Hipotesis Kedua Pembahasan Hasil Analisis Data

cxxx keaktifan siswa baik dalam bentuk pendapat ataupun berupa pertanyaan dengan saling menghargai pendapat, yang berarti akan terjadinya sering di antara para siswa. Hal ini sejalan dengan teori belajar Vygotsky yang menyebutkan bahwa hubungan sosial yang baik akan sangat membantu kelancaran dalam pembelajaran sehingga prestasi yang baik akan bisa diraihnya, lebih lanjut dijelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI menitik beratkan pada keberhasilan setiap individu yang didukung oleh kelompok dimana untuk melanjutkan pada materi berikutnya siswa diharuskan telah lulus pada setiap unit soal, jika soal unit pertama belum bias berhasil maka siswa belum diperkenankan untuk menyelesaikan soal pada unit kedua, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dan prestasi akan meningkat. Dengan demikian dari kedua bentuk pembelajaran tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran khususnya pada materi Hukum Newton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.5 di atas. Dari hasil analisis data memberikan gambaran bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI akan menghasilkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi waktu yang diperlukan cukup banyak.

2. Hipotesis Kedua

Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap prestasi, p-value Motivasi Berprestasi siswa = 0,001 0,050. Hasil uji lanjut memperkuat keputusan bahwa Motivasi Berprestasi memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Newton. Hal ini berarti bahwa dalam proses pembelajaran materi Hukum Newton faktor Motivasi cxxxi Berprestasi siswa menunjang keberhasilan dalam prestasi siswa khususnya materi hukum Newton. Tingkat Motivasi Berprestasi siswa pada penelitian ini diketahui memberikan efek berbeda terhadap pencapaian prestasi belajar fisika pada hasil uji anava tiga jalan, hasil uji lanjutnya memberikan informasi dimana siswa yang memiliki tingkat Motivasi Berprestasi tinggi mendapatkan rerata prestasi lebih tinggi yaitu 70,12 dengan standar deviasi 9,34 sedangkan siswa yang memiliki tingkat Motivasi Berprestasi rendah mendapatkan rerata prestasi 65,62 yang memiliki standar deviasi 9,09. Lebih jelasnya perhatikan hasil anava satu jalan dan analisis mean pada tabel dan gambar 4.12 di atas. p-value sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,050 sehingga melahirkan keputusan untuk menyatakan keputusan ada perbedaan pengaruh antara Motivasi Berprestasi tinggi dengan Motivasi Berprestasi rendah terhadap prestasi siswa. Motivasi Berprestasi merupakan Motivasi yang berdasarkan pada standar keunggulan hal ini ditandai oleh siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih baik, baik dari teman- temannya maupun dari yang pernah diraihnya. Hal ini sejalan dengan Mc Clelland yang mengemukakan adanya pola motivasi Hasibuan 1997: 97 untuk siswa yaitu Achlevemen Motivation dan Competence Motivation karena adanya dorongan untuk mengalahkan suatu tantangan berprestasi di kelas dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam beraktualisasi melalui prestasi belajar serta sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiati 2004 bahwa siswa dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan memperoleh prestasi yang tinggi demikian untuk siswa dengan motivasi berprestasi yang rendah prestasi hasil belajarnya akan rendah. Sehingga orang yang motivasi belajarnya tinggi akan cxxxii memperoleh prestasi yang setinggi tingginya, hal ini juga sejalan dengan teori Johnson bahwa siswa yang motivasi berprestasinya tinggi hanya akan mencapai prestasi akademis yang tinggi. Sehingga dapat diambil keputusan bahwa motivasi berprestasi yang tinggi akan memperoleh prestasi yang tinggi seperti terlihat pada gambar 4.6.

3. Hipotesis Ketiga

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan student team achievement division(stad) ditinjau dari Gaya belajar dan motivasi berprestasi

0 3 167

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA

0 6 154

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSITED INDIVIDUALIZATION) DAN TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 7

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DENGAN TIPE STAD DAN TGT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL.

0 0 18

View of EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DITINJAU DARI GAYA BERPIKIR DAN KREATIVITAS SISWA DI KABUPATEN BOJONEGORO

0 0 8

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 2 13

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DI KELAS

0 0 100