Luka Bakar Akibat Zat Kimia

17

5. Luka Rongga Mulut

a. Gingiva Gingiva adalah bagian dari mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi linggir ridge alveolar, yang berperan sebagai jaringan pendukung gigi, dan membentuk hubungan dengan gigi. Gingiva dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan rongga mulut yang merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan dan daerah awal masuknya makanan dalam sistem pencernaan. Jaringan rongga mulut terpapar terhadap sejumlah besar stimulus, temperatur dan konsistensi makanan dan minuman, komposisi kimiawi, asam dan basa sangat bervariasi. Gingiva yang sehat berwarna merah muda, tepinya seperti pisau seseuai dengan kontur gigi geligi Manson dan Eley, 1993. b. Luka di bagian gingiva Luka pada daera gingiva sering dijumpai akibat keadaan abnormalitas pada daerah rongga mulut. Penyembuhan luka pada daerah gingiva terbilang kompleks karena gingiva terdapat di area terbuka dan sering terkontaminasi bakteri yang masuk lewat rongga mulut Hartini IGAA, 2012.

6. Penyembuhan luka

a. Fase penyembuhan Fase penyembuhan luka dapat dibagi kedalam tiga fase, yaitu inflmasi, proliferasi, dan remodeling yang merupakan pembentukan 18 ulang jaringan Sjamsuhidayat dan Jong, 2012. Luka akan sembuh melalui reaksi inflamasi, tujuannya adalah agar membentuk jaringan parut yang keras yang akan menggabungkan bagian yang luka dan mengembalikan fungsinya seperti semula Sabiston, 1995. 1 Fase inflamasi Inflamasi adalah reaksi fisiologik setempat dari tubuh terhadap stimuli atau iritan noksius Grossman dkk., 2008. Proses inflamasi menghilangkan dan melarutkan atau membatasi agen penyebab jejas dan member jalan agar terjadinya pemulihan terhadap jaringan yang rusak Robbins dan Kumar, 1995. Setiap iritan baik traumatik, kimiawi, maupun bakterial, menyebabkan suatu rangkaian dasar aksi fisiologik dan morfologik pada jaringan vaskula, limfatik dan penghubung Grossman dkk., 2008. Pembuluh darah yang terputus pada luka akan menyebabkan perdarahan, dan tubuh berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi, pengerutan ujaung pembuluh yang putus retraksi, dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah saling melekat, dan bersama jala fibrin yang terbentuk akan membekukkan darah yang keluar dari pembuluh darah Sjamsuhidayat dan Jong, 2012. Vaskulator-mikro pada lokasi jejas akan melebar dan berisi darah , ini tidak akan terjadi apabila sifat dari jejasnya ringan Robbins dan Kumar, 1995.