xlvii 44 Menurut Lundgre dalam Isjoni 2007 “pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang menekankan siswa saling bekerjasama, membantu mempelajari berbagai informasi atau ketrampilan yang relatif telah terdefinisikan
dengan baik”. Menurut Sanjaya 2009 “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan menggunakan sistem kelompok atau team kecil, yaitu antara
empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda hiterogen”.
45 Pembelajaran kooperatif sebaiknya diterapkan di sekolah
dikarenakan adanya dua alasan seperti yang dikemukakan oleh Salavin 1995 dan Sanjaya 2009 yang pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa
pengunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa, kedua dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan
diri dari orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah,
dan mengintegrasikan pengetahuan serta ketrampilan hal ini tidak lain karena pembelajaran kooperatif memberikan adanya kebebasan berpendapat dalam
usahanya untuk memahami suatu konsep.
a. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif, serta cara
mengatasinya
46 Siswa yang bekerja dalam kelompok kooperatif akan belajar lebih
banyak daripada siswa yang belajar pada kelas tradisional. Teori yang menjelaskan keunggulan-keunggulan pembelajaran Kooperatif diantaranya teori
motivasi yang menekankan pada derajat perubahan tujuan kooperatif mengubah
xlviii inisiatif siswa untuk melakukan tugas akademik, adapun teori kognitif
menekankan pada pengaruh dari kerjasama. Sedangkan keuntungan dalam pembelajaran cooperative learning diantaranya yaitu terciptanya suasana belajar
yang menyenangkan, berkenaan dengan berbagai macam metode pembelajaran yang berwujud dan realnya siswa bekerja dalam group-group kecil dan saling
membantu belajar materi akademis. Kerjasama dalam bentuk kelas, partisipasi yang diharapkan dari siswa adalah saling membantu satu sama lain, berdiskusi dan
berargumentasi satu sama lain, saling menilai pengetahuan dan dan perbedaan satu sama yang lainnya. Adapun kelemahannya jika terjadi pembagian kelompok yang
tidak tepat maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut: siswa yang kurang mampu akan bersifat sebagai penumpang dan yang pandai akan menjadi pengendara yang
bebas, dan kemungkinan yang lainnya siswa akan menjadi ketergantungan untuk selalu meminta imbalan ketika setiap mengajukan pendapat atau setiap kali
menjawab pertanyaan. 47 Dari hal di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui pembelajaran
cooperative di samping diperoleh pencapaian prestasi yang tinggi, juga bermakna dalam membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi
sosial dalam hubungannya dengan sesama siswa. Model Cooperative Learning diantaranya adalah STAD dan TAI adapun gagasan utamanya adalah memotivasi
siswa agar saling mendukung dan membantu dalam menguasai materi yang dipresentasikan oleh guru ke siswa. Mereka harus mendukung teman dalam satu
team untuk bisa melakukan yang terbaik. Teknik ini menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. STAD dan TAI paling sesuai
xlix digunakan untuk mengajarkan mata pelajaran yang sudah terdefinisikan dengan
jelas. Komponen utama dalam model pembelajaran TAI adalah adanya presentasi kelas, adanya team, adanya kuis, adanya skor kemajuan individual dan rekognisi
team. Dan sebagai langkah-langkah dari pelaksanaan STAD adalah: 1. Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri atas 4 sampai 5 orang dengan
memperhatikan tingkat kemampuan siswa, keseimbangan ras, etnik dan jenis kelamin; 2. Guru menyajikan materi pelajaran; 3. Setelah presentasi guru selesai
maka setiap kelompok akan berdiskusi materi yang telah dipresentasikan guru dengan membandingkan jawaban dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman; 4.
Guru memberikan pertanyaan kuis dan siswa menjawab pertanyaankuis dengan tidak saling membantu; 5. Pembahasan kuis; 6. Kesimpulan. Sedangkan
kelemahannya adalah memungkinkan adanya “pengendara yang bebas”. Dimana memungkinkan adanya seorang siswa yang tak menghiraukan kelompoknya tetapi
ada juga yang hanya sekedar titip nama pada kelompoknya. Untuk menghindari kejadian seperti ini maka diperlukan dua langkah yaitu dengan membuat masing-
masing anggota kelompok bertanggung jawab pada unit yang berbeda dalam tugasnya, dan dengan membuat siswa bertanggung jawab secara individual dalam
tugasnya maka tidak akan memberikan peluang kepada anak untuk berdiam diri dengan menggantungkan terhadap kelompoknya. Sehingga tujuan dari
pembelajaran akan dapat tercapai sebagai rencana yang telah ditetapkan.
b. Jenis-jenis pembelajaran kooperatif