Luka Rongga Mulut Penyembuhan luka

18 ulang jaringan Sjamsuhidayat dan Jong, 2012. Luka akan sembuh melalui reaksi inflamasi, tujuannya adalah agar membentuk jaringan parut yang keras yang akan menggabungkan bagian yang luka dan mengembalikan fungsinya seperti semula Sabiston, 1995. 1 Fase inflamasi Inflamasi adalah reaksi fisiologik setempat dari tubuh terhadap stimuli atau iritan noksius Grossman dkk., 2008. Proses inflamasi menghilangkan dan melarutkan atau membatasi agen penyebab jejas dan member jalan agar terjadinya pemulihan terhadap jaringan yang rusak Robbins dan Kumar, 1995. Setiap iritan baik traumatik, kimiawi, maupun bakterial, menyebabkan suatu rangkaian dasar aksi fisiologik dan morfologik pada jaringan vaskula, limfatik dan penghubung Grossman dkk., 2008. Pembuluh darah yang terputus pada luka akan menyebabkan perdarahan, dan tubuh berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi, pengerutan ujaung pembuluh yang putus retraksi, dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah saling melekat, dan bersama jala fibrin yang terbentuk akan membekukkan darah yang keluar dari pembuluh darah Sjamsuhidayat dan Jong, 2012. Vaskulator-mikro pada lokasi jejas akan melebar dan berisi darah , ini tidak akan terjadi apabila sifat dari jejasnya ringan Robbins dan Kumar, 1995. 19 Tanda dan gejala klinis yan timbul apabila terjadi inflamasi yaitu berupa warna kemerahan karena kapiler melebar rubor, rasa hangat kalor, timbulnya nyeri dolor, dan timbulnya pembengkakkan tumor Sjamsuhidayat dan Jong, 2012. Penimbunan sel-sel darah putih terutama neutrofil atau nama lainnya adalah sel polimorfonuklear PMN dan juga monosit memiliki peranan penting dalam proses inflamasi karena sel darah putih utamanya sel PMN mampu memakan bahan yang bersifat asing di dalam tubuh atau yang sering disebut dengan proses fagositosis ini, akan memakan bakteri dan debris sel-sel yang sudah nekrosis pada jaringan yang luka, sedangkan enzim lisosom yang terkandung di dalam sel akan membantu pertahanan tubuh dengan beberapa cara Robbins dan kumar, 1995. 2 Fase proliferasi Fase proliferasi ini lebih menonjolkan proses proliferasi fibroblast, karena itu fase proliferasi sering disebut juga sebagai fase fibroplasias. Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi, menghasilkan mukopolisakarida, asam amino glisin, dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen serat yang akan bekerja dalam proses mempertautkan tepi dari luka. Pada fase fibroplastin ini, luka dipenuhi oleh sel inflamasi, fibroblast, dan kolagen, serta pada fase ini akan terbentuk pembuluh darah baru yang disebut dengan proses angiogenesis dan 20 pada fase ini akan terbentuk jaringan granulasi, fase fibroplasias ini akan berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka. Dengan tertutupnya permukaan luka maka proses fibroplasias dan proses granulasi secara otomatis akan berhenti bekerja dan akan memulai proses pematangan pada proses remodeling. 3 Fase remodeling Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang berlebihan, proses pengerutan, dan proses akhirnya yaitu perupaan ulang jaringan baru. Fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan sampai semua tanda inflamasi dinyatakan sudah lenyap. Tubuh akan berusaha menormalkan kembali semua yang menjadi abnormal pada saat proses penyembuhan Sjamsuhidayat dan Jong, 2012. Proses penyembuhan luka bakar berasal dari proliferasi epitel sepanjang tepi-tepi luka Sabiston, 1995.

7. Peranan sel PMN Polimorfonuklear

Sel PMN neutrofil jarang ditemukan dalam jaringan ikat normal, dan akan berjumlah banyak pada saat proses inflamasi.bloom dan Fawcet, 2002 . Sel PMN empunyai inti bersegmen dengan bentuk bermacam- macam, seperti kacang, tapal kuda dan lain-lain. Segmenlobus dari inti berkisar 2-4 buah. Granula di dalamsitoplasma berukuran kecil, nampak hanya sebagai bintik-bintik kecil saja. Besarnya 10-12 mikron. Dengan 21 pewarnaan metilen biru-eosin tidak memberikan warna merah eosinofilik maupun biru basofilik, karena itu disebut neutrofil. Sel ini dibentuk oleh mielosit sumsum tulang Burkit dkk., 1995; Leeson dkk., 1996; Sudiono dkk., 2003. Produk pecahan dari komplemen dan sitokin yang dibebaskan pada tempat yang terjadi infeksi bakteri dan akan menginduksi sel-sel endotel kapiler untuk membuat dan menyisipkan dalam membrannya, sebuah glikoprotein yang disebut molekul adhesi sel endotel-1 ELAM-1 akan menjadikan permukaan lumennya lengket. Beberapa mediator inflamasi lainnya membantu sel PMN untuk menginduksi dan akan membentuk proses molekul adhesi leukosit LeuCAM yang akan membuat sel PMN neutrofil menempel pada endotel kapiler. Sel PMN akan bermigrasi menerobos dinding kapiler ke dalam jaringan ikat, melawan konsentrasi gradient dari sitokin dan mediator lainnya yang berdifusi dari tempat inflamasi. Sel PMN akan sangat responsive terhafap faktor-faktor yang menggerakknya kemotaksis. Mekanisme ini akan membuat mobilisasi cepat sejumlah besar dari sel PMN neutrofil untuk membantu makrofag yang ada dalam menghancurkan bakteri yang masuk dan berada di dalam jaringan terinflamasi Bloom dan Fawcet, 2002

8. Pengobatan topikal terhadap luka

Obat topikal adalah obat yang mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa vehikulum dan zat aktif. Zat aktif ini merupakan komponen bahan topikal yang memiliki efek terapeutik, sedangkan zat