28
Tikus Rattus sp termasuk binatang pengerat yang merugikan dan termasuk hama terhadap tanaman petani. Selain kerugian yang didapatkan
dari tikus ini, tikus jenis albino tikus putih banyak digunakan sebagai hewan percobaan di laboratorium untuk dijadikan bahan penelitian
Akbar, 2010 Klasifikasi tikus putih adalah sebagai berikut Akbar,2010 :
Kingdom : Animalia Filum : Chordata
Kelas : Mammalia Ordo : Rodentia
Subordo : Odontoceti Familia : Muridae
Genus : Rattus Spesies : Rattus norvegicus
Tikus putih yang digunakan untuk percobaan laboratorium yang dikenal ada tiga macam galur yaitu Sprague Dawley, Long Evans dan
Wistar. Tikus galur Sprague-Dawley dinamakan demikian, karena ditemukan oleh seorang ahli Kimia dari Universitas Wisconsin, Dawley
Akbar, 2010. Tikus ini umumnya digunakan sebagai hewan model dalam penelitian-penelitian di bidang psikologi kedokteran, biologi, dan
genetika Harkness dan Wagner, 1989. Berbagai hewan kecil memiliki karakteristik tertentu yang relatif serupa dengan manusia, sementara
hewan lainnya mempunyai kesamaan dengan aspek fisiologis metabolis
29
manusia maka dari itu tikus putih sering digunakan sebagai hewan coba Ridwan,2013
Tikus putih memiliki beberapa sifat yang menguntungkan sebagai hewan uji penelitian di antaranya perkembangbiakan cepat, mempunyai
ukuran yang lebih besar dari pada mencit, mudah dipelihara dalam jumlah yang banyak. Tikus putih juga memiliki ciri-ciri morfologis seperti albino,
kepala kecil, dan ekor yang lebih panjang dibandingkan badannya, pertumbuhannya cepat, temperamennya baik, kemampuan laktasi tinggi,
dan tahan terhadap arsenik tiroksid Akbar, 2010
30
B. Landasan Teori
Pemutihan gigi bleaching sering dilakukan di praktek dokter gigi sebagai bagian dari perawatan estetika, kandungan bahan bleaching itu sendiri
adalah hidrogen peroksida 30-35 yang merupakan zat kimia dengan konsentrasi cukup tinggi dan apabila tidak digunakan dengan hati-hati karena
memiliki sifat iritasi jika terkena mukosa rongga mulut. Namun selain efek negative yang timbul akibat efek samping bahan hidrogen peroksida tersebut,
bahan ini mampu memberikan keuntungan dibanding bahan bleaching lainnya , dimana kandungan dalam hidrogen peroksida lebih kuat dalam proses
pemutihan gigi maka dari itu kenapa bahan ini masih saja digunakan dan diperlukan dalam proses bleaching di kedokteran gigi. Mengenai efek negative
yang timbul akibat efek samping hidrogen peroksida itu disebabkan biasanya karena di rongga mulut selain terdiri dari gigi geligi juga terdapat jaringan
pendukung disekitarnya yang salah satunya adalah gingiva. Kejadian yang biasa ditemukan adalah terjadinya luka akibat pada saat proses bleaching,
bahan yang digunakan mengenai jaringan mukosa gingiva karena tidak hati- hati saat pengaplikasian maka akan menimbulkan efek melepuh karena sifat
luka diakibatkan zat kimia serta akan membuat pasien merasa kurang nyaman. Pada proses penyembuhan luka , bagian yang terpenting saat suatu
jaringan terluka adalah neutrofil sel polimorfonuklear yang akan muncul pertama kali saat prose inflamasi. Sel PMN jarang ditemukan pada jaringan
yang normal namun akan berjumlah banyak pada saat proses inflamasi. Indikator penyembuhan luka diantaranya adalah neutrofil, limfosit,
31
makrofag, fibroblast dan didukung oleh ukuran dari diameter luka. Luka dikatakan mengalami proses penyembuhan jika diameter pada luka semakin
kecil hingga mencapai 0,0 mm. Buah papaya Carica papaya L. merupakan tumbuhan yang
mengandung saponin, flavonoid, alkaloid dan tannin yang memiliki peranan penting untuk proses penyembuhan luka. Pada penelitian ini mengunakan gel
ekstrak daun papaya Carica papaya L. yang akan diujikan pada tikus Sprague dawley jantan untuk melihat pengaruhnya terhadap ukuran diameter
luka dalam proses penyembuhan luka akibat efek samping dari bahan bleaching kandungan hidrogen peroksida 35 jika terkena gingiva. flavonoid
telah terbukti baik secara in vitro maupun in vivo sebagai agen antiinflamasi.