Universitas Sumatera Utara | 22 Gambar 3.6: Q Kepala Divisi Teknologi MI6 menggunakan Sony Xperia Z5 saat
menerima panggilan telepon dari M
3.3 Subjek Penelitian
Hasil penelitian kualiatif lebih bersifat kontekstual dan kausistik yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu sewaktu penelitian dilakukan, karena itu
pada penelitian kualitatif tidak dikenal istilah sampel melainkan informan. Untuk studi kasus, jumlah individu yang menjadi informan dipilih sesuai dengan tujuan
dan kebutuhan penelitian. Orang-orang yang dapat dijadikan informan adalah orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian, orang-orang dengan
peran tertentu dan tentu saja yang mudah diakses Bodgan, 1992:5. Subjek penelitian adalah oknum yang memiliki sifatkarakteristik keadaan
yang akan diteliti itu objek penelitian. Dalam penelitian ini, yang akan dimintai informasi atau data yang berkenaan dengan konstruksi identitas diri
adalah pengguna ponsel cerdas. Pemilihan subjek penelitian dalam penelitian ini
berdasarkan tiga kriteria , yaitu:
a. Menggunakan ponsel cerdas merek apapun b. Telah menggunakan ponsel cerdas minimal selama 1 tahun
c. Telah menonton film James Bond: Spectre
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara | 23
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Data ini merupakan bahan keterangan mengenai apa yang dialami oleh individu sebagai anggota masyarakat tertentu yang menjadi objek riset. Secara
garis besar data dalam penelitian kualitatif dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis:
1. Data yang diperoleh dari wawancara
2. Data yang diperoleh dari observasi 3. Data yang berupa dokumen, teks, atau karya seni yang kemudian
dinarasikan dikonservasikan ke dalam bentuk narasi.
1. Metode Wawancara
Adalah percakapan antara peneliti seseorang yang berharap mendapatkan informasi dan informan seseorang yang diasumsikan
mempunyai informasi penting tentang suatu objek. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya. Agar mendapatkan data yang diharapkan, peneliti menggunakan
teknik panduan wawancara yaitu dengan membuat panduan pertanyaan wawancara untuk menggali pertanyaan guna mendapatkan pemahaman
yang mendalam. Dengan begitu, fokus penelitian dapat lebih terjaga dan dapat digunakan dalam waktu yang terbatas serta lebih sistematis.
Wawancara dalam riset kualitatif , yang disebut sebagai wawancara mendalam depth interview atau wawancara secara intensif intensive
interview dan kebanyakan tak berstruktur. Tujuannya untuk mendapat- kan data kualitatif yang mendalam. Metode wawancara mendalam adalah
metode riset dimana periset melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus menerus lebih dari satu kali; dikenal dengan
nama intensive interviews untuk menggali informasi dari responden atau informan. Metode ini memungkinkan periset mendapatkan alasan detail
dari jawaban informan yang antara lain mencakup opininya, motivasinya,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara | 24 nilai-nilai ataupun pengalaman-pengalamannya.
Dalam pelaksanaannya, metode wawancara mendalam ini dilakukan dengan frekuensi tinggi berulang-ulang secara intensif.
Selanjutnya dibedakan antara responden orang yang diwawancarai hanya sekali dengan informan orang yang ingin periset ketahuipahami dan
yang akan diwawancarai beberapa kali. Kriyantono, 2010: 64. Wawancara mendalam dilakukan dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antar pewawancara dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan secara
intensif dan peneliti tidak mempunyai kontrol atas informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Dengan demikian, keabsahan
wawancara mendalam adalah keterlibatan pewawancara dalam kehidupan informan Bungin, 2012:108.
2. Metode Observasi
Merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung
tanpa mediator, sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. Biasanya yang diobservasi adalah interaksi
perilaku dan percakapan yang terjadi di antara subjek yang diriset. Peneliti ketika memulai penelitian sebelumnya mengamati
informan mana yang memahami tentang objek penelitian, untuk bisa berbagi informasi awal tentang objek penelitian maupun infoman
penelitian. Suatu kegiatan observasi baru bisa dimasukkan sebagai kegiatan
pengumpulan data penelitian bila memenuhi syarat sebagai berikut Kriyantono. 2010: 110:
a. Observasi digunakan dalam riset dan telah direncakan secara sistematik.
b. Observasi harus berkaitan dengan tujuan riset yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara | 25 c. Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematis dan
dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang hanya menarik perhatian.
d. Observasi dapat dicek dan dikontrol mengenai validitas dan reliabilitasnya.
3.5. Penentuan Informan
Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mencari fenomena yang sedang terjadi. Kemudian peneliti memasuki situasi sosial tertentu
yaitu dengan melakukan pengamatan aktivitas orang yang akan diteliti. Selanjutnya untuk memperkecil ruang lingkup penelitian agar hasil penelitian ini
terfokus yaitu dengan menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive yaitu teknik penentuan informan dengan
mempertimbangkan bahwa calon informan merupakan orang yang dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk penelitian ini.
Pemilihan informan dengan menggunakan teknik ini yaitu dengan menyusun kriteria-kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria
terpenting adalah subjek memiliki pengetahun yang cukup serta mampu menjelaskan keadaaan yang sebenarnya tentang objek penelitian Kriyantono,
2010: 158. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah: 1. Pengguna ponsel cerdas usia 20-24 tahun yang aktif menggunakan ponsel
cerdas di kehidupan sehari-hari 2. Pengguna ponsel cerdas berdomisili di Kota Medan
3. Pengguna ponsel cerdas telah menonton film James Bond: Spectre
3.6. Keabsahan Data