak gerik nasabah. 4. Ajukan pertanyaan setelah nasabah selesai berbicara. 5. Jangan marah dan jangan muda tersinggung. 6. Jangan mendebat perkataan nasabah. 28 Ibid., hlm. 47. 29 Ibid., hlm. 58. Universitas Sumatera Utara 20 7. Jaga sikap sopan santun, ramah, dan selalu tenang. 8. Jangan menangani pekerjaan yang bukan menjadi bagian nasabah. 9. Tunjukkan perhatian dan sikap ingin membantu 30 .

3. Loyalitas