Berat dan Massa Benda Gaya Gesekan

lxxiii Gambar 2.12. Benda pada bidang miring Uraian gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah: WF = ma WFy = 0 WFx = ma N – W cos X = 0 W sin X – f ges = ma N = W cos X

d. Berat dan Massa Benda

73 Berat benda adalah gaya gravitasional yang yang dilakukan oleh bumi pada benda tersebut sehingga berat suatu benda merupakan besaran vektor yang arahnya menuju pusat bumi. Sedangkan massa suatu benda adalah banyaknya materi yang terkandung pada benda tersebut dan secara intrisik massa benda menyatakan sulit tidaknya benda bergerak, sedangkan besarnya massa sebuah benda tidak tergantung pada lokasi benda.

e. Gaya Gesekan

74 Gaya gesekan Frictional Forces saat suatu benda diam atau menggelincir slides di atas suatu permukaan maka interaksi antara benda dan permukaan dinyatakan dengan gaya gesekan, gaya gesekan dibagi menjadi dua yaitu: Gaya gesekan statis f s , besarnya f s Z [ S N untuk benda yang diam, f s = [ S W Cos X f ges X W sin X x W N y lxxiv N benda tepat akan bergerak dan gaya gesekan kinetis f k , besar gaya gesekan kinetis f k = [ k N 75 sedangkan arah gaya gesekan berlawanan dengan arah gerak benda, Dimana f s = gaya gesek statis, [ S = koefisien gesekan statis, fs = gaya gesek kinetis, [ k = koefisien gesekan kinetis dan N adalah gaya norml. Gambar 2.13. Vektor Gaya gesekan pada bidang datar WF = ma F – f ges = ma F – [ s N = ma F – [ s W = ma F – [ s mg = ma, maka m mg F a s µ = 76 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya gaya gesekan adalah: 1. Kasar atau tidaknya kedua permukaan bidang sentuh; 2. Massa benda; 3. Berat benda; 4. Kemiringan suatu benda; 5. Gaya normal benda; 6. Gaya adhesi. Dari keterangan tersebut dapatlah kita buat peta konsep dari Hukum Newton yang dapat dilihat pada gambar 2.14 berikut ini: 77 78 F gaya tarik N f ges W HUKUM NEWTON Hukum Kemalasan suatu benda atau inersia Jumlah resultan gaya tidak sama dengan nol DF = 0: WF X = 0, WF Y = 0 F aksi = -F reaksi Gaya Gaya Berat Gaya Normal lxxv Gambar 2.14: Peta Konsep Hukum Newton Tentang Gerak 1. Hukum Newton tentang gerak adalah hukum Newton yang mempelajari tentang gerak, baik gerak dalam bidang datar maupun dalam bidang miring dengan memperhatikan penyebab gerak baik itu gaya tarik atau gaya dorong; 2. Hukum I Newton mempelajari tentang kemalasan atau kelembaman suatu benda atau juga inersia, diman benda yang bergerak akan memiliki kecenderungan untuk bergerak terus, demikian sebaliknya bahwa benda yang diam memiliki kecenderungan untuk tetap diam, sehingga secara matematis ditulis WF = 0 : WF X = 0, WF Y = 0; 3. Hukum II Newton mempelajari tentang hubungan antara gaya, massa dan percepatan yang ditimbulkan. Sehingga gaya merupakan penyebab utama benda bergerak sehingga dalam hal ini jumlah resultan gayanya tidak sama dengan nol Hukum III Newton; 4. mempelajari interaksi dua buah benda. Dikatakan berinteraksi jika tindakan benda pertama terhadap benda kedua diikuti tindakan benda kedua terhadap benda pertama dan jika terjadi interaksi maka akan ada gaya yang timbul yang disebut dengan gaya kontak dengan posisi sejajar dengan gaya gesekan dengan arah gaya yang berlawanan arah atau berlaku F aksi = –F reaksi , sedangkan gaya yang tegak lurus dengan permukaan sentuh disebut sebagai gaya normal dan gaya berat; 5. Jika ada gaya gesek yang bekerja maka lxxvi gerak benda akan mengalami suatu hambatan karena gaya gesekan arahnya selalu berlawanan dengan arah gaya penyebab atau arah gerak benda.

B. Penelitian yang Relevan

1 Menurut Hardiati 2004 dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Media Animasi Simulasi Komputer dan Modul LKS ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal Siswa dalam Pembelajaran Fisika”. Hasil Penelitiannya Menyimpulkan: Terdapat adanya perbedaan antara media belajar animasi simulasi komputer dan modul LKS untuk pembelajaran fisika terhadap prestasi belajar ditinjau dari siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Siswa yang memiliki Motivasi berprestasi tinggi memperoleh prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Kesamaan adalah penggunaan media animasi dalam pembelajaran ditinjau dari motivasi berprestasi. Perbedaannya adalah penelitian di atas menggunakan media animasi simulasi komputer dan modul LKS dalam usahanya untuk meningkatkan prestasi hasil belajar sedangkan dalam pada penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD dan TAI dalam usahanya untuk meningkatkan motivasi berprestasi. 2 Menurut Hengki Danang Isnaeni 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan student team achievement division(stad) ditinjau dari Gaya belajar dan motivasi berprestasi

0 3 167

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA

0 6 154

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSITED INDIVIDUALIZATION) DAN TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 7

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DENGAN TIPE STAD DAN TGT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL.

0 0 18

View of EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DITINJAU DARI GAYA BERPIKIR DAN KREATIVITAS SISWA DI KABUPATEN BOJONEGORO

0 0 8

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 2 13

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DI KELAS

0 0 100