Konstruksi Realitas Tabel Analisis Teori Konstruksi Realitas

Universitas Sumatera Utara | 110

2. Konstruksi Realitas Tabel Analisis Teori Konstruksi Realitas

No Tahapan Dalam Proses Pembentukan Realitas Sosial Informan 1 Wahyu 2 Aidil 3 Umar 4 Agung 5 Ardian 1 Eksternalisasi Informan mengiden- tifikasi ciri kesamaan dirinya dan lingkungan sosial. Informan memutus- kan untuk mengguna- kan ponsel cerdas agar tetap terhu- bung de- ngan ling- kungan so- sialnya. Informan membutuh- kan ponsel cerdas yang dapat mem- bantunya melakukan kegiatan foto bawah air. Informan mendapat info tentang produk pon- sel cerdas dari media massa televisi. Informan mengikuti tren dari teman- temannya yang ber- main game COC dan Get Rich di ponsel cer- das.Timbul keinginan untuk juga memainkan game itu bersama te- man-teman informan. Informan merasa ke- tinggalan informasi dari teman- temannya sesama ang- gota Mesin yang saling memberi informasi jarkom melalui aplikasi chatting di ponsel cerdas Informan memiliki rasa harus tetap stay up-to-date dengan per- kembangan informasi seputar du- nia kampus. Informan lalu meng- gunakan ponsel cerdas kare- na mengi- kuti teman- temanya. 2 Objektivasi Menyesuai- kan diri se- suai dengan lingkungan dengan cara membeli Informan membeli ponsel cerdas ka- rena perca- ya dengan Disebabkan hasrat ingin bermain game yang sama dengan Informan membeli ponsel cer- das dengan merek Samsung Informan membeli ponsel cer- das yang disesuaikan dengan ke- Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara | 111 ponsel cer- das sesuai dengan me- rek yang digunakan teman- temannya, yaitu merek iPhone 5 informasi dari iklan di televisi ten- tang ke- canggihan ponsel cerdas yang dipakainya saat ini yang di- mainkan teman- temannya, informan membeli ponsel cerdas iPhone 5 Galaxy DUOS yang tidak terlalu mahal, ka- rena hanya didasari tu- juan komu- nikasi adaan eko- nomi ka- ena tujuan- nya hanya untuk saling bertukar dan menda- pat infor- masi 3 Internalisasi Informan merasa te- lah menjadi bagian dari lingkungan sosialnya sesam ang- gota Dit Sabhara secara se- utuhnya, karena telah mengguna- kan ponsel cerdas dengan merek yang sama. Informan merasa te- lah mengi- kuti tren di masyarakat penyuka travelling karena telah mengguna- kan ponsel cerdas Sony Xperia Z1 Informan dapat saling terhubung dengan te- man-teman sesama pemain game COC dan Get Rich karena sudah memiliki ponsel cerdas iPhone 5 Informan dapat berbagi informasi dengan mengguna- kan media sosial karena sudah mengguna- kan ponsel cerdas Informan mendapat akses infor- masi dan tergabung dengan lingkungan sosialnya, ikatan mahasiswa dan ikatan alumni karena telah mengguna- kan ponsel cerdas Asus Zenfone 2 Dalam konstruksi realitas disebutkan bahwa institusi masyarakat tercipta dan dipertahankan atau diubah melalui tindakan dan interaksi manusia. Meskipun, masyarakat dan institusi sosial terlihat nyata secara objektif, namun pada kenyataannya semuanya dibangun dalam definisi subjektif melalui proses Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara | 112 interaksi. Objektivitas baru bisa terjadi melalui penegasan berulang-ulang yang diberikan oleh orang lain yang memiliki definisi subjektif yang sama. Isi media merupakan suatu bentuk konstruksi sosial. Media melakukan konstruksi terhadap terhadap pesan-pesan yang disampaikan berupa tulisan- tulisan, gambar-gambar, suara, atau simbol-simbol lain melalui proses penyeleksian dan manipulasi tertentu sesuai keinginan atau pun ideologi media itu. Wibowo, 2011:125. Dalam penelitian dengan kelima informan didapat fakta bahwa selain dikaitkan dengan keberadaan media massa sebagai media konstruksi sosial, keadaan tatanan lingkungan sosial informan-informan juga turut mempengaruhi proses dari konstruksi sosial. Dalam observasi dan wawancara mendalam didapat keadaan dimana informan memilih menggunakan ponsel cerdas tertentu karena disebabkan oleh arus lingkungan sosial yang akhirnya menggiring informan untuk membeli ponsel cerdas tertentu. Informan 1: “Alasan beli iPhone 5 ini, gara-gara kawan-kawan di kantor nyuruh beli ini. Mereka kan udah pake iPhone, terus ada rasa gengsi lah kalau gak pake iPhone juga. Rencana mau beli merek android kayak Samsung, tapi ga k jadi, takutnya kalah gengsi nanti di kantor ” Informan 2: “Alasan beli Sony Xperia Z1 ya karna tahan air itu. Terus aku liat di televisi kayaknya keren aja iklannya, bisa foto-foto di bawah air, terus gak rusak kalau direndam air. Ya gara-gara tv juga si h”. Informan 3: “Alasan beli iPhone 5 gara-gara kawan udah banyak yang pakai. Terus pas ditawarin sama orangtua mau beli hape merek apa, ya aku minta beli iPhone aja. Mau beli iPhone 6 kan masih mahal kali tu, jadinya beli iPhone 5 aja. Pas udah aku beli, kawan-kawan aku langsung ngajarin aku main game COC sama Get Rich itu” Namun, tidak semua informan melalui tahap konstruksi sosial dan mengalami proses konstruksi terhadap realitas sosial. Beberapa informan mengaku bahwa memilih ponsel cerdas tersebut didasari atas tujuan penggunaan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara | 113 dan keadaan ekonomi. Informan yang menjelaskan pernyataan ini ditemui di informan keempat dan kelima. Informan 4: “Alasan beli Samsung DUOS ya karena pas aja di kantong. Gak ada liat-liat iklan, brosur, atau baliho. Pas ke counter tempat penjualan langsung tanya aja hape android yang harganya murah dan bagus merek apa. Udah, dikasi sama orang counternya ya ini.” Informan 5: “Alasan beli hape ini Asus Zenfone 2, karena harganya yang gak mahal-mahal kali ya. Abang kan butuh hape buat media sosial, buat pake Line sama BBM. Pas liat-liat di counter, teliat Asus ini. Abang tanya-tanya kok gak mahal-mahal kali, spek spesifikasi-nya pun lumayan. Ya langsung angkut lah hahaha ” Untuk analisa dari film Spectre, fakta ditemukan bahwa efek dari tokoh James Bond yang ditampilkan menggunakan ponsel cerdas Sony Xperia Z5 tidak menngonstruksi pemahaman dan pengetahuan informan akan ponsel cerdas keluaran Sony tersebut. Efek konstruksi realitas yang diharapkan terjadi melalui media massa tidak muncul disebabkan berbagai faktor, seperti tokoh James Bond yang terlalu umum, informasi tentang produk yang tidak menyeluruh, dan faktor ketidakpedulian terhadap tokoh di film. Informan 1: “Kalau pengaruh dari James Bond kayaknya gak ada lah. James Bond kan udah jadi produk umum, tokoh segala umat di dunia. Kayaknya apa aja yang dipakai sama James Bond udah memang keren-keren, jadi gak ada ngaruhnya sama hape Sony Z5 ini”. Informan 2: “Terus terang kalau aku memang penggemar James Bond. Gaya dia waktu sama cewek-cewek, kayakmana menaklukkan hati wanita, gaya cakap, memang panutan lah. Cuma kalau untuk produk yang dipakainya ada pengaruh sama identitas diri, kayaknya gak ada lah. James Bond memang udah harus pakai produk berkelas, jadi gak mungkin produk 007 itu jelek-jelek. Ya jadinya biasa aja pas liat produk Sony disitu. Ya kalau memang mau jadi produk James Bond memang harus keren- keren, gak bisa enggak”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara | 114 Informan 3: “James Bond itu kan tokoh fiksi, gak ada di dunia nyata. Kayak mana kita mau percaya sama produk yang dia pakai atau dia iklankan sedangkan tokohnya aja fiksi. Jadi jujur liat produk SONY disitu pun aku awalnya ragu produknya ada apa enggak ” Informan 4: “James Bond ini gak ada pengaruhnya sama pengetahuan dan kenyataan aku. Tokoh intel Inggris kok kerjaannya becewek aja, gak ada di kenyataan kayak gitu. Keren sih keren, cuma gak perlu lah kita jadikan panutan hidup, apalagi harus ngikutin gayanya. Masak gara-gara dia pake Xperia Z5 kita harus make juga? Tekor bandar lah hahaha”. Informan 5: “Pengaruh James Bond dalam kehidupan sehari-hari ya? Kayaknya gak ada ya. James Bond itu kan memang udah legend ya, udah pemain capek lah. Gak bisa ditiru di kehidupan nyata. Jadi kalau nonton film dia, ya tonton aja jangan dibawa ke kehidupan sehari- hari. Misalkan dia pakai produk SONY, jadi kita harus pakai juga? Kan engga, itu kan cuma di film aja”.

3. Identitas Sosial